Kita setengah persen kumpulan orang orang yang beruntung bisa sekolah dan hidup nyaman dengan masalah, karena setengah persennya lagi orang yang diluar sana yang serba kurang.
Jika ditanya apa yang kita inginkan maka jawabannya sama yaitu ingin bahagia dan sukses.
Namun rencana sering sekali berbelok arah dari apa yang kita harapkan, kalau dipikir-pikir sudah banyak harapan yang kita inginkan namun hanya itungan jari yang sudah terkabul.
Jeongin hari ini pergi ke terminal bus niatnya ingin bertemu kawan lamanya, sudah lama tidak bertemu dan nongkrong dengan mereka rasa temu kangen didalam dirinya bergejolak apa lagi mengingat kenangan kenangan dari yang manis sampai pahitnya dunia luar yang jauh berbeda dengan difilm film.
Kantong plastik isi cemilan dan minuman sudah ditenteng ditangan kanannya, dia tidak bawa kendaraan. Jadi dia naik angkot lalu berhenti diterminal, Jeongin keluar dari angkot lalu dari kejauhan sudah kelihatan anak muda sedang nongkrong di bawah pohon mangga yang sudah tua.
Jeongin berjalan dengan senyuman sumringah, langkah nya dia percepat. Bang Ari selaku pemuda yang umurnya perpaut lima tahun dari Jeongin tersenyum sampai giginya terlihat.
"Woii Ayen! Sini cok!" Panggil nya cukup keras, Jeongin di sambut dengan baik oleh mereka. Mereka berlima ada Bang Ari, Juned, Oji, Rijal dan Cakra
"Woilah si Ayen makin cakep bener sampe kalah banci taman lawang" guyon si Rijal sambil terkekeh
"Pa kabar lo nyuk? Udah lama kita kaga nongkrong bareng" sapa Juned
"Gue baik, lo semua gimana? Sehat? Bang Ari sehat?" Tanya Jeongin balik
"Baik Yen, cuma dompet doang yang sakit." Jawabnya ngaur
Jeongin terkekeh mendengarnya, temannya ini semua dari kampung wajar kalo ekonomi serba terbatas.
"Ini cemilan, makan dah tuh." Jeongin menyerahkan kantong yang tadi dirinya bawa lalu ia ikut duduk bersama mereka
"Wahh makasih makasih" ucap Oji berbinar
"Sekolah gimana yen? Lancar?" Tanya Bang Ari
Jeongin mengangguk singkat "Lancar bang, cuma suka slengean dikit." Jawabnya sambil terkekeh kecil
"Kangen nongkrong kaga lo?" Cakra sambil mengunyah chiki ikutan gabung pembicaraan keduanya
"Kangen mah kangen, cuma ya gimana ngga sebebas dulu."
Bang Ari mengangguk mengerti mereka tahu batasannya sekarang, walaupun dulu Jeongin sering nongkrong sama mereka namun sekarang ingin sekedar ngajak ngopi pun menimbang nimbang.
"Betewe Yen, kemaren gua liat pacar nya Seungmin jalan sama cowok. Udah gak sama Seungmin sekarang?" Tanya Rijal tiba tiba
Jeongin diam berfikir sejenak "Ohh Lino kali"
"Bukan Lino, cowoknya beda." Kata Rijal lagi, perkataan nya buat dia memutar otak
Teman terminal bus Jeongin sudah tahu Geng Straykids dan mereka sempat sesekali bertemu dan nongkrong bareng jadi ya sudah lumayan tahu muka dan nama.
"Salah lihat kali lo, ya kali Star selingkuh." Ucap Jeongin berusaha tenang
"Mata gua masih waras kok, kalo lo kaga percaya coba deh ke caffe yang disebrang halte biasa kita nongkrong. Udah dua kali gua liat dia disitu"
Jeongin kembali berfikir keras rasa penasaran pun tumbuh didalam dirinya dan pada akhirnya "lo liat jam berapa?"
"Sekitar jam liman lah"
KAMU SEDANG MEMBACA
Part of life || Stray Kids ✓
Ficção Adolescentebook #2 Hanya kebersamaan yang membuat kita merasa berharga didunia ini dan hanya dengan sahabat kamu akan merasa hidup didunia ini. " Jika kehilangan sahabat membuatku merasa dihargai dan dihormati, maka injak injak saja aku, agar sahabatku tidak h...
