7

58 6 1
                                    

Sejak saat itu mereka kembali resmi pacaran. Seperti tak pernah membicarakan soal balas dendam itu, Nayeon menikmati hubungannya dengan Taehyung.

Herannya ia pun melihat Taehyung seperti sungguh-sungguh mencintainya. Namja itu gembira ketika bersamanya dan Nayeon merasa itu tak dibuat-buat. Ia tak tahu apakah itu hanya harapannya saja.

Mereka bertemu setiap hari. Berkencan di cafe dan mengobrol berjam-jam seperti keinginan Nayeon atau kadang-kadang kencan ala Taehyung yang membuat Nayeon hanya bisa memayunkan bibirnya namun sangat di nikmati Taehyung ketika melihat ekspresi Nayeon.

Pergi menonton konser atau ke toko membeli kebutuhan Taehyung. Mencoba makanan di pinggir jalan yang belum pernah mereka coba atau lebih tepat belum pernah di coba oleh Nayeon.

Selama itu tak sepatah pun di ucapkan keduanya tentang balas dendam. Hubungan mereka seperti mengalir begitu saja. Jauh di hati kecil Nayeon, dia ingin Taehyung menyadari bahwa namja itu mencintai dirinya.

Mata tidak bisa berbohong, bahasa tubuh tidak bisa dibohongi. Setelah beberapa kali keluar bersama, Nayeon semakin yakin jika Taehyung sudah mencintainya.

Nayeon juga merasa, semakin hari rasa cintanya pada Kim Taehyung semakin dalam. Hampir setiap detik pikirannya hanya diisi oleh namja itu. Tiba-tiba saja kim seonsaengnim yang tambun berubah jadi Taehyung, juga ayahnya yang sedang bercerita di ruang makan tiba-tiba saja berubah jadi taehyung. Nayeon jadi bingug kenapa setiap orang yang dilihatnya berubah jadi Kim Taehyung? Membuat Nayeon suka melongo tiba-tiba yang diakhiri dengan dirinya  senyum-senyum sendiri. Nayeon tak heran jika nilai IPnya yang berikutnya semua nilainya akan turun.

Hal itu juga membuat appa dan eomma nayeon bingung.

“Nayeon-ah!” panggil sang appa agak sedikit keras.

“Wae? Apa appa tak bisa memanggil lebih pelan sedikit, aku belum tuli,” Nayeon agak sebal karena ayahnya meneriaki dia sangat keras, padahal dia duduk persis di depan appanya.

“Appa sudah dari tadi memanggil-manggil kamu, tapi kamu tidak menjawab.”

“Benarkah? Aku tak mendengarnya Appa?” ucap nayeon bingung

“Gimana kamu bisa dengar kalau kamu asik senyum-senyum sendiri seperti orang bodoh. Lihat tuh ilermu saja sudah menetes di meja,” goda appa Nayeon pada putrinya.

“Appaaa..aku tak senyum-senyum sendiri apalagi ngiler,” Nayeon berusaha membela diri meskipun dia agak sedikit malu karena ketahuan melamun.

“Ckckckc…anak appa sudah dewasa rupanya. Sudah punya pacar nih?” Nayeon hanya senyum-senyum sendiri mendengar perkataan ayahnya.

“Appa harus siap-siap kehilangan putri kesayangan appa. Apa kamu tak bisa kecil saja terus Nayeon-ah biar appa tak menikahkan kamu suatu saat?” ucap appa dengan sendu

Mendengar perkataan appanya, senyum Nayeon perlahan pudar. Merasakan cintanya appanya yang besar membuat sedikit bimbang atas kesepakatan yang dia buat dengan Taehyung. Dia berada dalam sebuah persimpangan yang sama-sama berakhir pada rasa sakit dan air mata.

Nayeon  sangat mencintai seorang Kim Taehyung sampai dia rela melakukan apapun untuk pria itu termasuk membalaska dendam pria itu pada ayahnya sendiri. Bukankah appanya sudah menyakiti Kim Taehyung? Seorang yang sangat dia cintainya. Jadi siapapun itu Nayeon akan membantu membalaskan dendam namja itu, selama itu bisa membuat namja itu bahagia. Meskipun itu ayahnya sendiri.

Namun, di sisi lain Nayeon juga sangat menyayangi appanya bahkan melebihi rasa sayangnya terhadap ibunya. Dari kecil Nayeon selalu bersama appanya, mulai dari tidur, mandi, jalan-jalan dan makan. Biasanya, Nayeon kecil tak mau makan atau mandi kalu bukan appanya yang melakukannya atau sekedar menemaninya hingga dia berumur sepuluh tahun.

Love And HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang