3

1.9K 203 19
                                    

Hubungan Naruto dan Sasuke makin dekat, di sekolahan tentu saja. Kalau di luar mana bisa ? Ke tiga kakak Naruto terutama Kyuubi dan Kurama selalu mengawasi setiap ada kesempatan, bahkan Sasuke hanya menemani Naruto mengobrol sembari menunggu jemputan saja mendapat tatapan tajam dari si kembar itu. Kalau Nagato.... dia hanya diam dengan wajah datar, tapi itu lebih menyeramkan.

Seperti sore lainnya, Sasuke menemani Naruto menunggu jemputan di depan sekolah setelah kegiatan ekstrakulikulernya selesai, mengobrol hingga getaran handphone Naruto mengalihkan perhatian mereka.

Kyuubi.

"Haaah" Naruto menghela nafas setelah membaca pesan dari samg Kakak.

"Ada apa ?" Tanya Sasuke kepo.

"Kyuu-Nii tidak bisa menjemput karena tiba-tiba di minta untuk membantu profesornya operasi." Jelas Naruto. Memang hari ini jadwal Kyuubi yang mengantar jemput Naruto. Kurama ada rapat, sementara sang Ayah pergi urusan bisnis di luar kota membawa serta supir di rumah. Deidara sedang ada kelas hingga malam nanti. Sepertinya dia harus naik taxi.

"....... kau mau pulang bersamaku ?" Tawar Sasuke.

"Eh ?"

"Uh,, kalau kau mau.."

Naruto tersenyum senang. "Kalau senpai tidak keberatan ?"

Sasuke tersenyum kecil, mengusak rambut Naruto, "aku tidak mungkin keberatan kalau menawarimu bukan.?"

"Oh benar juga."

"Kalau begitu ayo." Ajak Sasuke menuju parkiran dimana mobilnya ia parkir, Naruto mengikutinya di belakang.
.
.
.
Sasuke menyetir dalam diam, dan Naruto juga hanya diam karena tidak tau harus berbicara apa. Tapi ketika Sasuke menghentikan mobilnya di lampu merah, mata Naruto tertuju pada penjual es krim yang ada di taman di dekat lampu merah situ.

Dia ingin, dia belum pernah menghabiskan waktu di taman dan menikmati es krim. Ke empat kakaknya selalu melarangnya.

"Kau mau mampir ? Sepertinya belum terlalu sore kalau kau mau mampir sebentar." Seolah bisa membaca pikiran Naruto, Sasuke buka suara.

"Eh ?"

"Hm... sebenarnya aku tidak terima penolakan juga sih. Anggap saja ini kencan ?" Ujar Sasuke sembari membelokkan mobilnya, mencari parkiran agar bisa mampir ke taman itu.

"Kencan ?" Tanya Naruto. Wajah Naruto memerah.

Sasuke yang sempat melihat itu tersenyum kecil. Ia yakin, tanpa dia memberitau pun Naruto sudah tau akan perasaannya, dan Sasuke pun tau, kalau sebenarnya Naruto juga memiliki perasaan yang sama.

Yang membuat mereka saling ragu untuk mengutarakannya adalah.

Kakak Naruto dan Ayahnya tentu saja.

Dan Sasuke tidak mau salah langkah. Sekali salah langkah sepertinya kepalanya akan melayang ?

Maka dia akan pelan-pelan.

Sampai kakak-kakak Naruto luluh dengan sendirinya.

Meski ia yakin itu tidak akan sebentar.

"Ayo" ajak Sasuke setelah membukakan pintu Naruto.

-greb-

Sasuke memberanikan diri menggandeng tangan Naruto saat Naruto sudah turun. Dengan wajah yang sama sama bersemu, mereka pun mulai jalan.

"Paman, tolong 1 es krimnya, Kau mau rasa apa ?" Tanya Sasuke pada Naruto.

"Etto... choco mint."

"Choco mint nya 1 paman." Jelas Sasuke lagi pada paman penjual es krim.

"Senpai tidak ?"

"Aku tidak terlalu suka manis" jawab Sasuke. Naruto mengangguk paham, dalam hati mencatat bahwa besok-besok ketika dia akan membuatkan Sasuke bekal lagi, dia tidak akan membuatnya terlalu manis.

Kesusahan Uchiha BersaudaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang