bagian [6] - don't say anything

251 241 30
                                    

Ketika mereka membuka pintu kamar dengan keadaan Bu Fia sedang terbaring lemah dan tidak sadarkan diri, darah yang keluar dari hidungnya membuat mereka terkejut.

"Ga? Mamah kenapa?!" Ucap Rara yang melihat duluan

"Mamahh? Mah?? Mamah kenapaa???" Ujar Rangga yang menggerakkan badan mamahnya

"Kita panggil dokter aja, dok..suster..dok..tolong dok!!"

Setelah Rara memanggil dokter, dokter pun langsung mehampiri kamar Bu Fia dan mengecek.

"Dok tolong mamah saya dok, tolong dok!!"

"Iya, mas mba, tolong keluar dulu ya!" Ucap dokter itu

"Rangga__" Rara mengajak Rangga keluar

"Ra, mamah kenapa ya? takut mamah kenapa-napa!" Tanya Rangga nervous

"Kamu tenang dulu ya, kita doain sama sama mudah'an gak kenapa kenapa"
Rara memegang tangan Rangga.

"Ra, kamu adik aku sekarang!" melepaskan pegangan tangannya

"Kenapa? kalo emang aku adik kamu? apa salah aku nenangin kamu dengan cara aku pegang tangan kamu?"

"Yang awalnya kita pacaran dan sekarang ternyata kita? adik kakak!! berat banget buat aku deket kamu yang ternyata adik aku"

"Terus mau kamu apa?"

"Kita gak usah deket bahkan ketemu dulu untuk beberapa hari, sampe aku bisa menerima kenyataan ini"

"Rangga apa sih? pikiran kamu dimana? kita harus kompak, untuk kesembuhan mamah, bukannya malah saling menjauh." Ujar Rara geram

Di tengah perdebatan antara Rangga dan Rara, dokter sudah keluar untuk memberikan informasi mengenai Bu Fia kepada mereka.

"Keluarga Bu Vifiana Nissan??" Tanya dokter

"Iya kami dok! Kenapa ya??!"

"Maaf sebelumnya kami benar benar sudah melakukan yang terbaik tapi Tuhan berkehendak lain. Ibu kalian meninggal dunia pada pukul 23.11! kami turut berdukacita dan untuk kalian yang tabah ya." Ucap dokter yang sekaligus berbela sungkawa

Rangga & Rara mendengar itu semua langsung terkejut dengan wajah campur aduk sedih, Rangga menjatuhkan dirinya ke lantai sambil menangis.

"Haaa????!! gak mungkin!!" Ucap Rangga sontak lemas

"Innalilahi wa innailaihi roji'un" Ucap Rara menutup mulutnya terbengong meneteskan air mata nya

"Saya turut berdukacita atas meninggalnya ibu Fia." Bela sungkawa dokter.

"Untuk proses pemakaman bisa sekarang, atau besok, terserah pada keluarga yang bersangkutan saja, saya permisi dulu." 

••••

"Ra, gimana kita sekarang? mamah ninggalin kita. kita harus apa? aku gak kuat nerima kenyataan pahit ini semua!" Ucap Rangga dengan penuh putus asa

"Rangga aku juga gak tau harus apa! a-aku gak bisa mikirin ini, sekarang gini deh kita urusin masalah ini nanti setelah pemakaman mamah selesai, kita gak usah mikirin tentang kita dulu yang terpenting pemakaman mamah biar mamah tenang."

"Kalo gitu aku pergi ke TPU dulu untuk ngebooking liang lahat dan nisan untuk mamah."

Rara hanya menganggukkan kepalanya, kode itu berkata iya.

RANGGA  [ Proses Revisi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang