Yose masih belum percaya pada kejadian tadi sore. Ketika Vania mengatakan bahwa ia bersedia menjadi istri Yose, Vania ingin menjadi wanita yang bisa membantu Yose dalam berjuang melewati kondisi yang sedang dialaminya.
Yose gamang, apakah Vania tulus ingin menjadi istrinya atau ada maksud lain di balik itu semua. Yose tidak habis pikir, dugaan-dugaan muncul diotaknya. Akhirnya Yose menyambar ponselnya yang dari tadi diam di nakas. Mencari sebuah nama untuk menceritakan semuanya.
"Assalamualaikum".
"Waalaikum salam, ada apa dok?" tanya Arif psikiater yang juga sahabat karibnya.
"Rif, gue bingung".
"Kenapa?"
"Tadi gue sudah ketemu calon istri."
"Bagaimana?"
"Dia bersedia menjadi istriku."
"Lo, sudah ceritakan kondisi lo?"
"Sudah semua sudah gue sampaikan, dan dia menerima dan bersedia menjadi istri gue,"
"Ini kabar baik, dengan adanya pendamping pemulihan lo akan lebih mudah," terang Arif.
"Tapi bagaimana aku bisa melewati semua ini? aku malu rif,"
"Yose, lo nga perlu malu karena lo sudah sampaikan semua dengan jujur,"
"Bantu gue ya Rif,"
"Iya, kayak dengan orang lain saja, gue bantu doa he he." kata Arif ringan. Arif memang berusaha untuk mengurangi beban sahabatnya.
"Oke, Insya Allah gue mantapkan diri untuk menikahi Vania makasih ya," kata Yose mengakhiri curhatnya.
Yose baru saja selesai sholat Isya, ia ingin sekali merebahkan tubuhnya, beristirahat melepas lelah. Tidak hanya lelah setelah membantu beberapa persalinan di rumah sakit sampai siang, batin Yose juga lelah dengan rencana pernikahannya. Perang batin berkecamuk antara ingin membahagiakan bundanya. Di usia 35 tahun ini Yose sudah tidak tega menolak keinginan Nazeela. Keinginan sederhana orang tua yang ingin melihat anaknya berumah tangga dan hidup bahagia.
Namun bagaimana akan bahagia jika kondisi Yose tidak sedang baik-baik saja. Yose sendiri tidak ingin berterus terang kepada orang tuanya. Karena itu akan membuat mereka lebih sedih. Beruntung sahabatnya Arif selalu memberikan masukan dan penguatan.
"Hufff, Bismillah bantu hamba ya Allah," Yose menyerahkan semua masalahnya kepada sang pencipta memohon bantuan dan kemudahan.
"Kring," tepat jam 23.00 WIB ponsel Yose berdering padahal baru saja matanya mau terpejam.
"Malam dokter, maaf ada pasien emergency," seperti Yose mendapatkan panggilan tugas dari rumah sakit.
"Baik saya berangkat," jawab Yose tegas. Secepat kilat Yose segera melapisi celana boxernya dengan celana kain dan memakai baju kaos putih. Kemudian Yose menyambar kunci mobil dan keluar dari kamar.
"Ayah-bunda, Ose ke rumah sakit," kata Yose dari balik pintu kamar orang tuanya.
"Hati-hati Ose," kata Nazeela yang buru-buru keluar dari kamar dan menghantar anaknya hingga naik mobil.
"Jangan ngebut!"
"Iya bunda," jawab Yose.
Sampai di parkiran khusus dokter Yose segera memarkir mobil dan setengah berlari menuju IGD.
"Malam dokter, pasien usia 15 tahun usia kandungan 32 minggu, perdarahan," lapor seorang bidan kepada Yose.
"Baik saya periksa," kata Yose bergegas menggunakan jas dokter, mencuci tangan memakai sarung tangan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obgyn
SpiritualEmpati mendalam yang dimiliki seorang Obgyn terhadap para pasiennya yang harus bertaruh nyawa saat melahirkan, berujung trauma yang mengakibatkan sang Obgyn kehilangan kemampuan kelaki-lakiannya. Usia yang sudah dewasa, membuat Obgyn menyetujui...