Holaaa~'
Akhirnya, libur telah tiba ಥ‿ಥ
Aku bisa memegang kegiatan menulis di akun ini lagi ʕっ•ᴥ•ʔっSelamat membaca🌹
.
.
.
.
.
.
Aroma mawar adalah hal pertama yang melewati hidung Jisung sesaat setelah ia terjaga. Matanya mengerjap kebingungan sebelum tampak sayu kala menyadari bahwa dirinya membutuhkan lebih banyak waktu untuk beradaptasi. Pria itu lantas mengerang lalu menarik selimut untuk menutupi hidungnya. Renjun benar-benar telah kehilangan pikirannya untuk menggeluti dunia per-bunga-an dan menempatkan masing-masing satu canvas bunga di setiap ruangan. Apa kakaknya itu berpikir bahwa rumah mereka adalah sebuah taman bunga?
Jisung pun menghela napas sebelum mengubah posisi, berbalik ke segala arah untuk meregangkan tubuh. Tirai jendela kamar bersinar semu, menunjukkan waktu di mana matahari telah terbit. Begitu ia melirik jam dinding, jarum pendek telah berhenti di angka sembilan. Jisung kemudian terduduk dan bergegas turun dari ranjang untuk pergi menuju lantai bawah.
“Aw, bujang kita udah bangun!”
Dari tangga, Jisung sudah bisa mendengar seseorang berbeo ria. Anak itu lantas berhenti sejenak sembari bertumpu pada pagar pembatas, memberikan Jaemin--sang terdakwa--kedipan mata. Di tempat, pria tersebut sudah tertawa dengan keras, sukses menular pada Jisung yang membuatnya segera melanjutkan langkah dan pergi ke dapur. Seperti sesuatu yang tidak pernah hilang, keduanya pun berbagi pelukan singkat sebelum Jisung mengambil makanan.
Hidungnya mendengkus kala aroma bunga yang tidak ia ketahui namanya itu menyapa sang empu dari atas rak.
“Renjun hyung belum bangun?” tanya Jisung sembari menarik kursi di samping Jaemin.
“Dia ada di kamar mandi,” jawab sang kakak.
Yang termuda di sana hanya mengangguk kecil sembari menyuap makanan. Akan tetapi, sepersekian detik, dahinya mengernyit saat rasa asin menggigit lidahnya dengan kuat. Jisung pun terbatuk, mengejutkan Jaemin yang langsung membawakannya segelas air.
“Astaga, aku lupa memberitahumu jika yang berada di atas kompor itu masakan Haechan,” ujar Jaemin seraya menyingkirkan panci makanan milik sang kakak, menyimpannya di tempat yang tidak mudah dijangkau oleh mata. Ia tidak peduli jika Haechan akan protes nantinya.
Setelah itu, Jaemin segera mengambil makanan buatan Renjun yang bersembunyi di rak tempat penyimpanan toples-toples bumbu, spontan membuat rahang Jisung jatuh tidak percaya. Jaemin hanya terkekeh lalu membawakan piring baru untuk sang adik.
“Sebenarnya apa yang kalian lakukan?”
Jaemin mengangkat kedua bahunya tak acuh. “Mereka berkompetisi tadi pagi, memasak dengan menu yang sama. Hyung yang kebetulan terjaga tiba-tiba jadi juri dadakan untuk mencicipi satu kuah beracun dan satu kuah setengah rasa. Tentu saja Haechan kalah, tetapi begitu Renjun pergi, ia menyembunyikan masakan pria itu dan memampang masakannya dengan bangga.”
Meski Jaemin berkata bahwa masakan Renjun itu setengah rasa, tetapi ini jauh lebih baik ketimbang kuah laut milik Haechan. “Aku harap Haechan hyung tidak pernah menyentuh dapur lagi, kemampuannya tidak berkembang,” kata Jisung di luar kepala, nyaris tidak menyadari eksistensi sang kakak yang berada di ruang tengah, mendengar semuanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BROTHERS; Blossom - Park Jisung
Fanfic[Season 2 of BROTHERS] Jisung akan melangkah menuju dunia baru, mempelajari lebih banyak hal tanpa pengawal. Jisung akan melangkah menuju lautan baru, berenang dan tenggelam untuk berkunjung pada setiap rumah emosi. Jisung akan melangkah menuju seme...