003 ; tears

30 11 11
                                    

Jadwal hari ini sudah resmi terselesaikan, maka saatnya Yiseol untuk menghabiskan waktunya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jadwal hari ini sudah resmi terselesaikan, maka saatnya Yiseol untuk menghabiskan waktunya sendiri. Tanpa bodyguard dan juga tanpa Yeonha.

Hari ini Yiseol hanya berniat untuk menonton bioskop,

Namun baru saja ia melangkah dan hampir saja sampai di halte Bus. Tiba-tiba segerombolan remaja perseragam SMA meneriaki dirinya. Yiseol pun bingung, bagaimana bocah-bocah SMA mengenalinya? Dia 'kan sudah menutupi sebagian wajahnya dengan masker. "Jeon Yiseol brengsek! Diam kamu di sana!" Teriak salah satu siswi tersebut memaki-maku dirinya secara terang-terangan.

Menyadari bahwa ini bukanlah situasi yang bagus, Ia pun segera berlari sekencang mungkin menghindari kerumunan tersebut. Namun sialnya, remaja yang di dominasi oleh perempuan itu masih mengejarnya. Menyumpah serapahi dirinya dengan kejam.

Yiseol pun menjadi bertanya-tanya lagi, apa yang telah ia lakukan hingga membuat para siswi itu murka?

Di keasikan nya berlari, Yiseol melihat sebuah rumah, dengan gerbang yang terbuka lebar seolah-olah itu di buka untuk dirinya.

Berbalik kebelakang, ia belum melihat kumpulan siswi ganas tersebut. Dan langsung berinisiatif memasuki rumah tersebut.

Dengan langkah cepat ia berhasil sampai di depan pintu. Memencet bel berkali-kali, takut-takut siswi itu berhasil menemukannya.

Tak perlu menunggu lama, sang pemilik rumah pun menampakkan dirinya.

Tubuhnya yang menjulang tinggi, serta pupil mata yang berwarna kecoklatan itu berhasil membuat gemuruh di dada Yiseol memberontak.

Ya, dia Choi Beomgyu. Sang mantan terindah.

"G-gyu.." sapanya untuk pertama kalinya setelah dua tahun lamanya, suaranya bergetar, matanya memanas sebab menahan air mata yang kini mengumpul di pelupuk matanya. "Hei? Yiseol? Kenapa kamu kesini?"

"Mereka, sepertinya mau membunuhku Gyu.."

***

Demi Tuhan, bukan ini yang Beomgyu mau, setelah ia menghilang dari kehidupan Jeon Yiseol yang ia inginkan adalah ketenangan. Ia tak ingin hidup di bawah bayang-bayang Yiseol maupun antek-anteknya-Jimin dan Minjeong. Setelah 2 tahun lamanya ia hidup berdampingan dengn Ryujin yang tidak ia cintai, mengesampingkan ego yang terkadang ingin bertemu dengan Yiseol walau sekadar menatap Jeon Yiseol dari jauh. "Kamu udah hubungin Yeonha?"

"Udah, sekali lagi makasih ya Gyu."

"Iya sama-sama, gak mau kopi? Tuh ada di dapur." Yiseol hanya tersenyum kecil, "enggak Gyu, makasih. Aku udah banyak ngerepotin kamu."

Hening kembali, Yiseol merasakan suasana canggung yang tak biasa.

Dering telpon tiba-tiba berbunyi, cepat-cepat Yiseol mengambil ponsel dari sakunya. Setelah ia melihat siapa yang menelpon ia pun tersenyum senang karena pikirnya ia akan cepat terbebas dari rumah ini.

"Halo Yeonha? Gimana?"

"Kak, ini semua karena pertemuan lo sama soloist Taehyun kemarin. Terus ada artikel yang bilang kalau kalian ada hubungan semacam pacaran gitu lah."

"Terus gue harus gimana nih??"

"Lo diem aja di sana untuk beberapa hari, kalau suasana udah mulai membaik. Gue bakal jemput lo."

"Kalau lo pulang sekarang bakal bahaya, jadi lebih baik lo sementara di sana aja ya?"

"Nanti baju lo di bawain sama Minjeong."

"Gitu ya? Yaudah deh."

Sambungan terputus, kalu ini netranya tertuju pada pria dihadapannya yang sedang menyesap secangkir kopi dengan tenang. "Gyu, aku mau minta izin buat tinggal di sini selama beberapa hari boleh enggak? Aku enggak maksa kok."

"Kalau emang mendesak banget, ya silahkan aku gak masalah kok." Akhirnya Yiseol tersenyum lega.

Merasakan degup jantungnya yang berangsur-angsur berdetak secara normal.

Yiseol menoleh, tak terkejut sedikitpun ketika netra mereka saling bertubrukan.

Mereka bertatatapan; bertukar kata yang tak mampu diungkapkan oleh lisan.

Yang lebih tua menyenderkan tubuh, senyumnya mengembang ke arah wanita di hadapannya. Sedangkan yang lebih muda hanya bisa terdiam kagum.

"Aku masih nunggu kamu, disini. Dan akhirnya kamu dateng dengan sendirinya." Ujar sang pemilik rumah diiringi senyum tipis.

"Susah rasanya mengenyampingkan ego, aku putus asa saat itu."

"Terus, menyatakan kalau ini adalah akhir dari segalanya. Karena kamu sudah menghilang dan lenyap dari kehidupan ku."

"Tapi ternyata Tuhan nampaknya sedang berbaik hati, buktinya ia sekarang mengembalikan semestaku yang sempat hilang."

"Jeon Yiseol, kamu semesta ku. Kali ini jangan hilang ya?" Usai berkata demikian Beomgyu meletakkan cangkir kopinya. Bangkit dari tempat duduknya dan memindah posisi duduknya menghadap Yiseol.

Beomgyu menangkup pipi Yiseol, menyeka air mata wanita itu. Sedikit menggerakan kepala Yiseol agar wanita tersebut menatap Beomgyu tepat di matanya. "Yiseol, kali ini aku mau egois buat milikin kamu lagi."

"Aku gak peduli, apapun. Tolong izinin aku buat egois." Perkataan Beomgyu bagaikan panah yang menusuk hati Yiseol. la meremas tangan sofa kain tersebut, menyalurkan rasa sakitnya melewati remasan tersebut. Walaupun rasa sakitnya tidak sebanding dengan apa yang ada di hati Yiseol saat ini.

"Tapi Ryujin-"

"Hubungan kita udah berakhir, kita sama-sama capek." Sela Beomgyu cepat

***

Ia melirik lukisan tangan Beomgyu, dan dengan satu gerakan. Perbedaan ukuran tangan mereka sangat menarik, beserta detail lukisan tangan Beomgyu yang retak-retak, sedangkan lukisan tangan Yiseol yang bersih dan warnanya masih cerah. "Gyu, kamu masih nyimpen ini?" Tanya Yiseol yang sedang menjelajahi setiap ruang di rumah ini.

Beomgyu yang dari dapur pun cepat-cepat menghampiri Yiseol. "Apa?"

"Ini loh, lukisan yang kita buat pas tahun baru." Jelas Yiseol menunjuk kearah lukisan yang sedang ia pandangi. "Ya lagian ngapain aku buang? Ini ruh lukisan legendaris pas awal pertama kita pdkt tau."

Beomgyu menatap kedua lukisan tangan yang ada dindingnya, "punyaku kenapa warnanya udah mulai mudar ya?"

"Iya, padahal kita 'kan buatnya barengan. Catnya juga sama.."

➳༻❀ :housemate: ❀༺➳

housemate, beomgyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang