🍭~FP | 06

4.3K 537 168
                                    

Menurut kalian cerita ini makin ngebosenin gak sih? :(
Jujur aku takut kalo cerita ini malah ngebosenin dan gak jelas gitu terus gak sesuai sama ekspetasi kalian (。•́︿•̀。)
Sorry juga ya udah ku gantung tadi hehe ( ╹▽╹ )

Happy Reading!

***

Gerlan tertawa kecil, ia mendekatkan dirinya sehingga hanya ada sedikit jarak diantara mereka.

"Tenang aja, gue bakal tanggung jawab kok. Kalo bisa gue bawa lu ke KUA sekarang.."

Febby yang tidak tahan dengan keuwuan ini dia menggebrak meja dengan tidak santainya. "YA AMPUN LU KALO MAU NGEBUCIN JANGAN DI SINI DONG! GUE UWUPHOBIC ANJIR! MANA SIH DOI KAGAK PEKA-PEKA!"

Rebbeca memejamkan matanya saat suara melengking itu berteriak di telinganya, tangannya dengan tidak santai mengusap-usap kupingnya takut-takut ia akan menjadi budek/tuli.

"Feb, berisik ih! kuping gue jadi sasarannya nih!"kesal Rebbeca, Febby hanya terkekeh. Lalu tak lama datanglah Dinda dan Meili membawa pesanannya dengan raut wajah bingung ketika melihat di meja itu ada Gerlan, salah satu lelaki yang cukup famous. Ah tidak, bahkan sangat famous.

"Lah Gerlan? tumben ke sini, ada perlu apa ya?"tanya Dinda lembut, iya lembut. Karena dia menyukai pada salah satu sahabat Gerlan, jadi ia harus bisa menjaga imagenya di depan temen-temen lelaki itu supaya direstuin.

Gerlan tidak menjawab, lelaki itu bangkit dari duduknya. Tangannya mengusap pelan rambut Rebbeca, lalu tangannya ia tarik kembali. Jari telunjuk dan tengahnya ia tempelkan pada bibirnya, lalu kedua jari itu ia tempelkan pada bibir Rebbeca. "Gue pergi dulu ya, dadah cantik,"

Dan lagi, entah sudah ke berapa kali mereka semua dibuat baper oleh tingkah Gerlan yang mulai menemukan pawangnya.

"AAA BANGSAT GUE BAPER ANYING!"

"GUE JUGA, MAK MAU KAYA GERLAN HUHU,"

"ASTAGA! AA GUE BAPER, PENGEN MELEYOT ARGHHH!"

Dan banyak lagi pekikan-pekikan yang terasa alay menurut Gerlan. Rebbeca mematung, bibir gadis itu sedikit membuka lalu ia tersadar saat Meili menepuk pundaknya.

"Woy! Ca, lu..BAPER GAK PASTI BAPER KAN? SUMPAH GUE IRI AAA!!"teriak Meili sambil loncat-loncat sambil berpegang tangan pada Dinda. Kedua gadis itu tampak tidak memperdulikan orang Kantin yang memperhatikan keduanya.

Berdehem sedikit, Rebbeca berusaha untuk menyangkal ucapannya. "E-Enggak kok! apaan gitu doang baper, a-alay!"

Bohong! itu semua bohong, nyatanya pipi gadis itu memerah. Dan perutnya terasa seperti banyak kupu-kupu yang berterbangan.

Dinda mendelik tidak percaya. Ia mulai duduk di samping Febby. "Heleh gak percaya gue! jangan bohong Ca, ntar lu bersoda lu!"

"Berdosa Din, berdosa!"koreksi Rebbeca. Dinda menyengir, ia lalu mulai memakan makanannya.

TING!

"Tuan!"

Dero yang muncul tiba-tiba membuat Rebbeca berjengkit kaget. Ia memegang dadanya pelan, untung saja tidak ada yang melihatnya kaget.

"Ya ampun Dero, jangan ngagetin bisa? untung gak jantungan loh!" batin Rebbeca kesal.

"Maaf Chel, saya ingin menyampaikan bahwa anda ada misi. Misinya cukup memalukan anda Chel,"

"Hah? misi apaan tuh? feeling gue gak enak,"

"Ini misinya Chel,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 10, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Figuran ProtagonisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang