Kelahiran dan Kehilangan 🥀

509 43 4
                                    

    Pria dewasa itu mondar mandir didepan pintu ruang UGD dengan segala ketakutan, dirinya sangat amat ketakutan terjadi jika saja, ia tak meninggalkan istrinya itu dirumah sendirian. mungkin ia bisa lebih cepat membawa nya. Doa yang ia panjatkan untuk keselamatan istri dan anak nya yang berjuang didalam sana. dada nya sesak bukan main saat pintu terbuka, terlihat dokter menghampirinya dan menepuk bahu milik pria itu menguatkan diri nya.

    " Tuhan begitu mencintai istrimu, aku turut berduka john, maaf aku tak mampu menyelamatkan istrimu. "

ujar dokter bernama Giselle itu menepuk bahu Johnny. dia mempersilahkan Johnny masuk keruangan tersebut sebagai pertemuan terakhir untuk melihat sosok istrinya.

    Pria dewasa itu Johnny masuk keruangan itu, bahu nya merosot saat melihat istrinya terbujur kaku didepan nya. bahu nya bergetar dengan hebat, air mata itu terjun dengan deras saat ia mendekatinya. diraih nya jemari cantik milik sang istri untuk digenggam dan diciumin nya. bersama dengan air mata ia letakkan dipipi milik nya. sungguh ia tak sanggup dengan ini, hati nya hancur tak terbentuk lagi. melihat sang istri terbujur kaku meninggalkan diri nya seorang selamanya seperti ini.
mata indah itu, tak akan lagi memancarkan tatapan hangat untuk Johnny.  bahkan bibir nya sudah tak semerona dulu, bibir istrinya sudah berwarna pucat. tak akan ada lagi senyuman dan ucapan semangat, dukungan untuk dirinya lagi.

     Raungan nya bahkan terdengar sampai diluar ruangan, sungguh ia tak bisa kehilangan wanita ini. wanita yang selalu menempatkan dirinya sebagai sosok ibu, istri, teman dan sahabat baginya. digenggam nya erat tangan wanita itu suaranya bahkan menyakitkan. kali ini dia hancur seperti 15 tahun yang lalu, dia kehilangan ibu dan ayahnya saat ingin melihatnya akan mengikuti olimpiade antar sekolah. rasanya jauh lebih menyakiti nya saat wanita ini meninggalkan diri nya sendirian disini. dokter dan suster itu menghampiri dan mengucapkan bela sungkawan untuk kepergian istri Johnny.
 
  "Pak, tolong gendong putra bapak, dia tak menangis sama sekali sedari tadi. "

suster itu mengendong putra nya yang bahkan belum genap beberapa jam, dilihatnya bayi kecil dalam dekapan suster itu, ia berdiri dan mendekati bayi kecil yang digendong suster tadi. mata itu terpejam juga seperti ibunya. perlahan ia membawa bayi itu mendekati istri nya yang telah terbujur kaku itu.

  "Tolong, jangan bawa dia anna. "

suara pria itu Johnny sembari menahan nangis menyebutkan nama mendiang istri nya sendiri.

   " Biarkan dia melihat dunia bersamaku na, jangan bawa anak kita juga bersamamu. "

  " Aku janji na, aku jaga dia dan selalu menjadi pelindung bayi kita anna kapanpun dan dimana pun. "

  " Aku minta tolong anna hikss "

Erangan nya lolos lagi sungguh ia tak mampu menahan sakit ini, lebih baik dia yang pergi daripada istri dan anaknya. ini teramat menyakitinya ia terduduk menangis dengan deras dibawah brankar tempat tidur istrinya bersama sosok bayi kecil didekapan nya yang sudah tak bernyawa sama seperti ibu nya.




🌻🐻🌻🐻🌻🐻🌻🐻🌻🐻🌻🐻

4 tahun berlalu ~

Kaki kecil itu berayun ayun dengan mulut kecil nya diisi dengan dodot, tangan sebelah kirinya memegang kertas kosong. mata hitam bulat itu masih berharap ke arah luar sana, mata nya tak henti henti melihat kesana kemari memperhatikan mobil dan motor yang keluar dari komplek perumahan ini. tapi, mata nya berbinar saat mobil yang ditunggu nya akhirnya datang. ia dengan perlahan lahan turun dari bangku besi milik ibundanya. setelah berhasil turun ia buru buru berlari kedepan pintu pagar menunggu Ayah nya.

   Pria itu turun dan membuka pintu pagar nya dan ia melihat balita kecil itu. mata nya, sangat teramat seperti milik Almarhumah istrinya. berbinar dengan indah dimata balita ini.

     " yah endong " balita itu mengulurkan tangan kecil nya ke atas meminta gendong.

sang pria itu hanya menatap balita itu dengan pandangan kosong. dan berlalu meninggalkan balita yang masih berharap digendong. kaki kecil nya mengikuti sang Ayah ia terlihat tidak kecewa saat tak digendong pria itu, Ayah nya Johnny.

ia berhenti saat pintu kamar ayah nya tertutup, ia berdiri sembari berharap ayah nya akan keluar dan menemanin nya makan.
   
    setelah 4 tahun berlalu bayi yang didekapan Johnny waktu itu menangis keras saat dia mencium untuk terakhir kali, bahkan dokter dan suster begitu terkejut dengan mukjizat yang diberikan Tuhan terhadapnya. tapi sepertinya Johnny mengabaikan kebahagiaan ini.

pikirannya kosong dan kacau balau saat melihat sosok istrinya hidup dalam putra mereka. melalui mata yang berbinar, bibir yang terlihat mirip sang istri dan terakhir menunggu dirinya setiap pulang kerja didepan teras duduk dengan bangku besi kesukaan istrinya. ia tak membencinya hanya saja ia masih berusaha menerima semua. menerima putra kecil mirip sekali dengan mendiang istrinya.

digenggam nya kertas poto itu dengan erat diletakkan didada nya. ia menangis lagi, meskipun sudah 4 tahun berlalu, duka nya masih ada di Johnny.

  tok ~ tok

" ayah "

" ayah mau mam idak? "

" tadi mba lala acak sayul hijau nda tau nama nya apa ayah au mam nda?? kalo ayah au adek ambilin ya. "

suara balita itu diluar kamar Johnny tangan nya yang kecil seperti berdoa, semoga ayahnya mau makan bersama untuk hari ini.
  

clek~

pintu terbuka memperlihatkan Johnny yang sudah berganti pakaian santai sehari hari dirumah. ia berlalu tak merespon tatapan balita kecil itu. balita kecil itu tersenyum dan berterimakasih kepada Tuhan sudah mengabulkan doa nya dalam hati. tangan nya ia letakkan dikursi dan ia memanjat menaikkan dirinya. Johnny hanya menatap tak ingin membantu sama sekali.

Balita kecil itu sudah bisa memakan yang dimasak mba lala tadi, balita itu sangat senang karena ayahnya mengambilnya nasi dan sayur. walaupun makan nya berantakan, maklum anak kecil. ia sudah pinter makan sendiri dan kadang jika mba lala tidak ada ia bisa mandi sendiri. mba lala itu pengasuh adek selama berapa tahun ini. mba lala udah dianggap adek sebagai tante walaupun mba lala belum nikah, mba lala tak pernah niat ingin menjadi istri Johnny. ia terlalu takut untuk masuk kedalam sana. mba lala hanya ingin merawat balita itu agar hidup dengan sehat dan selalu bahagia pastinya.

mba lala sendiri tinggal disebrang rumah, jadi dia bisa mantau adek dari rumah atau sesekali jika Johnny tak pulang ia akan membawa adek ke rumah. kadang dia ga tega ninggalin adek sendirian dirumah itu, apalagi se kecil itu harus menahan diri untuk tidak merengek atau menangis menangis untuk diperhatikan, balita itu hanya bilang,

" mba lala nda uca pikilin adek, adek kuat kok buktinya adek ga angis waktu ayah nda au gendong adek. "

Ucap adek ngomong asal, tapi mba lala nangis banget dengar ucapan anak sekecil itu didepan nya.




🥀🥀🥀🥀🥀




 
Semua yang kita cintai akan kembali pada yang Maha Kuasa, kita hanya perlu mengikhlaskan kepergian orang yang kita cintai dengan ikhlas dan tabah. 🌱

AyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang