Beberapa hari kemudian, tepatnya di kediaman momiji.saat itu ia dan keluarga nya tengah kumpul bersama sambil menikmati teh pagi hari.mereka membicarakan banyak hal, berbagi cerita dan lain sebagainya.
'Tuk' bunyi itu di keluar kan dari secangkir teh dan meja yang saling beradu. Keadaan dirumah seketika hening saat Ayah momiji menghela kan nafas berat.
"Momiji, ayah tau ini berat.Tapi ayah udah mikir 100 kali buat ngomong ke kamu." ucap ayah momiji yang langsung memecahkan keheningan. Tangan sang ibu mengelus pelan pundak momiji sambil menatap sang suami lalu mengangguk. Momiji menganggukan kepalanya pelan pertanda ia akan mendengarkan ucapan ayahnya itu.
"Ayah mau kamu pindah kuliahnya ke Yokohama.dan ayah juga mau kamu setuju sama keputusan ayah ini. Ayah udah mikirin ini mateng², demi kebaikan dan masa depan kamu juga." ucap sang ayah tegas.
Momiji hanya terdiam, ia ingin menolak. Hatinya bergetar sangat kencang, rasanya seperti tenggelam di laut yang dalam.ia mencoba untuk angkat bicara, dan..
"Ayah, momiji gak mau. Momiji udah nyaman disini. Disini juga pendidikan nya bagus, yah. Momiji juga udah punya banyak temen, udah bisa nyesuain sama lingkungan. Ayah sendiri tau kan kalo momiji susah nyesuain diri sama lingkungan, terus juga-" ucapan momiji terpotong karna sang ayah mencoba untuk menjelaskan maksud dari tujuannya itu.
"Nak, momiji. Ayah tau kamu kaya gini karna ga mau ninggalin [y/n] juga kan? Ayah juga tau kalo kamu sayang sama temen²kamu yang disini. Tapi keputusan ayah udah bulat, momiji.ayah ga akan nyuruh kamu putus sama [y/n].kamu juga belum pernah ngenalin [y/n] ke kita semua.ayah mau kamu selesaikan dulu kuliah kamu, terus kamu nyari kerja biar bisa nikahin [y/n], momiji. Ayah ngambil keputusan ini bukan karna ayah mau misahin kamu dari [y/n], justru ayah dukung kamu sama [y/n].jadi ayah nyari universitas yang lebih bagus di Yokohama. Nanti kalau kamu udah kerja, udah ada penghasilan, kamu boleh bawa [y/n] kesini. Sekarang kamu paham kan maksud ayah?" ucap tegas sang ayah. Momiji mengerti, ia mulai mengangkat kepalanya sambil menatap mata ayahnya itu. Ia mengangguk tanda setuju. Lalu kegiatan minum teh itu dilanjutkan kembali.
***
Siang hari, Dikamar momiji
"Gimana gue ngasi tau (name) ya... Dia bakal setuju ga ya kalo gue pindah.." momiji mulai membatin dikasur empuknya itu. Hingga tiba² ada suara pesan masuk dari HP nya itu. Saat ia lihat, ternyata pesan dari temannya.
Makoto:
|Yo!! Konnichiwa, momiji-san!!.Momiji:
Yoo konnichiwa. Ada apa nih tiba²| ngechatt?.Makoto:
|gue mau ngundang lu keacara ulang tahun gue besok.Momiji:
Oooh.. Boleh², dimana tempatnya?|Makoto
|Dirumah gue. Kalo lu mau bawa ade/pacar lu juga boleh. Yang penting rame, gausah bawa kado juga gpapa, yang penting lu dateng. Kan lu temen seperjuangan gue. Jadi gw berharap sebesar²nya ke lu. Dateng ok???!.Momiji:
Iya² gue nanti dateng. Jam berapa dimulai| nya?Makoto:
|jam 1 siang, kalo mau dateng jam 12 juga boleh.Momiji:
Oke deh, besok gue dateng. Tenang aja|Makoto:
|👍🏼🙏🏼🗿.Percakapan mereka berakhir.dan momiji memiliki ide untuk mengajak (name) ke acara ulang tahun Makoto. Momiji memutuskan untuk mengabari (name) kalau besok dia harus ikut keacara ulang tahun temannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝘴𝘩𝘪𝘯𝘦 𝘭𝘪𝘬𝘦 𝘢 𝘥𝘪𝘢𝘮𝘰𝘯𝘥🌸 [Momiji x Reader]
Fiksi RemajaTahun ajaran baru yang membuat ku bertemu dengan first love ku. matanya yang sering tertuju pada cahaya yang rasanya seperti gerbang menuju masa depan entah ini cinta atau bukan, tapi rasanya ini sangat bergejolak. Apakah aku bisa menggapainya? ||...