What if Having Spider-Sense is not always a good thing?
Semestinya, punya Spider-Sense adalah hal yang luar biasa bagi Peter. Bayangkan punya semacam alarm pribadi yang selalu memperingatimu ketika ada bahaya. Terdengar mengagumkan, benar? Sayangnya, menurut Peter, punya Spider-Sense bukan hal yang luar biasa. Malahan, bocah laba-laba itu menganggap Spider-Sense sebagai hal yang menyebalkan.
"Hey, Dude. Kau oke? Wajahmu terlihat berantakan." Ned menyapa Peter yang sedang memasukkan tas ransel ke dalam loker.
Peter menautkan alis, "Aku tidak papa. Hanya-"
Tiba-tiba kepala Peter berdenyut kecil, ia segera melihat ke sekitar dengan gesit. Ternyata Flash sedang melempar bola basket yang arahnya tepat menuju ke kepala Ned. Peter segera mendorong Ned dengan bahunya, membuat Ned terhuyung ke arah belakang. Sedetik kemudian bola basket itu tepat mengenai wajah Peter. Remaja itu menghela napas, 'Setidaknya tidak mengenai kepala Ned'
"Flash!" Sahabat Peter itu memekik nyaring ketika si pembuat onar datang dengan teman-teman satu gengnya. Ned segera mendekat ke Peter, "Kau tidak apa, Peter?"
Peter menyentuh hidungnya, tidak ada lecet sama sekali di sana. Peter berbisik ke arah Ned, "Aku pernah mengalami yang lebih buruk, tenang saja."
"Ohhh! Lihat teman-teman! Padahal aku mengincar kepala si gendut, ternyata malah mengenai wajah si culun di sampingnya." Flash tertawa terbahak-bahak, dia menepuk pundak salah satu temannya, "Padahal kami sudah menyiapkan hal yang lebih buruk buatmu, Parker. Tapi, karena wajahmu tadi cukup menghibur.. Jadi, aku membiarkanmu." Kemudian anak-anak nakal itu berlalu pergi.
Peter menghela napas dibuatnya. Ned mengerutkan dahi, "Peter, kau tadi menyelamatkanku dari lemparan bola basket?"
Peter tidak menjawab, dia berjalan sambil membawa buku sejarahnya dengan tergesa. Ned menjadi gusar, "Peter, jawab aku-"
"Iya. Aku reflek melakukannya. Maaf hampir membuatmu jatuh, Ned"
**
Peter berayun dari gedung ke gedung. Hari ini moodnya sedikit buruk. Bukan karena bola Flash yang mengenai wajahnya, tapi, karena kepalanya berdenyut tidak karuan ketika dia berada di lab kimia waktu jam pelajaran terakhir tadi.
Spider-Sense mengatakan kepadanya bahwa cairan yang dibawa Flash akan meledak, tepat sedetik sebelum cairan itu meledak. Peter hanya bisa menarik botol larutan itu menjauhi tangan Flash, sayangnya asap kebiruan memenuhi lab kimia setelahnya dan wajah Flash menjadi berwarna ungu kebiruan.
Peter masih merasa bersalah tidak melakukan tindakan lain yang lebih berguna, daripada cuma menarik botol kimia itu. Seharusnya Peter segera melempar botol itu ke luar jendela sebelum itu meledak. Tapi, semuanya sudah terjadi dan Peter tidak bisa melakukan apa-apa. Kemungkinan besok Flash akan semakin merundungnya karena menuduh Peter yang membuat botol kimia itu meledak.
"Peter, kau baik-baik saja kid?" Suara Tony terdengar di telinganya. Peter hampir saja lupa kalau dia sedang berada di telepon dengan Iron Man, mentor favoritnya itu.
"Oh, iya." Peter mendarat tepat di depan kedai hot-dog.
Tony di seberang telepon terdengar menghela napas, "Tidak terdengar baik-baik saja menurutku. Apa yang terjadi?"
"Apa kau tahu tentang Spider-Sense, Mr. Stark?" Peter memberi selembar uang pada penjual hot-dog, lalu mengambil satu buah hot-dog yang sudah tersedia. Peter kembali bicara, "Hal itu membuat kepalaku berdenyut akhir-akhir ini."
"Seberapa buruk?" Tony terdengar khawatir.
Peter mengangkat bahu, "Aku bisa tahu, ada tikus yang berjarak lima kaki dari sini sedang naik ke tempat sampah dan Spider-Sense memberitahuku kalau tikus itu akan terpeleset?" Peter menjeda beberapa detik, "Ouch, dia terpeleset sungguhan-"
KAMU SEDANG MEMBACA
Spider-kid and Iron-dad
Fiksi PenggemarKumpulan one-shot seputar father and son relationship antara Peter Parker (Spider-Man) dan Tony Stark (Iron Man) Beberapa one-shot ditulis sebelum Avengers End-Game dan Spider-Man Far From Home rilis. Enjoy! Desclaimer: Semua karakter atau tokoh ya...