-03 Suara 🎶

134 12 1
                                    

-----------------------------------------------------------
нαρρу яєα∂ιng ❤
-----------------------------------------------------------

"Aha! Bagaimana jika aku membuatkan sensei ohagi yang baru lagi?"

.
.
.
.
.
Jangan lupa vote yaa ( ꈍᴗꈍ)🌟
Vote = lanjut
.
.
.
.
.

"Buruk buruk buruk buruk buruk buruk buruk! Ini buruk!" umpat gadis itu di sepanjang lorong.

"Ini sulit! Selama hidupku aku tidak pernah membuat ohagi! Makanan apa itu? Aku mengetahui isi bekal itu ohagi, karena yang ku tahu warnanya ungu adalah ohagi. Tidak ada yang lain."

Gadis itu berbicara sendiri sambil berpikir keras cara membuat ohagi.

"Terbentur apa kepalaku ini sampai sampai aku mengatakan hal seperti itu?"

Tak lama ia sampai di kelas paduan suara. Ia membuka pintu itu. Angin flamboyan menerpanya. Matanya membelalak.

"Anda adalah..."

"Ya! Itu aku! Tak heran jika kroco kroco seperti kau mengenaliku." Pria itu berdiri tegak layaknya dewa yang patut dipuja. Ia sangat percaya diri.

"Siapa?" Gadis itu memiringkan kepalanya.

"Hah?!" Pria flamboyan itu membatu.

"Maksud saya apakah anda guru baru yang mengajar paduan suara hari ini? Saya lihat guru yang biasanya mengajar kami tidak hadir." jawab dengan polosnya gadis itu.

Pria itu awalnya diam. Mulai mencerna kalimat gadis itu. Namun...

"HEI!! APA KAU TIDAK MENGENALKU! BERANI SEKALI KAU! AKU ADALAH DEWA PERAYAAN! TIDAKKAH KAU TAU ITU!!" Pria itu berteriak di depan wajah gadis itu agar gadis itu mengingatnya.

"Ah, begitu. Aha ha ha ha.. a-aku tau. Anda yang 'itu' ternyata... Ha ha ha iya iya iya.. aku ingat sekarang. Maafkan aku." ujar gadis itu. Jelas sekali bahwa dia memang tidak mengenali pria di depannya.

"Hah! Akhirnya kau juga tau." Entah kenapa pria yang dikenal dengan Uzui Tengen mudah percaya dengan kata kata itu.

"Jadi, kenapa sensei bisa mengajar kelas paduan suara?"

"Hmm... Kenapa ya?? Mungkin karena ada seorang murid yang diyakini memiliki suara seperti seekor kambing. Maka, dari itu aku penasaran siapakah dia." pikir pria itu sembari melirik lawan bicaranya yang ia tahu siapa orangnya.

"Guft--" Gadis itu menelan salivanya. Ia mengalihkan pandangannya dan menjauhi Si Flamboyan itu.

"Baiklah, berbarislah kalian para semut. Aku tidak ingin mendengar suara kambing kalian. Yang ingin kudengar adalah suara manusia. Mulai!" Uzui mulai memainkan gerakan tangannya.

_______

Besoknya... Di SMA Kimetsu...

"Ohagi? Aku kurang tahu cara membuatnya. Kenapa tiba tiba?" Gadis bermanik biru itu menaikkan satu alisnya.

"Akwu semwalam menghancwurkan bekal Shinazugawa sensei." ucap gadis itu dengan menidurkan wajahnya di meja.

"Nah lo! Engkau bangunkan pulak beruang yang sedang hibernasi. Mamam. Kau pakai saja keahlian deduksimu." ledek gadis lain dengan logat Kansai miliknya.

"Yah ekhh.. aku ehkmm.... Tidak tau bisa begitu." Gadis itu memijit batang hidungnya. Sekarang ia seperti kuning telur setengah masak, berleleran.

"Mungkin aku tau siapa yang bisa membantumu Watoson chan!" Makomo mengepalkan kedua tangannya di depan.

"Heh?" Gadis itu berhenti sebentar.

"Atau mungkin kita temui saja sepulang sekolah, ehe." Makomo membuat simpul di bibirnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Tolong... Ajarkan saya guru... Saya bersiap bersujud padamu selama 7 hari 7 malam..."

Yap. Begitulah yang ia lakukan sekarang. Watson membungkuk khas dogeza. Sampai sampai ia membenturkan dahinya ke lantai berkali kali.

Makomo hanya membatu melihat tingkah temannya itu.

"To-tolong jangan begitu, angkatlah kepalamu. Kumohon.."

Pria pemilik surai kuning-merah gugup sekaligus heran melihat tingkah orang yang ingin menemui dirinya. Padahal baru saja mereka bertemu.

Watson mengangkat kepala dan menegakkan badannya. Namun, ia masih menopang dengan tulang keringnya.

"Tolong... Bantulah saya wahai Rengoku mini."

Yap. Rengoku mini yang dimaksud adalah adik dari Rengoku sensei. Sekarang ia menduduki bangku SMP.

"Ahahaha... Ba-baiklah... Ngomong ngomong apa yang bisa ku bantu?" ucap Senjuro sembari membantu gadis itu berdiri.

"Buat ohagi..." rengek gadis itu.

"Ohagi?" Muncul perempatan di dahi Senjuro.

Mereka bertiga akhirnya memasuki ruang tata boga. Bahan bahannya sudah dibeli gadis itu dan tertata rapi di meja.

"Aku ingin Rengoku kun membantuku. Mohon bantuannya." Gadis itu membungkuk pelan.

Disisi lain...

Aku tidak percaya bertemu dengan orang ini.

___________________________________________

Siap juga ni chapter fiuhh.. <( ̄︶ ̄)↗
Gimana chapter kali ini?

Saneminya masih libur kali ini, merajuk karna ohaginya ancor 😂


Mau lanjut? Vote yaa (ㆁωㆁ)

またね
Mata ne

~ Salam Author dan Senjuro

The Detective Girl | Sanemi x ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang