Cerita ini hanyalah fiktif belaka, 100% pure imajinasi author, tidak ada hubungannya dengan kehidupan nyata. Enjoy!
⚠️huruf italic adalah flashback⚠️
.
🌼🌼
"Hey, don't you miss me? Lisa yang tengah bertukar pesan dengan Jennie menoleh, senyum di bibirnya mengembang begitu melihat siapa yang masuk kedalam ruangannya.
Jadwal prakteknya hari ini sudah selesai, sudah pukul 8 malam dan ia sedang menunggu Jennie untuk datang ke rumah sakit, entah kenapa hari ini Jennie sedikit ngotot untuk datang kerumah sakit terlebih dahulu sebelum mereka dinner bersama.
"Hey, kau datang?" Lisa berdiri merentangkan kedua tangannya, tanpa diminta Somi langsung berhambur ke pelukannya.
"I miss you, babe. Aku sempatkan singgah sebentar." Somi mengecup pipi Lisa, Lisa sedikit melepas pelukannya, merapikan anak rambut Somi.
"Tapi kau tidak bisa lama, Jennie akan segera datang." Somi melepas pelukannya, ia duduk di kursi Lisa dengan kesal.
"Kau selalu mementingkan dia!" Lisa terkekeh, ia bersandar pada meja, menghadap Somi yang kini menekuk wajahnya.
"Bersabarlah sebentar lagi, jangan buru-buru." Somi mendongak, menatap Lisa.
"Sampai kapan? Kau bahkan tidak memberiku kepastian apapun, aku juga ingin menyandang status sebagai pacarmu." Somi melingkarkan tangannya di pinggang Lisa, menyenderkan kepalanya di perut Lisa.
"Kau mencintaiku?" Somi mengangguk pelan.
"Kenapa kau masih bertanya? Apa sikapku selama ini kurang jelas? Aku nyaman bersmamu Lisa-ya, apa kau tidak merasakan hal yang sama?" Lisa mengelus rambut Somi lembut.
"Tentu saja, kalau tidak kenapa kau ada disini sekarang." Bibir Somi terangkat, ia tersenyum, tidak dapat di pungkiri bahwa mereka baru dua Minggu bertemu, namun rasanya ia tidak bisa jauh jauh dengan dokter dihadapannya ini.
"Lalu, bagaimana kalau Jennie tau tentang kita?" Somi kembali menggandahkan kepalanya, menatap Lisa.
"Jangan bicarakan dia kalau kita sedang berdua." Lisa menunduk, mengecup gadis yang satu tahun lebih muda dihadapannya.
"Kau akan memilihku walaupun jika dia mengetahuinya nanti? Kapan aku akan menjadi pacarmu kalau begitu?"
"Kau terlalu banyak bertanya, Somi." Somi kembali menekuk wajahnya.
"Aku ingin memastikan kalau aku satu-satunya untukmu, babe."
"Aku tidak bisa bilang kau satu-satunya, tapi kau nomor satu untuk saat ini." Ucapan Lisa membuat mata Somi berbinar, mulut dokter dihadapannya ini sangat manis!
"I love you." Somi berdiri, menyambar bibir dokter dihadapannya begitu saja, melumatnya pelan, awalnya Lisa terkejut karena ini adalah pertama kali Somi menciumnya di bibir, namun akhirnya ia membalas lumatan gadis berambut blonde itu.
Somi yang agresif sedikit menekan tengkuk Lisa untuk memperdalam ciuman mereka, membuat beberapa barang diatas meja itu berjatuhan tanpa di minta, sebelum akhirnya, suara pintu yang terbuka membuat kesadaran Lisa kembali sepenuhnya dan mendorong Somi dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
TOXIC - JENLISA [G×G]
Hayran Kurgu"Setelah aku memergokimu selingkuh dengan seorang gadis kemarin, kau langsung melamarku didepan banyak orang hari ini?" "Dari semua kejahatan yang bisa kau lakukan untuk melukaiku, kenapa harus selingkuh?" ------ Dia mungkin luka, tapi dia juga obat...