Training

994 74 1
                                    

Hi! I'm back!

Happy New Year 2022! Semoga tahun ini lebih baik dari tahun sebelumnya ^^

No Warnings! Enjoy!

"Aku tidak bisa meneruskan ini, Mr. Stark," katanya, "latihan ini terlalu berat"

Tony yang duduk di pojok ruangan tersenyum kecil, "Tidak bisa begitu, kau harus meneruskan pelatihan ini"

"Ini- arghh." Peter melempar sarung tinjunya ke dinding, membuat dinding itu sedikit retak. "Ups- Sorry"

Happy yang menjadi partner tinju Peter kelelahan, keringat menetes deras dari dahi dan pelipisnya. Ia mengangkat tangan kanannya, "Aku lelah, rasanya aku bakal mati hari ini"

"Kau boleh beristirahat Hap" Si milyuner itu melepas kaca mata hitamnya, "Tidak untukmu, spider-boy"

"Mr. Stark.. Aku Spider-Man, bukankah kau ingat? Maksudku, latihan-latihan ini tidak perlu. Aku bisa menendang bokong penjahat hanya dengan naluriku. Seperti boom! Aku bisa mengalahkan vulture tanpa bantuan darimu-"

"Begini Peter." Tony tidak punya pemikiran yang sama dengan Peter, dia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menghampiri si enam belas tahun, "Pelatihan ini, bukan untuk melatihmu menjadi Spider-Man. Tetapi melatihmu menjadi Peter Parker."

"Tunggu, apa?"

Si Milyuner itu berpikir Spider-Man bisa menjaga dirinya sendiri, tapi, seorang Peter Parker tidak bisa. Peter yang mendengar omongan Tony hanya melongo tidak percaya. Kaki Peter mengetuk-ngetuk lantai dengan gugup, "Aku tidak paham"

"Oke, Spider-kid" Tony mengeluarkan sesuatu dari kantongnya.

"Spider-Man. Sir"

"Whatever. Lihat ini," Tony mengetuk dua kali ponsel yang baru saja ia keluarkan dari kantongnya, lalu muncul hologram dimana Peter mengangkat loker kelasnya hanya dengan satu tangan. Muncul lagi video saat Peter tidak sengaja melepaskan pintu sebuah toko ketika Peter cuma berniat membukanya. Video terakhir dimana Peter tidak sengaja menyenggol perut teman Flash, ketika Peter sedang mencari-cari bukunya. Teman Flash itu sampai terpental ke belakang.

Tony memasukkan ponsel cerdasnya kembali ke kantong, "dan lihat retakan tembok yang baru saja kau buat hanya karena melempar sarung tinju"

"Uh Oh, Sorry"

Happy yang sedang beristirahat, tiba-tiba ikut menyahut, "Jangan lupa dia membuat tulang keringku retak, karena tak sengaja menabrakku saat aku membuka pintu untuknya"

"Happy beruntung, kau lihat teman sekelasmu dari video tadi? Tulang rusuknya patah" Tony mengangkat bahu. "Kau tahu siapa yang membereskan keberadaan video-video tadi Peter? Aku"

"Maafkan aku Mr. Stark, sir" Peter menggosok-gosok lehernya dengan gugup, "Aku tidak bermaksud untuk begitu. Aku tidak sengaja- Aku hanya- Iya, iya, baiklah. Maaf. Aku akan berhenti bicara jangan menatapku begitu, please?"

"Untung saja video-video tadi langsung dilaporkan oleh Happy, berterimakasihlah padanya, nak" Tony kembali duduk di kursinya.

"Te- terima kasih, Happy" anak itu berupaya tersenyum.

**

Ned : Dude, apa kau bercanda? Maksudmu teman Flash yang itu? Kevin? Calvin? Aku lupa namanya. Kau menghabisinya secara nggak sengaja?! Dan kau baru tahu sekarang?!!

Peter : Iya, Ned. Aku tidak tahu kalau dia tidak masuk selama sebulan gara-gara aku.

Ned : Itu bukan salahmu, Pete. Kau tidak sengaja.

Peter : Kalau aku lebih hati-hati, dia pasti nggak akan berakhir begitu. Anyway, see you later Ned. Mr. Stark memanggilku.

Ned : Oke, good luck.

**

Peter tahu kalau dia tidak sengaja melakukan semua yang ada di video tadi. Tetapi tetap saja dia merasa bersalah. Ia jadi ingat ketika pertama kali bangun dengan kekuatan yang besar dan indra yang begitu peka. Peter bahkan tidak bisa tidur selama dua hari karena kepekaan indranya saat itu.

Untuk sekarang, Peter sudah terbiasa dengan indra-indranya. Tetapi kemampuannya mengontrol kekuatan sepertinya berkurang. Sepertinya hal itu terjadi karena dia terlalu sering berpratoli menjadi Spider-Man sehingga tubuhnya automatic menggunakan kekuatan aslinya. Hal ini sangat merepotkan bagi Peter. Kalau tidak ada Happy dan Tony, pasti Peter akan viral di medsos.

Peter menghembuskan napas kecil dan menghampiri Tony yang sedang memakan sebuah donat dengan taburan meses coklat di atasnya. Tony yang melihat Peter datang, segera menaruh sisa donatnya dan membersihkan remah-remah donat yang ada di tangannya.

Tony meminta Happy untuk melempar botol yang ada di meja tepat di samping tempat Happy duduk. Happy melemparnya dengan hati-hati, namun, Tony ternyata tidak menangkap si botol. Melainkan memukul botol itu dan membuat botol itu melayang ke arah Peter.

Peter yang tidak fokus karena tenggelam dalam pikirannya sendiri terkena telak lemparan itu. Bocah laba-laba itu kehilangan keseimbangan hingga terjatuh.

"Kau, baik-baik saja Peter?" Tony mengerutkan dahi. "Dimana Peter-Sense milikmu?"

"Spider-Sense, sir"

"Sama saja." Tony berjalan mendekat lalu menjulurkan tangannya, Peter menerima uluran tangan itu dan berdiri.

"Terimakasih Mr. Stark" Peter tersenyum kecut, "Tadi aku tidak fokus. Atau memang aku sudah merasa aman di sekitar kalian, jadi Spider-Sense milikku tidak berguna"

"Kau percaya kepada kami?" Happy ikut bergabung dalam pembicaraan. "Tony punya masalah dengan hal 'percaya' pada orang lain-"

"Ssshh, sekarang kita hanya boleh fokus pada masalah Peter. Bukan masalahku, Happy" Tony memutar bola matanya, "So, Peter. Kau mau lanjut latihan kan?"

Peter menunduk, dia tidak tahu harus menjawab apa. Dia merasa semakin merepotkan milyuner di depannya itu. Ia seharusnya mengatasi masalahnya sendirian, bukan merepotkan orang lain begini.

"Peter?" Tony menepuk bahunya, "kalau kau menolak, aku akan melepas semua asetku darimu"

"Tony, bukankah itu berlebihan?" Happy melihat wajah Peter yang mengkhawatirkan.

Peter tercekat, dia sudah diberi kostum oleh Tony. Semuanya begitu keren, dia bahkan ditawari untuk tinggal di compound Avengers. Tetapi waktu itu ia menolak. Mengira semuanya adalah test. Padahal kata Happy, waktu itu Tony sungguhan mengumpulkan pers di compound.

Bocah laba-laba itu tahu, sekarang pun Tony juga serius. Jika dia menolak, maka semua aset yang Tony berikan kepadanya akan ditarik. Bukan hanya kehilangan aset, tapi, Peter akan kehilangan kesempatan bertemu dengan Tony. Hal itu yang membuat Peter tidak akan rela. Dia tidak ingin jauh-jauh dengan mentornya itu.

"Peter?" Happy menepuk pundak bocah itu dua kali.

Peter tersentak, "Iya, aku akan meneruskan latihan ini"

**

"Ok, Peter. Pukul Happy jangan sampai dia harus ke rumah sakit setelah ini. Pukul dia dengan kekuatan minimum."

Peter mengangguk, dia memukul Happy dengan daya pukul yang sangat ia kurangi. Akhirnya, setelah selama seminggu berlatih mengontrol kekuatannya, Peter sudah bisa mengatur daya pukulnya dengan baik. Happy bisa menahan pukulan Peter tanpa harus masuk rumah sakit.

Peter tersenyum, "Aku berhasil Mr Stark"

"Oh, ini masih pelatihan level satu"

Si bocah laba-laba mengernyitkan dahi, "Apa maksudmu Mr Stark?"

Tony tersenyum kecil. Dia merogoh kantongnya, lalu mengeluarkan sebuah ponsel pintar.Si milyuner mengetuk layar ponselnya dua kali, "Ada sebelas level lagi, melatihmu membuka pintu tanpa merusak hingga melatihmu mengontrol Peter-Sense"

"Kenapa banyak sekaliii" Peter mengeluh dan melempar sarung tinjunya ke tembok lagi. Kali ini retakan itu lebih besar daripada retakan yang dulu.

Tony memutar bola matanya, "Aku buat jadi lima belas level."

"Sorry"

FIN

Spider-kid and Iron-dadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang