2. Ibarat Waiting List

5K 727 124
                                    

seneng bacain komen kalian tau:(
also vote yaa!







✨seneng bacain komen kalian tau:( also vote yaa!✨

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




2019

Renjun menatap kosong pemanggang roti di hadapannya, menunggu alat itu berbunyi. Ia sedang menyiapkan sarapan untuk adik-adik Dream-nya, seperti biasa, di pantry yang terhubung langsung dengan dapur.

Baru beberapa minggu setelah pergantian tahun, dan banyak hal sudah memenuhi isi kepala dan batinnya. Hari libur yang mereka dapatkan hari ini memang paling cocok Renjun gunakan untuk merenung—setelah beres-beres dorm dan mengurus para member, yang pasti.

Renjun kedatangan tiga keluarga baru. Kemarin-kemarin, diperkenalkan sebagai member baru NCT. Kalau tidak salah, salah satunya bermarga sama dengannya, lalu ada yang punya paras seperti pangeran timur tengah, dan yang seumuran dengannya—si bocah Jerman—dia berisik.

Yang Renjun tahu, ketiganya memiliki bahasa ibu yang sama dengannya. Hatinya sempat berjingkrak senang mengetahui ia akan punya teman berbicara selain Chenle, Lucas, Winwin dan Kun.

Setidaknya, itu adalah hiburan yang pantas ia dapatkan setelah agensi menuntut Jaehyun untuk mengakhiri hubungan dua tahunnya dengan Renjun, dengan dalih berusaha menghindarkan 127 yang sedang debut di pasar musik Amerika dari skandal. Terlebih lagi, skandal LGBTQ.

Renjun hanya bisa mengiyakan saat hubungan mereka dipaksa berhenti.

Sama seperti saat Jaehyun mengajaknya berpacaran saat itu, Renjun hanya bisa mengiyakan.

Emangnya ada yang bisa ia perbuat selain mengiyakan tiap kali Jaehyun mengambil sebuah keputusan? Tidak.

Renjun tidak merasa bisa menolak.


Kini dua tahunnya yang manis kandas begitu saja. Ia merasakan sesak di dadanya, itu pasti. Hatinya sakit, tapi entah kenapa... ia tidak menangis. Ia tidak mengeluarkan air mata sedikitpun semenjak perpisahan mereka. Ia lebih banyak melamun. Apa karena perasaannya sudah kebas? Kebas karena hal buruk selalu menimpanya, jadi ia sudah terbiasa?





"Awas jari!"

Renjun tersentak ketika jarinya digenggam oleh telapak tangan yang besar, dan menoleh untuk melihat si pemilik tangan. Kemudian pandangannya kembali ke tangan yang menggenggam erat jari Renjun, menghentikan jari tersebut dari mengenai lubang pemanggang roti yang masih menyala panas. Oh.

"Makasih, Jie. Mau pakai selai apa rotinya? Marmelade? Peanut butter?" Renjun, tanpa menarik jarinya dari genggaman Jisung, dengan tangannya yang lain menunjuk dua toples selai dengan dua warna yang berbeda.

"Kita lagi ada larangan konsumsi peanut butter. Kakak hati-hati sama pemanggang rotinya. Aku serius. You were spacing out dan nggak liat sekitar tadi."

How It Really Is (discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang