Pagi ini Lydia sudah kembali seperti biasa tak ada sedikitpun raut kesedihan di wajahnya.
Saat Lyodra tengah melayangkan tatapan penuh pertanyaan, Lydia berkata "Jangan tanya apapun lagi tentang hal kemarin. "
Walau rasa penasaran itu masih ada dalam diri Lyodra, ia tetap diam, jika bertanya lagi Lydia mungkin akan menangis lagi, dan Lyodra tidak suka hal itu.
Lyodra menghabiskan sarapannya, mamanya sudah lebih dulu berangkat ke kantor tempat mamanya bekerja. Kalau kakaknya kuliah di tidak terlalu pagi.
Lyodra memasuki sekolahnya sekarang, suasana pagi itu sangat menyenangkan.
"Pulang sekolah nanti gue mau cerita ya Nuc,"Lyodra datang ke kelas dan langsung berujar pada Nuca.
Sepulang sekolah hanya ada ia dan Nuca menyusuri jalanan sepi yang dipilih mereka jauh dari pusat perkotaan.
"Kenapa Ly?"suara setengah teriak dari Nuca itu membuyarkan lamunan Lyodra.
" Kakak gue kayaknya punya masalah sama papa yang gue nggak tahu, dia bahkan nggak mau cerita,"
"Kak Lydia emang nggak pernah mau cerita ya?"
"Engga pernah dan tadi malam untuk pertama kalinya gue lihat dia nangis dan karena pertanyaan bodoh itu, tapi jujur gue juga sakit hati selama ini, dia pendam sakit hatinya sendiri dan gue engga bisa mengerti apapun, rasanya gue selama ini nggak tahu apa-apa,"
"Kalo mama kamu gimana?"
"Hal yang bikin aku bingung lagi, mama kayak selalu mendukung dan menjadikan kak Lydia itu prioritas, aku nggak tahu terlepas sejauh sakit yang kak Lydia rasain. Tapi aku nggak bisa ngerti kalau mereka nggak mau ngasih tahu,"sejak semalam berpikir tentang mama dan kakaknya, Lyodra tak sedikit pun menemukan titik terang, hanya ada pertanyaan-pertanyaan yang terus bertambah.
"Aku nggak bisa kayak kak Lydia," Lyodra meneruskan perkataannya.
"Kamu tetap yang terbaik Ly,"
Isakan pelan dari Lyodra semakin terdengar, "Aku nggak kayak kak Lydia, kebanggaan mama, sekolah di tempat favorit, cantik, pintar....," Isakan Lyodra semakin keras ia menangis sejadi-jadinya.
Motor Nuca sudah berhenti di tengah jalan, ia sengaja memilih jalan yang sepi.
"Aku nggak punya saudara, aku anak tunggal aku nggak tahu persis apa yang kamu rasain, okay kok jadi cemburu,"
"Mama selalu jadiin aku tumbal buat ketemu papa, ada di acara papa, tapi dia nggak sekali pun muji aku, nanya keadaan aku baik atau bagaimana pulang dari ketemu papa,"
"I am here Ly, aku bakal ada terus buat kamu,"selalu dan selalu Nuca yang ada di sana saat Lyodra dalam sisi terburuknya. Sisi terbaiknya pun Lyodra tak pernah sekali pun melupakan Nuca.
" Thank you ya Nuc, kamu harus tetap kayak sini sama aku."sambil terisak Lyodra memeluk Nuca.
"Iya Ly, janji." Nuca memeluk Lyodra erat mengalirkan energi positif sebanyak yang ia bisa pada Lyodra.
Setelah puas menangis dan menyusuri jalan hingga sore, Nuca mengantarkan Lyodra ke rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Story About You
General Fiction31 Desember 2021 Lyodra yang hidup di keluarga yang broken home, anak perempuan terakhir di kelurga yang pada umumnya manja sangat berbanding terbalik dengan kehidupannya. Kakaknya Lydia, selalu jadi bahan perbandingan dengan dirinya. Ayahnya yang...