5. Aturan Baru

12 3 0
                                    

"Eits pulang sore dari mana kamu?" begitulah sambutan dari mama Lyodra begitu Lyodra memasuki ruang tamu.

"Aku jalan sama teman ma,"acuh tak acuh tak acuh Lyodra Berkata sambil ingin beranjak ke kamarnya.

"Jalan sampai sore gini?" Begitulah Lidya bergabung dengan obrolan Lyodra dengan mamanya.

"Apaan sih Kak masih juga sore!"

"Kamu jalan sama teman laki-laki??" tanya mama Lyodra.

"Iya ma teman kok"

"Kamu Mama perhatikan udah beberapa kali jalan sama dia, lain kali jalan sama teman yang lain, perempuan, jangan sama lelaki terus. Awas kamu nggak bisa jaga diri dan hamil duluan."

"Ma, aku tahu apa yang aku lakukan dan dia itu tuh teman aku Ma."

"Pokoknya Mulai sekarang kamu pulang sekolah langsung pulang ke rumah, enggak ada alasan apa-apa. Kamu cuma bisa keluar kalau untuk kegiatan private jangan ikut-ikut kegiatan."

"Ma aku nggak mau." Kedua ibu dan anak itu memang tak pernah bisa bicara dengan tenang, keduanya terus berdebat.

"Kalau nanti kamu masih keluyuran, Mama titipin kamu ke Papa kamu, kamu tinggal sama papa kamu sana hidup bebas,"

"Ma, tapi nggak bisa gini dong Kak Lidya pulang sore, pulang malam enggak pernah mama marahin!"

"Kan gue kuliah, ya kuliah bisa pulangnya sore atau malam dan cuma berapa kali aku pulangnya sore, bukan kayak kamu Ly," Lydia membela diri.

"Ah terserah kalian," Lyodra masuk ke kamarnya membanting keras pintunya.

Maka setelah hari-hari setelahnya Lyodra mengurangi pertemuannya dengan Nuca hanya sebatas di sekolah.
Selain di sekolah keduanya tidak pernah ke mana-mana lagi. Begitu juga dengan teman-temannya yang lain.

Selain mamanya yang terus mengontrol pergerakannya, kakaknya juga ada disana setiap hari laporan tentang keberadaan Lyodra di rumah atau tidak Kejadian ini sungguh menyebalkan.

"Kak ini semua gara-gara Lo, gue nggak bisa keluar ke mana-mana lagi."Lyodra sudah muak karena sekarang dia sudah harus berada di rumah.

"Kenapa harus sekarang kenapa harus gue yang disiksa salah gue apa?"

" Ya nggak ada salah apa apa, kamu masih kecil Ly, kamu masih labil."

"Dia kalau lo nggak bilang apa-apa, Mama enggak akan bisa ngelarang larang gue kalian berdua kenapa harus menyiksa gua sih."

" Nggak pernah gue kepikiran nyiksa elo, dengar kakak Ly. Waktu masih sekolah aku nggak pernah tuh pulang malam, nggak pernah keluyuran, semuanya baik-baik aja kan?"dengan sedikit nada yang diperhalus dia mengatakan itu kepada Lyodra.

"Kak kalau lu nggak suka keluar-keluar nggak berarti gue juga nggak suka keluar-keluar, loh ini gue pulang sekolah aja harus langsung ke rumah ini bikin gue bisa gila."

"Tapi kalau lu keluar terus lu bisa kena pergaulan yang nggak baik. "

Dengan Gigi merapat Lyodra geram mendengar penuturan kakaknya." Ya gue bisa pilih pergaulan gue kak! "

"Tapi di rumah lu bisa lebih aman Dek. "

"Tapi di rumah ini guekesiksa kak. Nggak kaya lo yang selalu dikabulin kemauan sama mama, yang pintar, berbakat, cantik. Lo bisa melakukan segalanya yang Mama minta gue enggak bisa Kak dan gue benci itu."Lyodra berkata dengan suara bergetar menahan tangisannya.

"Tapi dek Nggak gitu. "

"Terserah deh Kak, " sambil menyenggol bahu Lidya Lyodra beranjak ke kamarnya membanting pintu berteriak
"Gua benci lo semua"

A Story About You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang