PDF tersedia. Minat DM ya ^^
.
.
.
Disclaimer : Naruto belongs to Masashi Kishimoto
Pairing : SasuFemNaru
Rated : M
Genre : Tragedy, hurt/comfort, fantasy
Warning : Gender switch, OOC, OC, typo (s)
Note : Dilarang copy paste sebagian ataupun keseluruhan isi fict ini maupun fict milik saya lainnya!
Selamat membaca!
Golden Cage
Chapter 13 : Perjalanan Awal Menuju Perbatasan Rouran - Suna
By : Fuyutsuki Hikari
Penguasa Kerajaan Ame duduk di atas takhta dari batu giok. Tatapan matanya terlihat semakin tajam dan agung bersamaan dengan bertambahnya usia yang sudah diatas paruh baya. Di hadapannya, Perdana Menteri Hiashi serta Kepala Tabib Istana Shikaku berdiri dengan kepala tertunduk, memasang telinga untuk menangkap kata sekecil apapun yang terlontar dari bibir sang kaisar.
Wajah agung sang kaisar nampak gelisah saat ini. Hiashi baru saja memberi laporan jika keadaan di perbatasan Suna dan Rouran sangat genting, ditambah perdana menteri kepercayaannya itu mengutarakan keberatannya jika kepala tabib istana ditugaskan di perbatasan, mengingat kesehatan permaisuri yang tidak stabil.
Balairung berukuran besar itu hening untuk waktu yang tidak singkat. Hiashi dan Shikaku masih setia menunggu keputusan kaisar.
"Tidak adakah cara lain selain mengirim Naruto serta kesana?" tanya Fugaku dengan nada sirat akan kegundahan. Fugaku sangat takut melepas Naruto pergi, terlebih setelah ia mengetahui jika Kaisar Minato mengutus putra mahkotanya untuk menyelesaikan permasalahan di Rouran. "Bagaimana jika Pangeran Kurama mengenalinya?" tanyanya lirih, namun masih bisa ditangkap oleh Hiashi dan Shikaku.
"Yang Mulia," kata Hiashi sembari membungkuk hormat. "Hamba memiliki keyakinan jika Putra Mahkota Kurama tidak bisa mengenali Putri Naruto."
"Darimana keyakinanmu itu berasal?" tanya Fugaku dengan ekspresi ingin tahu.
"Lapor, Yang Mulia," kata Hiashi. "Sihir feniks sangatlah kuat. Hamba yakin, seseorang yang mengenal Putri Naruto saat masih kecil tidak akan bisa mengenalinya sekarang, kecuali-"
Fugaku menjulurkan kepalanya. "Kecuali apa?" potongnya tidak sabar.
"Kecuali mereka melihat tanda lahir serta tanda feniks dibahu Putri Naruto. Seperti halnya kita, mereka pasti menghubung-hubungkan dan mencurigai jati diri Putri Naruto yang sebenarnya."
Ekspresi Fugaku tak terbaca saat Hiashi selesai mengatakan apa yang ada dipikirannya. Ia lalu mengalihkan tatapannya kepada Shikaku. "Apa Naruto memang perlu diperbantukan, Tabib Nara? Diantara murid-muridmu yang lain tidak adakah yang bisa menggantikannya?" tanyanya penuh harap. Sungguh, apapun yang dikatakan oleh Hiashi tadi, sama sekali tidak membuatnya tenang.
"Mohon ampun, Yang Mulia," kata Shikaku dengan nada penuh hormat. "Diantara murid-murid hamba, tidak ada yang secakap Tuan Putri." Shikaku tidak bisa berbohong, diantara muridnya hanya Naruto yang paling menonjol. Awalnya dia sengaja mengirim Shikamaru yang selain ahli strategi juga menguasai ilmu pengobatan untuk menangani permasalahan di Suna, namun apa daya, permasalahan di sana terlalu besar dan kompleks untuk ditangani Shikamaru seorang diri. Dua hari yang lalu, putranya itu mengirimkan berita; ia meminta bantuan tambahan tabib-tabib ahli, prajurit-prajurit terlatih serta persediaan obat-obatan secepatnya mengingat korban jiwa yang terus bertambah.
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMAT - Golden Cage (18+)
Fiksi PenggemarSASUFEM!NARU FANFICTION VERSI LENGKAP BISA DIBELI DI GOOGLE BOOK/PLAY Konspirasi jahat membuat Naruto dan Kushina terusir dari istana. Dalam perjalanannya, Kushina mati, meninggalkan Naruto seorang diri. Seolah belum cukup, Naruto lantas dijual ke...