3. Doll

212 27 1
                                    

Happy reading!

Sarada merentangkan tangannya sambil berjalan di koridor, ia datang lebih pagi, biasanya ia menaiki kendaraan umum, yang membuat perjalanannya ke sekolah lumayan memakan waktu, tapi kali ini ia diantar oleh Kagura.

Pemuda itu sedang libur sekolah sekarang, dan akan kembali bulan depan. Kagura memutuskan untuk bersekolah di singapure, bukan karena paksaan orang tua, melainkan keinginan dirinya sendiri.

Gadis raven itu terus berjalan sambil tersenyum, ia sangat senang pagi ini, mungkin karena efek berjalan-jalan dengan Kagura semalam.

Ia memasuki kelas, di kelas hanya ada beberapa siswi, ya karena mungkin memang masih sangat pagi saat ini.

Sarada pun duduk di tempatnya, seperti biasa, ia segera mengambil komik dari dalam tasnya kemudian membaca komik tersebut.

"Eh, Sarada. Kamu bawa tugas prakarya enggak?"

Itu Sumire, gadis yang lemah lembut, cantik dan juga manis, ia merupakan ketua kelas.

Sarada mengangguk spontan, "iya, aku bawa."

Jawabannya diangguki oleh gadis violet tersebut, dan setelahnya ia melenggak pergi ke luar kelas, entah apa yang mau ia lakukan, Sarada tidak ingin tahu.

Kelas Sarada ditugaskan untuk membuat sebuah kerajinan, masing-masing membuat 1 kerajinan, bahan yang digunakan bebas.

Sarada membuat sebuah boneka dari koran bekas, ia dibantu Kagura semalam, bahkan yang memberikannya ide adalah Kagura, ah Sarada benar-benar senang saat dia ada.

Tak lama Chocho pun datang, gadis itu berjalan menuju ke tempatnya dengan raut wajah yang sepertinya sangat lelah.

"Pagi, Sarada." Sapa Chocho masih dengan wajah lelahnya.

"Lo kenapa, Cho? keliatannya nggak semangat gitu," celetuk Sarada.

"Gue tidur jam 2 pagi tadi, gara-gara buat tugas prakarya hish ..."

Chocho mengeluarkan sebuah aksesoris dengan berbahan dasar kain flanel, aksesoris itu berbentuk macam-macam, dengan warna-warni dari kain flanelnya sendiri yang menambah kesan ceria.

"Gimana? bagus nggak?" tanya Chocho.

"Imut-imut banget, Cho. pantes lo enggak tidur, buatnya susah, ya?"

"Enggak lama sih buatnya, cuma gue lupa, keasikan nonton drakor sampe jam 12 hehe," jelas gadis exotis tersebut sambil menggaruk tengkuknya tak gatal.

Sarada menoyor kening Chocho pelan, "Jeeh! salah lo sendiri itu mah!"

Chocho pun nyengir, sambil menampilkan sederet gigi putihnya. "Punya lo mana, Sar?"

Sarada pun membuka tasnya, dan mengambil sesuatu dari dalam sana.

Nampak Boneka beruang yang terbentuk dari koran bekas, Sarada mengecet boneka tersebut dengan warna pink muda, agar terlihat lebih menarik, tak lupa ia juga membuat dasi untuk boneka beruang itu.

"Wah! bagus, Sar! lo buat sendiri?" tanya Chocho dengan pandangan mata yang melebar.

"Enggak, gue dibantuin sama Kagura, dia udah pulang kemarin sore,"

"Asik, gue boleh dong ya main ke rumah lo hehehe, pengen liat cogan gitu yekan,"

Sarada tertawa, bestie nya ini benar-benar maniak cogan, lihat cogan sedikit langsung luluh.

"Iya, main aja,"

"Eh, tapi nyokap sama bokap lo?" tanya Chocho khawatir, pasalnya gadis itu sudah mengetahui semua tentang Sarada, kehidupannya, masalah, orang tua, keluarga, dll. Chocho tahu.

Play FeelingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang