Another Love [HYUCKREN]

AL 04

Lee Donghyuck, Lee Haechan & Huang Renjun

Brother are different flowers from the same garden.

⚠️Full of Harsh Word & non baku⚠️

Another Love.
.
.
.
.
.
.
.

Malam hari ini Haechan sedang tiduran di ranjangnya sambil memegang bola coklat dari Renjun dan ia pandangi sambil senyum-senyum.

Tidak lama ia bangun dan mengambil sebuah spidol lalu ia gambar mata dan sebuah senyum di bungkus coklat tersebut.

Ia sangat puas dengan hasil yang ia buat sampai senyumnya makin melebar.

Ceklek

Tidak lama suara pintu terdengar, Haechan lalu buru-buru menaru bola coklatnya di kantung jacket nya.

"Ngapain lo?" Tanya Haechan saat Donghyuck memasuki kamarnya

"Lo belom makan dari tadi, ini gua bawain makanan buat lo" ucap Donghyuck sambil menaru makanan di meja belajar Haechan.

"Thanks" balas Haechan

Donghyuck tidak buru-buru pergi dan malah duduk di ranjang Haechan.

"Gua ga ada tugas hari ini, jadi lo bisa langsung tidur tanpa ngerjain tugas gua" ucap Haechan

"Chan.. duduk sini" ucap Donghyuck sambil menepukan ruang di sebelahnya.

Haechan menuruti nya kali ini.

"Ngapain?" Tanya Haechan

"Coba gua liat" Donghyuck meraih wajah Haechan dan meneliti hidung Haechan yang tadi berdarah.

Haechan menyingkirkan tangan Donghyuck di wajahnya.

"Lo udah gapapa?" Tanya Donghyuck

"Iya. Udah sana balik lo, tar Mama liat lagi"

"Maafin Mama ya Chan"

"Maaf kenapa? Emang biasanya gitu kan?"

"Maafin gua kalau gitu"

"Hah?"

"Mungkin kalau gua sehat-sehat aja, Mama sama Papa bisa adil"

"Apaan sih lo"

Donghyuck terdiam sambil memerhatikan adiknya. Sejujurnya Donghyuck juga tidak mau punya kondisi yang lemah. Ia juga ingin seperti Haechan, bermain bersama teman-temannya.

Makan apapun yang ia mau, dan bisa bersepak bola seperti Haechan.

Itu adalah cita-cita Donghyuck sebenarnya, tetapi karena penyakit sialannya ia tidak boleh kelelahan.

Dan karena penyakitnya ini, ia tidak punya teman.

Lebih tepatnya ia enggan mempunyai teman, bahkan ia tidak mau jatuh cinta.

Ia hanya ingin belajar dan belajar karena ia ingin ada sesuatu yang bisa ia banggakan untuk kedua orang tua nya yang sudah merawatnya selama ini.