Di tengah teriknya sinar matahari, hiruk pikuk jalanan yang ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang, baik roda dua, tiga atau empat dengan kesibukan yang berbeda-beda, memenuhi padatnya jalanan. Tidak lupa, pedagang asongan menjajakan dagangannya berharap mendapatkan pundi pundi rupiah agar dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
Seorang laki-laki yang duduk di atas kursi roda dengan penyangga kepala menatap lurus ke depan dengan pandangan tajam. Pikirannya berkelana, lalu kembali ke satu titik yang memberikan perubahan besar kepada hidupnya.
Kecelakaan itu, dengan ganasnya telah merampas seluruh ruang gerak miliknya. Tangan, kaki, bahkan kepala tidak bisa lagi dikendalikan sesuai kehendaknya.
Laki-laki itu merasa seperti manusia tak bertulang yang tidak berdaya.
Laki-laki itu membencinya. Membenci dirinya sendiri dan membenci takdirnya.
Dengan memantapkan tekad dan niat, laki-laki itu menekan tombol kursi roda miliknya dengan tangan yang bahkan hanya bisa bergerak dengan posisi mengepal saja.
Laki-laki itu, menjalankan kursi rodanya, hanya lurus menuju jalan raya. Menyingkirkan rasa takutnya akan kecelakaan yang terjadi 6 bulan yang lalu.
Meskipun peluh mengucur deras dan tangan gemetar hebat. Laki-laki itu tidak peduli.
Di dalam pikirannya, jika jalan raya saja dapat merampas haknya untuk bergerak. Maka kenapa tidak sekalian saja membuatnya mati?
Dengan tekad yang bulat, laki-laki itu terus melajukan kursi rodanya menuju jalan raya, mewujudkan harapannya untuk mati.
Hingga akhirnya..
BRAAAK
CIIIIT....
Harapannya tidak terwujud.
🕊️
Sebuah mobil hitam tiba-tiba berhenti tepat ketika roda yang terdapat pada kursi yang menopang tubuh lelaki itu menyentuh jalanan. Kursi roda itu, menubruk, menyisakan gores yang tidak kecil, bahkan membuat permukaan pintu mobilnya penyok.
Tubuh seorang lelaki berkursi roda itu terhuyung ke depan, namun beruntung sabuk yang menahan tubuhnya terikat sangat kuat, membuat tubuh lelaki itu masih tertahan meskipun menunduk, nyaris mencium lutut.
Seorang gadis dengan tergesa-gesa keluar dari mobil. Gadis itu, terkejut melihat seorang lelaki membungkuk dengan tidak berdaya di atas kursi rodanya. Tak memiliki kekuatan untuk sekedar menegakkan badan. Tubuhnya benar-benar tidak bertulang, dan tidak berguna.
Lelaki itu meringis, pasti saat ini dirinya terlihat sangat mengenaskan.
"Mas.. Mas gak apa-apa?" tanya gadis itu sambil berusaha menegakkan badan lelaki itu agar tidak duduk dengan terkulai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kala Binar Menyapa (On-Going)
ChickLitKarena kejadian itu, Kalandra merasakan kehilangan binarnya. Harapannya pupus bersamaan dengan kakinya yang tak bisa lagi melangkah. Kalandra merasa hilang arah, dan untuk hidup pun dia merasa enggan Semuanya terlalu tiba-tiba, Kalandra tidak siap...