Cp. 23 Drop to a Cave

358 59 5
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Elang setengah singa itu terus terbang di atas mereka dan memekik seakan - akan berniat menyerang, maka mau tak mau semuanya bersiap siaga dengan pedang di tangan mereka, sementara beberapa pengikut istana mencoba perlahan mendekati kotak bawaan mereka dan mengambil busur dan panah.

Jaehyuk dengan hati - hati mencoba menyembunyikan Asahi ke dalam kereta, memakai tubuhnya sendiri sebagai tameng sementara Asahi berada di belakangnya, perlahan melangkah mundur dan membuka pintu kereta, ia menoleh pada Asahi, memberi isyarat mata untuk tetap berada di dalam kereta.

Asahi menggeleng enggan, ia ingin menarik Jaehyuk ke dalam juga, namun Jaehyuk melepas genggaman tangan Asahi dari bajunya dan menutup pintu itu.

"Jaehyuk! Jaehyuk!" Teriak Asahi dengan suara kecil, mencoba tak membuat kegaduhan, namun Jaehyuk tetap diam memunggungi pintu itu, menjaga Asahi dari luar.

Tiba - tiba Griffin itu memekik dan mulai menerjang turun, mencabik dan mencakar orang - orang meskipun pedang sudah diacungkan ke arahnya. Jaehyuk masih menjaga pintu kereta dan memastikan jika pintu itu sudah terkunci, Asahi mencoba membuka pintu itu dengan tergesa - gesa namun ia tak bisa.

"Jaehyuk! Buka pintunya! Kau juga harus berlindung! Jaehyuk!" teriak Asahi, akhirnya menggedor - gedor pintu itu.

Namun Jaehyuk tetap tak berbalik dan menahan pintu, malahan ia mengarahkan jari telunjuknya yang kini berpendar, merapalkan sihir ke gagang pintu kereta itu dan mengunci Asahi. Asahi memelototi Jaehyuk dan semakin berteriak memanggilnya, namun Jaehyuk hanya menoleh padanya sekilas dan pergi mengambil pedang untuk membantu yang lain.

Griffin itu menyerang secara tidak jelas, mengangkat beberapa anak buah lalu kembali di jatuhkan. Beberapa mencoba memanah Griffin itu, namun makhluk itu dengan mudah membalik arah panah hanya dengan sayapnya.

Daeho dan Jaehyuk melayangkan tubuhnya ke udara, mencoba menghadang sisi depan dan belakang makhluk itu. Griffin itu pun mulai menyerang vampir bersaudara itu, sementara anak buah yang lainnya mencoba tetap memanah atau membantu mereka yang terjatuh.

Asahi di dalam kereta terus mencoba membuka pintu itu, namun seberapa kuat pun ia memutar gagang pintu, pintu itu tetap tak terbuka dan hanya membuat tangannya memerah. Asahi berdecik kesal, ia mencoba menyikut jendela pintu, namun kacanya tidak bisa pecah dan hanya membuat sikunya sakit.

Lalu tiba - tiba ia teringat dengan tas berisi berbagai macam ramuan - ramuannya, Asahi dengan segera memanjat ke kursi belakang dan membuka jendela kecil di bagian belakang kereta, tangannya bersusah payah meraba kotak kayu berisi bawaan mereka dan meraih - raih tasnya. Asahi berhasil mengambil tasnya, dengan segera ia membawa tangan dan tasnya masuk, membongkar hampir semua bahan serta ramuan yang sudah jadi.

'Ramuan kabut-' pikir Asahi.

Ia membuka buku catatan kecilnya dan mencoba mencari resep membuat ramuan kabut, Asahi meraih semua yang ia perlukan sembari mencoba menenangkan dirinya diantara teriakan dan pekikan di luar kereta. Meskipun sedikitnya mustahil untuk Asahi membuat sebuah ramuan di tempat yang sempit seperti di dalam kereta dan kurangnya perlengkapan, Asahi mencoba sebisa yang ia bisa.

Then and Now - Second Season ; [Jaesahi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang