Chapter 31 : langkahnya ragu-ragu

1.4K 169 14
                                    

《《《PRESENT》》》


Embun malam masih beterbangan bersama angin, sementara pagi belum lama tiba Yongsun membuka pintu rumah, mata langsung tertuju pada mobil mewah depan pagar rumahnya. Yongsun menerawang ingatan siapa gerangan pemilik kendaraan roda empat tersebut, lebih dari sepuluh detik Yongsun teringat Chanyeol. Kemudian ia mencari Woozi, masuk ke kamar adiknya tak menemukan siapapun di sana.

"Woozi-ya! Kamu di mana?" panggilnya.

Dari arah dapur Woozi menyahut. Yongsun bergegas ke dapur, menemukan Woozi meneguk segelas air.

"Tuan Chanyeol, dia kemarin datang, sekarang dia ke mana? Mobilnya masih berada di depan."

"Oh Tuan Chanyeol, semalam dia masih berada di rumah sakit." Meletakkan gelas ke tempat semula, Woozi tersentak menyadari sesuatu, matanya melotot dramatis. "Oh Tuhan! Aku lupa mengajak Tuan Chanyeol pulang, semalam."

"Astaga Woozi, kenapa bisa seperti itu! Semalam Kakak sudah beritahu ajak Tuan Chanyeol begitu kau pulang. Sekarang menurutmu dia di mana?" balas Yongsun.

"Kalau mobilnya memang masih ada, berarti dia tidak kembali ke kota .... " Woozi meringis bersalah melanjutkan kalimat " .... jadi, dia pasti bermalam di rumah sakit."

Yongsun menggeleng tak sampai pikir kenapa.

Embun malam belum mau meninggalkan pagi, matahari masih tidak terlihat keberadaanya, sedang bulan masih setia tergambar di langit desa. Yongsun bergerak cepat memasuki rumah sakit di susul Woozi yang membawa serantang makanan.

"Lain kali jangan lakukan itu Woozi, tidak baik," ucap Yongsun sambil melewati lorong pendek rumah sakit.

"Iya, tapi aku juga tidak bermaksud begitu. Tuan Chanyeol sendiri yang membuatku sedikit, kesal," bela Woozi.

"Tetap saja itu salah."

Di belakang Yongsun adiknya itu hanya mengangguk kecil dengan bibir dipoutkan.

Tak seberapa jauh dari ruangan Baekhyun mereka berdua bisa melihat sosok Chanyeol. Terbaring di kursi tunggu tempat terakhir Woozi meninggalkannya. Sweater turtleneck abu-abu yang dipakai Chanyeol tak mampu melindungi laki-laki itu dari dingin, terlihat dengan tangan memeluk diri, blazer hitam yang kemarin ia kenakan sendiri dijadikan sebagai bantal tidur.

Yongsun menyentuh lengan Chanyeol, menggoyang-goyangkannya pelan.

"Tuan Chanyeol, Tuan bangun. Ini sudah pagi."

Membangunkan Chanyeol tidak begitu sulit, sedikit mengulang perkataan Chanyeol pun membuka mata, laki-laki itu mengedip sebentar menyesuaikan penglihatan, mebawa tubuh tegap terduduk mencoba menetralkan hawa dingin yang sedari malam melingkupi. Mata dan wajah sedikit membengkak, rambut hitamnya tidak lagi tertata rapi.

"Sebaiknya anda membasuh wajah anda dulu, di sebelah sana ada kamar mandi," usul Yongsun

Chanyeol hanya balas mengangguk sekali, berdiri dari duduk berjalan menuju kamar mandi yang ditunjuk Yongsun.

Begitu kembali Chanyeol tidak melihat kakak beradik itu lagi, samar-samar dari dalam ruangan Baekhyun suara terdengar, Yongsun dan Woozi  telah berada di dalam. Ia mengarahkan tangan hampir menyentuh kenop pintu, merasa sudah boleh dirinya memasuki ruangan itu juga, namun baru saja terasa hawa dingin pengangan pintu yang terbuat dari besi itu Chanyeol melunturkan niat, hatinya belum kuat, malu masih bertahta. Keberanian yang ia takar sejak semalam tak cukup jua.

Tidak percaya diri yang paling mendominasi, untuk sekedar mengambil langkah pasti mendekat pada Baekhyun ia tak merasa berhak. Kembali memilih sebagai penonton dari luar, duduk di bangku yang semalam menjadi alas tidurnya. Memijat pelan dahinya, bersandar pada sandaran kursi, meregangkan otot yang masih sedikit kaku digerakkan.

My Day Are A Struggle [CHANBAEK] [REMAKE] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang