HOUSEMATE :: prolog

77 13 14
                                    

[ 14 Januari 2018 ]

Semua bahan obrolan yang siap Yiseol utarakan nyalin tertelan saat mereka keluar dari Bioskop. Berbeda dengan banyak pasangan lain yang keluar sambil berbisik-bisik seru membicarakan film, Yiseol dan Beomgyu nyaris tidak bertatapan, berjalan berdampingan dengan siku yang tak bersentuhan dan bahkan tidak ada pembicaraan.

Suasana ini sangat canggung hingga rasanya Yiseol tercekik oleh udara. Rasanya ia ingin menangis lagi dan mengutuk perbuatannya yang menjadi penyebab kecanggungan ini.

Saat mereka tiba di parkiran bawah tanah yang remang, Yiseol memelankan langkahnya, lalu berhenti. Beomgyu yang sadar Yiseol tak lagi berjalan di sampingnya menoleh. Ia mengerutkan dahi saat melihat  Yiseol berdiri tiga langkah di belakangnya, menundukkan kepala.

"Yiseol?"

Beomgyu mendekat hingga tubuh mereka berhadapan. Ia sentuh bahu Yiseol dan tangan lain dengan lembut mengangkat dagu Yiseol. Ada kilat terkejut di mata Beomgyu saat melihat sudut mata Yiseol memerah dan menggenang air mata.

"Kamu kenapa? Ada yang sakit?" Tanyanya.

Ditanya demikian dengan sangat lembut, isakan yang tertelan justru keluar dengan sendirinya. Yiseol kesal. Sangat kesal. Dan kekesalan itu ada pada dirinya sendiri. Ia begitu kesal pada dirinya sendiri sehingga tidak bisa berbuat apa-apa dan sekarang hanya bisa menangis di dalam dekapan Beomgyu.

Laki-laki itu memeluknya lembut, menepuk-nepuk punggung Yiseol meski ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Barulah setelah Yiseol tidak lagi terisak-namun masih dengan mata yang basah—pelukan singkat itu terlepas dan Yiseol sibuk mengusap matanya dengan punggung tangan.

"Maaf, Gyu. Kayanya aku ngerusak hubungan kamu sama tunangan kamu," Yiseol menjeda sesaat sebelum menunduk dengan lesu. "Aku bener-bener nggak tau, Gyu. Kamu nggak ngasih tau aku kalau kamu udah punya tunangan." Yang ada di kepala Yiseol saat ini adalah bagaimana ia bisa menyampaikan semuanya tanpa ada perasaan menyesal jikalau pun Yiseol memilih untuk menyudahi hubungan mereka di kencan ketiga mereka. Hatinya sakit, namun ia tak ingin menjadi penengah diantara ikatan Beomgyu dan Ryujin.

"Gyu, kita udahan ya? Aku nggak mau jadi dinding diantara kamu dan Ryujin, lagian 'kan sebentar lagi aku bakal debut. Kita ga akan bisa pertahanin hubungan ini Gyu. " Yiseol mengatakannya dalam satu tarikan napas dengan kepala tertunduk menatap ujung sepatu. Kini ia pasrah, pada apapun yang akan Beomgyu katakan. Kalau ini adalah akhir, maka ini adalah akhir yang terasa seperti mimpi bagi Yiseol karena pernah menghabiskan waktunya bersama Beomgyu walaupun singkat.

"Jeon Yiseol."

Yang dipanggil tak menyahut. Maka Beomgyu mengambil langkah kecil dengan memegangi kedua pipi Yiseol agar laki-laki itu menatapnya tepat di mata. Mata Yiseol selalu terlihat bersinar kapanpun ia melihatnya. "Kalau itu emang keinginan kamu, aku nurut. Tapi asal kamu tahu, aku sayang kamu, aku cinta kamu. Aku sama Ryujin cuma berhubungan diatas tekanan orang tua kita berdua nggak lebih."

➳༻❀ :housemate: ❀༺➳

➳༻❀ :housemate: ❀༺➳

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
housemate, beomgyu ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang