Chapter 5 : Pertemuan Pertama

14.9K 1.3K 20
                                    

PDF tersedia, minat DM harga 70rb.

.

.

.

Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto

Pairing : SasuFemNaru

Rated : M

Genre : Fantasy, tragedy, hurt/comfort

Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)

Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!

Selamat membaca!

Golden Cage

Chapter 5. Pertemuan Pertama

By : Fuyutsuki Hikari

.

.

.


Matahari baru saja terbit saat Naruto terbangun dari tidurnya. Gadis kecil itu sedikit mengernyit, tubuhnya masih terasa linu. Beberapa luka di tubuhnya pun berdenyut sakit saat dia bergerak. Sudah dua hari Tuan Teuchi pergi untuk mencari tanaman obat ke hutan. Entah kenapa hal itu membuatnya tidak tenang.


Naruto tahu jika Nyonya Teuchi pasti sedang merencanakan sesuatu. Gadis kecil itu bisa merasakan rasa tidak suka dari nyonya rumah ini. Hal itu semakin nyata saat Tuan Teuchi pergi. Naruto beringsut untuk duduk menyandarkan punggung pada kepala tempat tidur yang berderit tiap kali dia bergerak. Gadis kecil itu melayangkan tatapannya ke seluruh penjuru. Oh, bahkan kondisi gudang kerajaan saja jauh lebih bagus dari bangunan yang disebut rumah ini.

Dia sama sekali tidak menyangka jika dia akan menginjakkan kaki di tanah Rouran. Tanah kelahiran Permaisuri Sara. Naruto bahkan tidak menyangka jika dirinya masih bisa selamat setelah jatuh terguling ke dalam lembah. Dewa memberkatiku, ujarnya dalam hati. Naruto tersenyum tipis, senang karena masih bisa menjaga janjinya pada ibunya untuk tetap bertahan hidup.


Naruto menengok ke luar jendela yang terbuka. Di luar, angin bertiup kencang dan masuk ke dalam ruangan lewat jendela kemudian menerpa wajah tirusnya yang masih terlihat pucat. Angin akhir musim gugur yang cukup dingin membuatnya sedikit menggigil.


Suara deritan pintu yang terbuka mengalihkan pikirannya. Secara otomatis tatapannya tertuju ke arah pintu. Seorang anak wanita berusia tiga belas tahun berdiri di sana, menatapnya malu-malu.


"Apa benar kau tidak bisa bicara?" anak wanita itu angkat bicara setelah terdiam cukup lama, masih berdiri di tempatnya tadi. Perlahan dia masuk ke dalam kamar yang ditempati Naruto dan menutup pintu di belakangnya pelan.

"Bagaimana bisa kau jatuh hingga ke lembah?" Ayame mengernyit bingung. "Jika ayahku tidak menemukanmu, kau bisa saja mati. Kau tahu?"


Naruto mengangguk kecil sambil menatap lekat anak wanita itu yang kini duduk di tepi ranjang. Sungguh dia sangat bersyukur karena Teuchi bersedia menolongnya.


Ayame menghela napas lelah. "Namaku Ayame," ujar anak wanita itu dengan senyum manis. Rambut sebahunya diikat dua di sisi kiri dan kanan kepalanya. Pakaiannya berwarna merah muda, namun warnanya sudah pudar dengan beberapa tambalan di beberapa tempat. Tidak ada hiasan rambut di kepala anak wanita itu. Benar-benar penampilan yang tidak pernah ditemui Naruto selama dia tinggal di Kerajaan Konoha. Apa penduduk Kerajaan Rouran begitu miskin? Tanya Naruto di dalam hati.

TAMAT - Golden Cage (18+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang