-----------------------------------------------------------
нαρρу яєα∂ιng ❤
-----------------------------------------------------------Gawat, menggeser pintu ini saja membuatku ingin mengompol.
Grak...
Bunyi geseran pintu yang mengawali perang cinta ini.
_______
Tap tap tap tap...
"Uggghhh, seharusnya aku tidak mengantarkan bekal itu padanya! Aaaggghhhh.... Lebih baik aku mati daripada menahan malu ini." kesal sekaligus malu membaluti dirinya saat ini.
Ia menyapu nyapu hidungnya yang dari tadi dialiri ingus.
Langkah yang kasar ia lakukan untuk mengurangi rasa malunya saat ini. Warna strawberry yang khas merelap pada wajahnya.
Sungguh kejadian yang tak terduga menimpanya. Ingin tahu? Haha... Baiklah, kita lihat saja nanti.
"Ah, ya. Aku hampir lupa akan paduan suara nanti. Aku masih agak bersalah karena merepotkannya."
Satu persatu langkah ia tempuh. Sampai akhirnya ia berdiri di depan pintu.
"Baiklah... Ayo keluarkan suara terbaikmu Watson. Jangan biarkan dirimu mengemban malu lagi." desis gadis itu sambil memegangi gagang pintu tersebut.
Grak...
Bunyi geseran pintu mengawali perang suara ini.
Matanya terbelalak. Melihat siapa yang menunggunya disana. Bukan, siapa yang ia temui sekarang.
"Anda adalah..."
_______
Gadis itu menggeser pintu ruang guru yang konon katanya bisa membuatmu mengompol tiga hari berturut-turut.
Namun...
Manik matanya bersinau-sinau. Seakan cahaya surga menerpanya. Bertolak belakang dengan pemikirannya selama ini.
Ia tertegun. Dirinya saat ini membatu.
Seakan akan ada mata rantai yang menjerat kakinya."Hm? Ada gadis kecil disini!" semangat pria pemilik surai kuning yang terang dan merah yang membara setelah menoleh ke arah gadis itu.
Usai mendengarnya, orang orang yang disana pun juga melihat ke arah yang sama.
Yap, sekarang gadis itu menjadi pusat perhatian.
Kulitnya terbuyur keringat dingin. Kini detak jantungnya tidak beraturan. Ia berusaha tetap tenang dengan mengatur napasnya.
"Maaf mengganggu Rengoku sensei, saya hanya ingin mengantar bekal ini pada Shinazugawa sensei. Tapi sepertinya beliau sekarang ini tidak ada disini." tuturnya setelah bola matanya tidak menemukan orang yang dicarinya.
"Hm, dia seperti seorang ibu yang mengantarkan bekal anaknya." desis Iguro dari kejauhan.
"Hm... Shinazugawa? Kurasa dia pergi untuk sebentar- Oh hei, itu dia!" Rengoku menunjuk ke arah gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Detective Girl | Sanemi x Reader
Romance"Kau seperti Mr. Holmes, jenius dalam hal apapun. Namun, untuk cinta kau adalah nol." Berkisah bagaimana seseorang yang selalu mengandalkan logikanya memahami perasaan suka atau bahkan cinta. Apa berakhir manis atau kandas? Hanya cerita ringan, sila...