Ini cerita pertama aku guys
Harap dimaklumi apabila salah
~So~
Happy reading yah
Semoga suka sama ceritanya^^*
*
*
Dela berjalan dengan tergesa-gesa melewati koridor yang sepi.Ia merutuki dirinya yang bangun kesiangan karena mengerjakan tugas dari dosen barunya yang bisa dibilang cukup galak.Tapi tetap saja banyak yang menyukai dosen itu. Mungkin karena tampangnya yang lumayan. Yang mampu membuat para kaum hawa meleleh begitu melihatnya.
Pintu kelasnya sudah tertutup. Menandakan bahwa sang dosen sudah ada di dalam. Perlahan, Dela mengetuk pintu sambil mengucap salam.
Cklekk
Pintu terbuka. Menampilkan sosok pria berusia 24 tahun dengan wajah datarnya yang tampan. Dela tersenyum kaku.
"Jam berapa ini?! "tanya pria itu datar.
"Emm,jam delapan lewat lima belas pak." jawab Dela pelan.
"Berarti?"tanya pria itu lagi.
"Emm,itu berarti saya sudah melewatkan pelajaran bapak selama 15 menit pak"jawab Dela ragu-ragu.
"Datang ke ruangan saya jam 10,sekarang kamu boleh pergi."ujar pria itu akhirnya.
Dela melongo dibuatnya. Pergi??. Lalu bagaimana jika Dela melewatkan pelajaran satu hari ini?. Tidak masuk pelajaran selama satu kali saja sudah dapat membuat otak Dela hampir pecah karena Ia harus mempelajari sendiri bab yang sudah dipelajari.
"T-tapi pak,bagaimana dengan pelajaran yang akan terlewat nanti?"tanya Dela tak terima jika harus pergi.
"Resiko ditanggung penumpang."jawab pria itu akhirnya.
Pria itu kembali masuk ke dalam dan menutup pintu. Meninggalkan Dela yang termangu didepan pintu. Dela menghela nafas pelan dan berjalan menuju perpustakaan. Tempat favorit Dela jika sedang malas di kantin.
~~~
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam, eh Dela, lo kok disini Del? Bukannya lo ada kelas ya sekarang? "tanya seorang gadis seumuran Dela yang sedang bertugas menjaga perpustakaan.
"Gue diusir,sa.gara-gara telat 15 menit."jawab Dela pelan.
"Tumben banget dosen jurusan farmasi ada yang gak ngebolehin masuk kalau telat. Biasanya kan masih boleh."tanya Nisa heran
Sementara yang ditanya hanya mengedikkan bahu. Tak tau.
"Emangnya siapa sih dosennya?" tanya Nisa lagi.
"Pak Afkar"jawab Dela singkat.
"YA AMPUN,DEL.DOSEN BARU YANG GANTENGNYA MASYA ALLAH ITU??!"teriak Nisa yang langsung mendapat tatapan tajam dari penghuni perpustakaan yang tidak terlalu ramai itu. Tapi bukan Nisa namanya kalau Ia memedulikan mereka.
"Gak usah teriak bisa gak sih,Sa?kasihan yang lagi baca keganggu kan? "ujar Dela yang hanya di balas cengiran oleh Nisa.
"Jadi, lo mau ngapain disini?" tanya Nisa akhirnya.
" Gue cuma mau ngeluangin waktu buat nungguin jam tuh dosen keluar. Sekalian gue mau baca-baca."jawab Dela. Tapi bukan Nisa juga kalau Dia tidak banyak tanya.
"Emang lo mau ngapain nungguin pak Afkar keluar?" tanya Nisa lagi.
"Gue disuruh ke ruangannya jam 10.Udah deh lo balik jaga sana. Pusing gue ditanya-tanyain mulu. Assalamualaikum "ujar Dela akhirnya.
Ia berlalu pergi meninggalkan Nisa disana. Nisa paham bahwa sahabatnya itu tidak suka jika membahas tentang pak Afkar. Dosen yang menurutnya sangat tampan yang dapat membuat kaum hawa meleleh jika melihatnya.
~~~
Dela menghembuskan nafasnya pelan. Jujur, Ia takut untuk menemui dosennya. Meskipun bisa dibilang bahwa Dela adalah gadis yang tak acuh pada yang namanya 'laki-laki' tapi tetap saja Dela takut. Bagaimanapun,ini adalah dosennya.
Tok tok tok
Dela mengetuk pintu berwarna putih itu pelan.
"Masuk!" ujar seseorang didalam sana.
Perlahan Dela membuka pintu itu. Tampak seorang pria muda sedang duduk disana. Mata dan tangannya tetap fokus pada catatan di depannya.
Pria itu melirik sekilas ke arahnya. Lalu berdiri dan mengambil sebuah buku paket tebal di rak buku yang ada di salah satu sudut ruangan dan meletakkannya di atas meja.
"Rangkum bab 11 sampai bab 14. Koreksikan pada saya besok jam 3 sore. " ujar pak Afkar.
Dela agak ragu mendengarnya. Tumben sekali hanya 3 bab. Biasanya Pak Afkar akan memberikan hukuma yang berat walaupun pelanggarannya bisa dibilang cukup ringan.
Perlahan Dela mengambil buku paket tebal itu. "B-baik pak, kalau begitu saya permisi dulu." pamit Dela yang dibalas anggukan kecil oleh pak Afkar.
Setelah mengucapkan salam lalu pergi dari ruangan itu,Dela menghela nafas lega begitu didepan pintu ruangan. Akhirnya Ia hanya tinggal menyelesaikan tugas ini dan mengoreksikannya besok sore. Dan Ia akan terbebas dari urusan apapun dengan dosen itu. Yaa... walaupun Ia akan tetap melihatnya saat pelajaran. Tapi tidak apa-apa. Toh tidak akan ada urusan lain kecuali hanya belajar sebagaimana mestinya.
*
*
*
*
HAIII GUYSSS
GIMANA?? BAGUS GAK CERITANYA??SORRY YA SOALNYA INI CERITA PERTAMA AKU.JADI MASIH PEMULA GITUU.
JANGAN LUPA FOLLOW YA SEBELUM BACA
KARENA ITU MERUPAKAN SUATU KEWAJIBAN KALIAN SEBAGAI READERS YANG BAIK HATI 😍🤗KALAU BAGUS ATAUPUN JELEK SILAHKAN TULIS DI KOMENT YA GUYSS
SEE U NEXT chapter 🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Pharmacy Love Story
RomanceAzkiya Dela Ananta. Gadis cantik pecinta buku. Tidak suka membahas tentang cinta ataupun lelaki. Sedang mengejar mimpinya untuk menjadi apoteker di jurusan farmasi. Tidak menyangka bahwa Ia telah mengubah hidup seorang dosen tampan. Afkar Alfa...