10. Dream Breaks

5.8K 655 246
                                    


ditinggal bentar dah 10k aje yg baca etdah🌚
sorry for the awaiting, here you go, chapter 10!














ditinggal bentar dah 10k aje yg baca etdah🌚sorry for the awaiting, here you go, chapter 10!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.





Korea, September 2019,
The Dream Show Hari pertama


Pertunjukan Mimpi.



The Dream Show.


Tur pertama para Dream.
Bahagia, gugup, semuanya bercampur jadi satu di dalam benak mereka. Mereka akan berpergian; lompat negara, bertemu fans, dan menjelajahi tempat-tempat yang mungkin sebelumnya tidak pernah mereka kunjungi. Mereka mempersiapkannya segalanya dengan niat diatas langit.

Sebagai salah satu member grup, konser pembuka tur mereka di Gocheok Sky Dome seharusnya menjadi pengalaman yang menyenangkan bagi Jeno.

Tapi tidak saat ruang ganti kini dikerumuni para member lain seusai konser yang berdurasi dua jam lebih tersebut. "Selamat atas pembukaan konsernya!" Hyung kesayangan Jeno—Doyoung, menyodorkan buket bunga berwarna limau dengan ukuran yang sejujurnya, kelihatan sedikit terlalu besar. Mereka juga tidak hanya membawa satu buket bunga, namun tiga dengan ukuran yang sama, sehingga kedatangan mereka terkesan heboh.

Para Dream langsung berdiri dari duduk dan membungkuk ketika melihat hyung-hyung mereka berdatangan untuk memberikan selamat. Senyum lebar Jeno terbit. Ia melihat Kun dan Xiaojun yang datang mewakili WayV. 127 juga tidak datang semua. Hanya Yuta, Johnny, Taeil, Doyoung...

Senyuman di wajah Jeno luntur ketika menyadari bahwa orang itu datang juga.







Jaehyun.

Berbeda dengan wajah Jeno yang keburu kaku, Renjun malah tersenyum terlampau lebar ketika melihat kedatangan mereka.

"Kun ge! Dejun!"

Renjun langsung menghamburkan tubuh mungilnya ke dalam pelukan Xiaojun. Xiaojun tertawa, satu tangannya mengelus punggung Renjun, satunya lagi memegang buket berwarna merah gelap. Duselan kecil dapat Xiaojun rasakan di lehernya, membuatnya terkekeh geli.

Tawa Xiaojun terhenti ketika menyadari udara yang mencekik tiba-tiba. Merasa ada lebih dari satu pasang mata yang sedang memandanginya tajam, Xiaojun melepaskan pelukannya dari Renjun.

Xiaojun berdeham, "Selamat atas konsernya. Abis ini kemana?"

"Masih ada dua kali lagi tampil di Sky Dome, baru abis itu ke Jepang. Selesai sama Asia Timur, lanjut ke Tenggara."

"Hmm. Jaga diri, oke? Chat aku terus. Obat-obatan jangan dilupain. Keep yourself hydrated. Selalu makan sebelom konser. Sekali-sekali boleh konsumsi malatang. Tapi inget tenggorokan! Duh, jujur rempong banget, tapi ini amanah dari Winwin ge. Soalnya kamu yang paling tua disini, paham nggak?" Cerocos Xiaojun tanpa henti.

How It Really Is (discontinued)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang