∅∅∅

165 12 1
                                    

Welcome, Luvies!

💌

Tandai jika ada typo.
Terima kasih.
.
.
.

Terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-o0o-

Tap!

Tap!

Tap!

Suara tegas langkah kaki seseorang terdengar menggema di lorong yang begitu sunyi.

Senandung merdu terdengar dari bibir menggoda milik seorang gadis yang sedang berjalan dengan santainya.

Tap!

Gadis itu berhenti tepat di depan pintu sebuah ruangan yang sedikit berkarat.

Dari dalam, terdengar suara asahan pisau. Gadis itu menatap pintu yang ada di depannya datar. Tanpa ragu, gadis yang sedari tadi berdiam diri di depan ruangan itu membuka pelan pintu besi yang sudah sedikit berkarat.

Suara pintu terbuka terdengar berbarengan dengan sebuah pisau lipat yang melayang cepat ke arahnya. Reflek, dia memiringkan badannya kesamping, menghindar dari serangan pisau terbang.

"Hi, welcome," sapa seorang laki-laki-sang pelaku pelemparan pisau itu dengan tenang.

Gadis cantik itu merotasikan bola matanya jengah. "Berhentilah menyapa dengan melemparkan sebuah pisau. Kau berniat melukaiku?" jengahnya.

"Tapi kau tidak terluka, bukan?" sahut pria itu tak merasa bersalah.

Bedebah ini benar-benar ....

Gadis itu mengeram pelan, mulai melangkahkan kaki jenjangnya dengan santai ke arah laki-laki itu.

"Bagaimana dengan tugasmu, sayang? Is it done?" tanya lelaki itu sembari menarik tangan sang gadis yang notabenya adalah kekasihnya menuju sofa tua yang berada di ruangan tersebut. Mendudukkan sang kekasih tepat di samping dirinya mendaratkan pantat.

"Of course, membunuh para tikus adalah hal yang kecil. Hanya sekali jentik-" Gadis itu menjentikkan ibu jari dengan jari tengahnya hingga menimbulkan bunyi jentikan. "-and yup, done. It's easy peasy."

Lelaki yang sedari tadi menatap sang kekasih penuh damba itu tersenyum miring. "Kekasihku memang hebat, selalu hebat," bisiknya kemudian mencium pipi gadis itu lembut.

"Ya, tentu saja. Aku memang selalu hebat." Angkuh gadis itu dengan muka penuh kesombongan.

Menggemaskan. Geram sang lelaki dalam hati.

Gadis itu benar-benar menggemaskan di matanya. Lelaki itu semakin gencar menciumi pipi sang kekasih, menyalurkan rasa gemasnya yang tak dapat lagi ia tahan.

DOUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang