06. Pertahanan yang Mulai Runtuh

4 0 0
                                    

~》○《~

Sore setelah kejadian itu, seluruh siswa-siswi kelas 10 diminta berkumpul dilapangan tanpa terkecuali. Terdengar bisik-bisik diantara para siswa, yang sebenarnya terdengar jelas oleh para kakak kelas. "Udah selesai bisik-bisiknya?" Ujar Haikal yang berdiri tepat didepan mereka semua tanpa ekspresi.

Semua pengurus sudah tau bahwa Haikal sedang marah dan kesal, sehingga mereka tidak ada yang menghentikan Haikal. Pengurus PP mengawasi semua yang terjadi dari koridor kelas lantai dua. Mahen dan sahabat-sahabatnya (Kecuali Iki, Aden dan Haikal karena merupakan pengurus Padus) yang juga pengurus PP ada juga di depan ruang perpustakaan mengawasi, terutama mengawasi Haikal.

"Kalian semua bakal diseleksi ulang, untuk yang bernama Mawar Resta Putri dan Annisa Chantika Sulistio maju ke depan sekarang!" Perintah Iki membuat kedua orang yang namanya dipanggil itu maju ke hadapan Haikal. Haikal hanya menatap mereka sekilas tanpa minat.

"Kasih, Sukma, Rissa, dan Zia juga seret ke depan! Jangan tenang-tenang aja kalian. PP yang diatas! Catet dan tandain 6 orang didepan gua ini." Ucap Haikal dengan amarah. Keenam orang itu hanya bisa menunduk di depan Haikal.

"Kalian berenam ikut gua, PP dua orang juga turun ikut gua. Sisanya stay disini. Rita dan Iki, seleksi yang bener. Gua gak mau ada kesalahan yang kedua. Kalo sampe kejadian lagi, yang gua turunin buat nyanyi nanti kakak kelas 12 aja, gak usah kelas 10 bikin malu. Buat anak PP awasin yang bener, gua minta pertanggungjawabannya nanti." Jelas Haikal cepat lalu segera melangkah pergi diikuti dua orang anggota PP yaitu Jevan dan Mahen.

"Ngapain kalian masih disini? Sana pergi ikutin ketua PP kalian! Pada tuli atau gak punya telinga sih? Jalan buruan!" Sentak Iki yang membuat keenam siswi itu segera berlari mengikuti Haikal.

Mahen menatap sinis adiknya, yang hanya dibalas tatapan takut dan melas oleh Zia. Sedangkan Jevan hanya menatap punggung Haikal dari belakang dengan tatapan berbeda. Jevan kaget saat tangannya disentuh Mawar saat menaiki tangga gedung serbaguna. Jevan segera menepis dan menjaga jarak dengannya dengan berjalan disebelah kiri Mahen. Mahen hanya menatap kejadian itu tanpa minat. Setelah sampai di dalam gedung, Haikal mempersilakan semuanya duduk. Lalu gedung ditutup rapat.

"Haah." Semua orang kecuali Haikal menahan nafas kala mendengar helaan berat ketua PP mereka. "Kal? Lu mau apain mereka?" Tanya Mahen pelan, Ia tahu Haikal sedang tidak dalam kondisi perasaan yang baik. 

Pertanyaan Mahen mengundang atensi Haikal yang sebelumnya Ia hanya duduk menghadap 8 orang didepannya sambil menatap langit-langit gedung. Tatapan yang diberikan Haikal memberikan arti yang berbeda bagi Mahen juga Jevan dan keenam siswi itu. Mahen dan Jevan sangat kenal dengan Haikal tentu tau arti dari tatapan Haikal. Tatapan penuh beban, penyesalan dan amarah yang sebenarnya ditujukan untuk dirinya sendiri. Sedangkan keenam siswi itu mengartikan tatapan itu sebagai ancaman dan hukuman. Haikal hanya tersenyum kecil melihat dua sahabatnya yang khawatir dan keenam siswi yang takut-takut juga waspada. Ia memejamkan matanya sejenak. 'Ah! Kepalaku rasanya mau pecah! Kamu kuat Haikal! Gak boleh pingsan!' Gumamnya dalam hati. Lalu membuka matanya kembali dengan ekspresi datar.

"Menurut lu enaknya diapain mereka ini? Gua sih pengennya mereka kena pengurangan poin dan skorsing." Ujar Haikal dengan nada cukup menyindir yang sukses membuat keenam siswi itu takut. Mahen beranjak dari duduknya dan berpindah ke tempat duduk dekat Haikal. Haikal menatap heran Mahen yang mendekat, segera berpindah menjauh dari Mahen sehingga ada jarak yang lumayan antar keduanya. Dan tindakan itu membuat Mahen juga bingung.

"Lu kenapa malah ngejauh sih Kal? Gua emang bau?" Tanya Mahen yang sukses membuat yang lain tertawa tetapi ditahan sekuat tenaga. Ingat mereka sedang di sidang. Haikal menggeleng lalu menatap sinis Mahen.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 29, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hidup, Harapan, HaikalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang