0.3

187 38 2
                                    

"Selamat pagi cinta."

Renjun datang menghampiri Haechan yang sudah siap di teras. Ia tersenyum melihat si manis menggunakan sweeter rajut berwarna biru muda dengan celana levis panjang.

"Selamat pagi Renjun." Balas Haechan tersenyum manis. Ia perlahan berdiri dari duduknya menggenggam tongkat yang biasa ia gunakan.

"Cantik banget pagi ini. Mau keman emang?"

Renjun menyolek sedikit lengan Haechan. Sedangkan Haechan sendiri hanya senyam senyum dengan tangan yang berusaha mencubit si pemuda Surabaya tersebut.

"Ih.. Renjun~"

"Hahaha, iya iya. Kita berangkat sekarang okey?"

"Okey!"

Renjun mengelus lembut surai coklat Haechan dan menggenggam tangannya. Ia pandangi lamat lamat si manis yang tersenyum dengan pandangan mata yang kosong.

Perlahan Renjun tarik tangan itu. Menutup pintu pagar dan berjalan perlahan karena kondisi Haechan.

"Oh iya, aku boleh gak minta ke toko es krim dulu. Aku lagi pengen es krim soalnya."

Renjun yang mendengarnya pun langsung mengarahkan langkahnya ke arah toko es krim di dekat perumahan.

Hanya 5 menit perjalanan mereka. Renjun menyuruh Haechan duduk di bangku yang disediakan toko.

"Haechan disini dulu ya, biar aku yang pesen. Oh iya, kamu mau es krim rasa apa?"

Haechan nampak berfikir.

"Aku mau rasa coklat sama strawberry!"

Renjun terkekeh gemas melihat ekspresi berbinar Haechan. Sekali lagi tangannya ia layangkan untuk mengusak lembut rambut Haechan.

"Oke."

.

🦊🍁🌻

.

Mereka sudah memakan es krim tadi. Haechan sangat lahap saat memakannya. Renjun tadi membawakan tiga cup es krim, dua untuk Haechan dan satu untuknya.

Saat setelah makan es krim, Haechan berniat mengganti uang yang Renjun gunakan untuk membelikannya es krim. Namun si pemuda Huang menolak dan berkata.

"Haechan, gak bisa ganti pake uang, harusnya pake cinta. Nanti gantinya pake cinta ya Haechan."

Haechan tertawa mendengar ucapan Renjun. Namun sebenarnya ia tengah baper. Oh, ayolah.. tunangannya tidak pernah memperlakukannya seperti itu. Ia sangat iri bilamana Renjun punya kekasih, pasti kekasihnya itu akan mendapat ucapan cinta setiap hari.

"Haechan kita sampai, kamu pengen naik ayunan kan?"

Haechan mengangguk. Renjun membawanya ke taman kota. Dituntunnya si manis menaiki ayunan.

"Haechan pegangan yang erat. Aku dorong nih."

Haechan hanya mengangguk dengan senyum tak lepas dari bibirnya.

Renjun pun mendorong ayunan dengan perlahan namun terkesan kuat. Tawa si manis pun keluar, sungguh indah suara yang mengalun tersebut.

Nampak sangat bahagia, sejenak Haechan melupakan masalahnya dan mencoba bahagia dengan sesosok yang sering datang mengganggunya.

"Renjun! Kamu gak naik juga?!" Haechan sedikit meninggikan suaranya.

Ia bisa merasakan bahwa Renjun masih saja mendorong ayunannya.

"Enggak, kamu aja! Aku liat kamu ketawa aja udah bikin aku seneng!"

Tak sedikit yang memperhatikan keduanya, berbicara dengan bahasa yang tak mereka mengerti. Keduanya nampak bahagia dan terus tertawa. Mereka pikir keduanya adalah sepasang kekasih.

cinta itu buta.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang