Assalamualaikum,... hai semua... Yose dan Vania datang lagi... setelah sekian lama tertidur di dunia nyata.
***YV***
Yose setengah berlari meninggalkan parkiran disusul oleh Vania, ia bahkan tidak sempat berbicara sepatahkatapun pada istrinya itu selama diperjalanan. Yose memacu mobil dengan kecepatan tinggi, seolah nggak ada Vania duduk disampingnya dengan perasaan was-was sambil memegang sabuk pengaman dengan erat.
Sampai di IGD Yose langsung mencuci tangan dan segera mendekati pasien yang tengah kesakitan.
"Bagaimana kondisi pasien?" tanya Yose pada bidan yang menangani wanita muda itu.
"Kepalanya tersangkut dok, Vagina kaku, rambut bayinya gondrong sudah keluar sebagian." Bidan dan beberapa rekannya mundur membarikan ruang pada Yose untuk memberikan tindakan.
"Bagaimana Bu? rasa sakitnya sudah sering datang?" tanya Yose, sambil melihat kondisi persalinan pasien.
"Sakit dokter, tolong, saya tidak kuat lagi." Wanita itu menjawab dengan suara lirih.
"Baik, sabar ya Bu, bapak suaminya?" tanya Yose pada laki-laki yang semenjak tadi menggenggam tangan wanita itu.
"Iya dokter, tolong selamatkan istri dan anak saya dokter." Lelaki itu menangis dan meluruh ke lantai tak kuasa melihat penderitaan istrinya.
"Ibu harus kita sesar, untuk menyelamatkan keduanya Pak," kata Yose.
"Iya Dokter, saya pasrah, tolong istri saya dokter." lelaki itu dituntun seorang perawat untuk menandatangani persetujuan, dan tim medis juga sudah bersiap-siap dan menyiapkan pasien. Wanita itu berkali-kali tersedak ketika perawat memasangkan NGT. Tidak mudah memasangkan nasogastric tube atau NGT apalagi pada kondisi sedang kesakitan seperti itu, tapi apa boleh buat NGT harut dipasang untuk mengosongkan lambung pasien, karena ibu itu tidak puasa sebelumnya.
Tidak menunggu lama Yose sudah berada di ruang operasi, menyanyat perut pasien setelah dokter anestesi menyelesaikan tugasnya. Yose tidak sendiri, mereka kerja tim, ada obgyn, dokter anestesi, perawat anestesi, perawat bedah, dokter spesialis anak dan perawat perinatoligi.
***
Yose, keluar dari ruang operasi dengan rasa syukur karena Ibu dan bayi yang ia tolong selamat, walaupun bayi harus mendapatkan perawatan khusus karena terlalu lama terjepit di pintu lahir.
berjalan di selasar menuju ruangannya, pandangan Yose tertuju pada wanita yang sedang duduk sendiri di bangku rumah sakit, wanita yang baru saja menjadi istrinya, wanita yang ia lupakan semenjak lebih dari satu jam lalu. Ia benar-benar lupa jika tadi datang bersama Vania.
"Bagaimana Mas pasiennya?" tanya Vania.
"Alhamdulillah selamat, untuk saja tidak terlambat, jika terlambat keduanya bisa lewat, maaf ya sayang." Yose ikut duduk di samping Vania dan merapikan pet hijab istrinya yang sedikit miring. Vania tersenyum, ia membayangkan apa yang baru saja suaminya lakukan, mengurusi wanita yang akan melahirkan, sudah berapa wanita yang ia lihat organ reproduksinya, membayangkan itu vania merasa ngilu ada perasaan aneh dalam dirinya.
"Vania, kamu baik? ayo kita ke ruangan ku, sekalian aku perkenalkan pada teman-teman, biar mereka tahu bahwa aku punya istri yang cantik dan saliha." Yose berdiri dan mengandeng tangan Vania, bahkan sebelum istrinya itu sempat berkata apa-apa.
"Mas, lepas dong, malu banyak yang lihat." Vania berusaha melepaskan tangannya.
"Malam semua," sapa Yose begitu sampai di depan stasiun perawat yang ada tidak jauh dari ruangannya.
"Malam dok," jawab perawat dengan pandangan kepo, karena Yose mengandeng seorang wanita.
"Kenapa menatap penuh kekepoan begitu? hehe, kenalkan ini Vania istri saya, Sayang ini rekan-rekan aku di rumah sakit, mereka sudah seperti adik-adik aku, mereka semua rajin-rajin dan berdedikasi tinggi." Yose mengangkat jempol memuji perawat dan para medis yang ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Obgyn
SpiritualEmpati mendalam yang dimiliki seorang Obgyn terhadap para pasiennya yang harus bertaruh nyawa saat melahirkan, berujung trauma yang mengakibatkan sang Obgyn kehilangan kemampuan kelaki-lakiannya. Usia yang sudah dewasa, membuat Obgyn menyetujui...