1 : Perubahan Besar

1.6K 55 0
                                    

Kalandra mengerjapkan matanya, berusaha menetralisir pandangannya yang terlihat seperti berbayang, bergelombang tidak beraturan. Dia memegang pelipis kepalanya yang terasa berdengung. Pusing sekali, bahkan badannya pun tidak bisa berdiri dengan tegak.

Satu tepukan mendarat di bahu kanannya, membuat Kalandra menoleh melihat tubuh laki-laki yang berbayang di pandangannya "Ndra lo yakin pulang sendiri?" tanya Abidzar, teman Kalandra melihat Kalandra dengan raut wajah khawatir.

Dengan keadaan setengah sadar, Kalandra mengangguk. "Tapi lo mabok Ndra. Tunggu sebentar di sini ya, gue nganterin Juna dulu baru gue jemput lo."

Dengan sempoyongan Kalandra menggeleng, mengibaskan tangannya tanda menolak. "Gue. gak. mabok. eugh" ucapnya dengan cegukan di akhir kalimat.

"Gue. gak. secemen itu." ucapnya sambil menepuk-nepuk dadanya dengan perasaan angkuh. Melihat temannya yang jelas-jelas mabuk membuat Abidzar menggeleng geli.

Tanpa berlama lagi, Kalandra berjalan dengan sempoyongan menuju mobilnya. Abidzar yang merasa ini bukan hal yang benar, dengan segera menghampiri Kalandra sambil membawa Bima yang sudah terkapar di rengkuhannya.

"Gak bisa. Gue gak tenang. Lo tunggu di sini, gue ambil mobil dulu. Gue anterin kalian balik." ucap Abidzar sambil menahan tangan Keandra yang hendak membuka pintu mobil.

Kalandra mengangguk-angguk dan mengibaskan tangannya, mengusir Abidzar. "Iya iya, cepet sana. Hush hush"

Merasakan beban yang sangat berat dari tubuh yang menempel padanya.  Abidzar memutuskan untuk menggendong Bima yang sudah tidak sadarkan diri menuju mobilnya,  "Tunggu gue. Jangan coba-coba kabur." Perintah Abidzar dengan penekanan, sedangkan Kalandra hanya terkekeh kecil dan menunjukkan deretan giginya sebagai jawaban.

Melihat Abidzar dengan susah payah membopong Bima di punggungnya, dengan sempoyongan Kalandra memasuki mobilnya, lalu duduk di belakang kemudi. Laki-laki itu dengan setengah sadar lalu menancap gas, mengemudi mobilnya dengan kecepatan yang sangat tinggi membelah sunyinya jalanan malam.

Terdengar deru mobil yang berjalan, laki-laki berpostur tinggi dan tegap itu menyadari Kalandra meninggalkannya, Abidzar segera berbalik dan mengumpat. "SIALAN KALANDRA!!" Pandangan mata laki-laki itu tidak bisa terlepas dari mobil Porsche hitam milik Kalandra. Abidzar mengusap wajahnya kasar, dia berharap semoga sahabatnya bisa kembali ke rumah dengan selamat.

"Eungh" Mendengar Bima melenguh, Abidzar melanjutkan langkahnya menuju mobil untuk segera mengantarkan Juna pulang dengan aman.

🕊️

Sebuah mobil Porsche berwarna hitam melaju dengan gagahnya, menciptakan angin kencang di setiap jalan yang sudah dilaluinya. Seberapa tinggi kecepatan yang digunakan, tidak dihiraukan pengemudinya. Laki-laki itu bersorak dengan gembira seolah sedang melihat klup sepak bola favoritnya meraih kemenangan.

"Wuhuuuuuu" soraknya sambil meninju udara dengan tangan kanannya. Laki-laki itu mengebut dengan gila-gilaan di tengah sunyi nya malam. Seolah tidak ada hari esok, dia tidak mempedulikan apapun, yang penting dirinya merasa puas, hebat, dan gagah karena tengah mengendari mobil Porsche dengan kecepatan yang sangat tinggi.

Namun perasaan jumawa itu hanya berlangsung sebentar, sebelum cahaya dari sebuah truk menyilaukan mata, membuat pandangannya yang semula berbayang menjadi semakin tidak karuan. Karena pandangannya yang tiba-tiba terganggu, Kalandra membanting stir ke kanan, dan..

CIIITT

BRAKKKK

Kalandra tidak mengingat apa-apa setelahnya.

Pada pagi harinya, kabar seorang anak sulung sekaligus pewaris PT Jumantara Grup tersebar ke seluruh daerah, tanpa terkecuali. Mengingat perusahaan yang bergerak di bidang properti tersebut sangat dikenal oleh masyarakat luas dan memiliki peran penting bagi negara.

🕊️

Hai.. ini ceritaku ke sekian tapi yang pertama aku publish..

Semoga kisah Kalandra bisa menarik perhatian kalian yaa

Maaf kalo masih banyak yang salah ataupun yang kurang

Mohon kritik dan sarannya yaa temen-temen

Biar bisa aku jadikan evaluasi di kemudian hari

Love

kshputih

Kala Binar Menyapa (On-Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang