prolog

15 4 1
                                    

'Manusia tak bisa menentang takdir ataupun kapan mereka akan mati. Baik secara baik-baik ataupun secara tragis.

Tak akan ada yang tahu'

_the perfect psycho girl

•~•

Sebuah mobil  MC Laren 570S berwarna silver melintas dengan kecepatan sedang di jalanan yang sepi.

Pohon pinus berjejer di sisi jalanan, suara deru jangkrik, serta lampu-lampu jalanan yang menyorot tamaram menyisakan suasana yang mencengkram.

Seorang gadis yang duduk di kursi pengemudi tanpa penumpang itu mengapitkan rokok di bibirnya, tangan kirinya menyalakan pemantik membakar ujung puntung ganja itu.
Tangan kanannya tak lepas kendali stir mobilnya.
Sesekali menyebul asap putih keluar dari mulut seksinya menatap lurus jalanan tanpa curiga sama sekali.

Drett!!
Drett!!

Suara dering ponsel menggema, seketika siluet tajam itu menelusuri dimana letak benda pipih berlogo apel yang terus berbunyi itu.

Saat merasakan getaran itu  di bawah kakinya, gadis itu tak segan terus menggerakkan kakinya untuk meraih ponselnya.

"Ck!"
Gadis itu berdecak kesal lantaran tak kunjung bisa meraih handphone-Nya.
Tak ada pilihan lain, tangan kirinya terulur ke bawah merogoh mencari ponselnya. Sesekali fokusnya teralihkan pada tangan kanannya yang masih memegang kendali mobil.

Seulas senyum tipis terbit akhirnya ia berhasil meraih ponselnya.

Honey♥️

Tertera jelas di layar persegi panjang itu senyumnya semakin lebar kala melihat kekasihnya lah yang meneleponnya.

Saat gadis itu hendak menggeser tombol hijau ke atas, tiba-tiba pandangannya tak sengaja bertemu dengan sosok di depannya, menunduk memeluk sesuatu menghalangi jalannya.

Seketika kakinya menginjak rem secara mendadak menimbulkan suara decitan yang cukup keras hingga hampir saja kepalanya terbentur stir mobil.

Dengan nafas memburu dan jantung yang berdetak kencang, gadis itu mengangkat kepalanya melihat siapa yang baru saja menghalangi jalannya.

Seorang gadis bertubuh kecil dengan balutan Jaz hujan hitam tampak ketakutan dengan memeluk seekor kucing Persia berwarna putih yang di penuhi darah bahkan menetes di aspal.
Gadis itu tampak begitu ketakutan, tubuhnya bergetar, kepalanya menunduk dipadu suara isakan kecil terdengar begitu hancurnya kehidupan gadis itu.

Gadis yang ada di dalam mobil keluar dengan tergesa-gesa menghampiri gadis kecil dengan raut khawatir.

" Ka-kamu nggak papa?. A-ada yang lu-luka nggak?. Ma-maaf tadi a-aku nggak sengaja . Maaf, maafin aku,"
Tanyanya tergagap.
Ia menatap dengan rasa amat bersalah.
Ya Tuhan, bagaimana bisa ceroboh ini.

Tak mendapat respons dari gadis kecil itu membuat skyla semakin frustasi.
Ia mengacak rambutnya mendesis pelan.
Apa yang harus dirinya lakukan?.

Tiba-tiba saja gadis kecil itu mengisak tangis semakin traumatis. Tubuhnya bergetar hebat.
Melihatnya, Skyla merasa semakin bersalah.

" J-jangan nangis. Dimana orang tuamu? Kenapa kau ada disini?. Please jangan nangis_" Skyla semakin bingung. Kenapa gadis itu harus menangis, bagaimana cara menenangkannya?.

"Ku-kucingku___" Dengan terbata-bata gadis kecil itu menunjukan seekor kucing di gendongannya tepat di hadapan Skyla.

Melihatnya, seketika Skyla membulatkan matanya terkejut, lantas berteriak sangat kencang saat kepala dengan kumis panjang itu bergelantung hampir putus dengan tubuhnya serta sebuah pisau tertancap di atas kepala kucing itu.

MIRROR (The Perfect Psycho Girl)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang