∅∅3

72 9 3
                                    

Welcome Luvies!

💌

Tandai jika ada typo.
Terima kasih.
.
.
.

-o0o-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-o0o-

Namun, sedetik kemudian, tiga buah pisau lipat melayang menuju kepalanya.

─────────────────────

Setelah peristiwa tiga buah pisau yang melayang ke arah Franky, mereka berlima duduk dengan posisi Vuitton berada di sofa tunggal dan Frans dan Franky yang duduk di sebelah kiri Vuitton, sedangkan Louis dan Anne duduk di sebelah kanan Vuitton. Aura di sekitar mereka sangat menegangkan, menandakan bahwa mereka sedang dalam mode serius.

"So?" Vuitton membuka suara.

"Saya tidak setuju," jawab Franky cepat.

"Frans?" Vuitton mengalihkan pandangannya ke arah Frans yang masih duduk dengan tenang.

"Saya tidak keberatan. Apapun akan saya lakukan jika itu menyangkut Rooire," balasnya santai.

"Frans, yang benar saja?! Ugh!" Franky mengeram pelan. Ekspresinya terlihat begitu frustasi. Lelaki berusia 21 tahun itu diam sejenak, menimang-nimang apakah ia harus melibatkan diri dalam misi ini seperti kembarannya atau tidak.

"Fine, aku ikut!" Setelah berpikir cukup lama, akhirnya Franky memilih untuk ikut melibatkan diri dalam misi itu. Ia mengesampingkan kepentingan pribadinya demi Rooire.

Mendengar keputusan Franky, sontak Anne tersenyum puas. "Terima kasih, Franky!"

"Alright, sudah selesai. Tidak ada yang perlu didiskusikan lagi. Kembalilah." Vuitton bangkit dari bangkunya, menyimpan kedua tangannya ke kantong celananya.

Keempat remaja itu ikut berdiri, membungkukkan badan penuh hormat sebelum akhirnya melangkah keluar meninggalkan ruangan Vuitton.

🌹🌹🌹

"Kau ingin kemana?" tanya Louis saat melihat Anne bersiap-siap.

Setelah Vuitton menyuruh mereka kembali, Anne memutuskan untuk kembali ke kamarnya. Louis? Lelaki itu selalu mengikuti Anne bak anjing yang selalu mengikuti majikannya.

"Ke tempat pelatihan. Kau ingin ikut?" tawar Anne sembari mengikat rambut cokelat bergelombangnya.

"Kau tau jawabannya." Anne mendengus pelan.

Louis menatap penampilan Anne dari atas ke bawah. Anne menggenakan pakaian serba hitam dan menurut Louis, pakaian itu cukup terbuka. Louis mendengus pelan. Kemudian mengambil jaket berwarna hitam milik Anne di lemari dan melemparkannya kepada sang pemilik.

DOUBLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang