Chapter 2

52 21 18
                                    

Jam sudah menunjukkan pukul 22.45 WIB. Dela kembali meregangkan ototnya untuk kesekian kali. Ia tak menyangka bahwa 4 bab di buku ini terdapat kurang lebih 89 halaman. Belum lagi bahasanya yang sulit dimengerti. Membuat Dela harus membaca lagi artikel-artikel di buku lain ataupun di google.

Ia harus tidur sekarang. Besok Ia ada kelas jam 07.30. Dan lagi-lagi diisi oleh pak Afkar. Dela baru saja mau menginjak ke bab yang ke 3. Tapi Ia bisa kembali merangkum besok. Toh, pelajaran pak Afkar selesai jam 09.30. Jadi masih banyak waktu untuknya merangkum 2 bab yang tersisa.

Dela melangkah menuju kamar mandi untuk berwudhu. Sudah menjadi kebiasaannya sejak kecil untuk berwudhu dan berdoa sebelum tidur.

Dela berjalan menuju ranjangnya yang bergambar bunga anggrek itu. Entahlah, Dela tidak begitu menyukai bunga. Bundanya lah yang membeli sprei ini. Jadi yaa Dela hanya menerima saja. Daripada Ia tidak menggunakan sprei sama sekali? Toh, sprei juga tidak berpengaruh pada tidurnya.

Dela membaringkan tubuhnya di ranjang empuk tiu. Perlahan Ia memejamkan matanya dan mulai menjelajahi dunia mimpinya.

~~~

Tiitt tiitt tiitt

Bunyi alarm segera menyadarkan Dela dari tidurnya. Beruntung Ia ingat untuk memasang alarm semalam. Dela tidak ingin kesalahannya seperti kemarin terulang lagi. Dela tidak bisa membayangkan jika Ia akan terlambat lagi hari ini.

Perlahan Dela bangkit dan merapikan tempat tidurnya. Lalu Ia segera bersiap-siap untuk sarapan bersama Ayah dan Bundanya.

"Pagi,Bun." sapa Dela pada bundanya.

"Tumben kamu sudah siap? Emangnya hari ini ada kelas pagi lagi? " tanya Bunda heran.

"Iya,Bun. Sekarang aku ada jam pagi." jawab Dela lalu duduk di kursi.

"Kok sering kelas pagi sekarang,kak? Biasanya kan agak siang? " tanya Bunda lagi.

"Iya,Bun. Dosennya baru soalnya."jawab Dela singkat. Sedangkan Bunda hanya ber-oh ria sambil mengangguk saja.

Dela segera memakan sarapannya tanpa menunggu Fia-Adiknya-dan Ayahnya. Karena Fia dan Ayah pasti masih bersiap. Sedangkan Dela tidak memiliki banyak waktu.

Dela segera berdiri dan menyalami Bundanya.

"Loh,kok udah mau berangkat aja sih,kak? Fia sama Ayah belum juga turun." tanya Bunda heran.

"gakpapa deh,Bun. Dela gak punya banyak waktu. Dela berangkat dulu ya,Bun. Assalamualaikum " pamit Dela lalu segera pergi.

Dela benar-benar tidak punya banyak waktu. Pak Afkar adalah dosen yang disiplin. Ia tidak akan terlambat meski sedetik pun. Baginya waktu itu sangatlah berharga. Dan tidak boleh dibuang dengan sia-sia. Begitulah ujarnya pada saat pertemuan yang pertama kali.

Dela segera memasuki taksi pesanannya yang terparkir didepan rumahnya.Taksi itu segera pergi meninggalkan kompleks perumahan Dela. Menuju ke kampus tempat Dela melanjutkan belajarnya untuk menggapai cita-citanya.

~~~

Tiin tiin tiin

Suara bunyi klakson terdengar bersahut-sahutan. Dela mengerutkan keningnya. Sepertinya barusan perjalanan nya baik-baik saja. Tapi kenapa sekarang jadi macet begini?.

"Kenapa,pak?" tanya Dela pada sopir taksi tersebut.

" Gak tau mbak. Tiba-tiba jalanannya macet gini. " jawab sopir taksi.

Dela melihat jam kecil di tangannya. Jam 07.15. Itu berarti 15 menit lagi kelasnya akan dimulai. Ia harus bergegas. Daripada Ia tidak boleh mengikuti kelas pak Afkar lagi? Dan harus merangkum buku yang lainnya?. Dela tidak bisa membayangkan itu semua.

"Udah deh pak. Sampai sini aja. Ini uangnya,makasih ya,pak." ujar Dela sambil memberikan uang lima puluh ribu.

" Saya gak punya kembalian mbak. "ujar sopir tersebut.

"Kembaliaannya ambil aja,pak." jawab Dela.

"Makasih ya mbak." ujar sopir itu yang dibalas anggukan oleh Dela

Dela segera berlari melewati jalan pintas menuju kampusnya. Untung saja letak kemacetannya tidak jauh dari kampusnya. Jadi Ia tidak perlu berlari terlalu jauh.

Dela sampai dikelas tepat 3 menit sebelum pelajaran dimulai. Syiva-sahabat Dela dan Nisa-yang duduk disampingnya langsung menoleh dan mengernyitkan dahinya begitu melihat Dela yang tampak ngos-ngosan.

"Lo kenapa, Del? " tanya Syiva heran.

"Jalanan macet,jadi gue lari dari perempatan sana." jawab Dela dengan napas yang masih belum teratur.

Syiva hanya membalasnya dengan oh-ria saja. Tak lama setelah itu. Pak Afkar datang dengan menenteng sebuah buku catatan di tangannya.

" Selamat pagi semua. " sapa pak Afkar datar.

"Pagi,pak." jawab semuanya kompak.

"Baiklah mari kita lanjutkan pelajaran yang kemarin. Tentang mengenal lebih detail nama ilmiah dan kegunaan suatu tanaman yang bisa dijadikan obat." ucap pak Afkar memulai pelajaran pada hari ini.

~~~

"Wuihh,gila. Itu dosen ganteng-ganteng tapi sadisnya naudzubillah. " ujar Rio begitu pak Afkar keluar.

"Ish,Rio gak boleh gitu. Ntar kalo pak Afkar denger gimana?" sahut Vila.

" Denger tuh kata pacar lu,Yo." balas Azka menimpali.

"Iya deh,iya. Salah mulu gue perasaan. " jawab Rio akhirnya. Yang disambut tawa sekelas.

"Eh,Del. Lo mau kemana?" tanya Syiva yang melihat Dela hendak beranjak dari duduknya.

"Gue mau ngerjain tugas gue yang kemarin. " jawab Dela singkat lalu segera pergi dari sana.

Tanpa sepengetahuan mereka berdua. Seseorang ternyata telah mendengar kemana Dela akan pergi. Meskipun Dela tidak memberi tau letak pastinya Ia mengerjakan tugasnya,orang itu tau dimana Dela akan mengerjakan tugasnya. Perpustakaan,tempat favorit Dela. Ia segera bangkit dari duduknya dan mengikuti dimana gadis itu akan mengerjakan tugasnya.

*

*

*

*

WAAHHH KALIAN TAU GAK SIAPA ORANG YANG DIAM-DIAM NGEDENGERIN PERCAKAPAN ANTARA SYIVA DAN DELA??
YANG TAU SILAHKAN AJA TULIS DI KOMENTAR YAA.

YANG BELUM TAU SILAHKAN AJA LIAT DI CHAPTER BERIKUTNYA. PASTI ADA KOK.

NAH GIMANA GUYSS???

JANGAN LUPA TINGGALKAN JEJAK BINTANGNYA YA 🌟

SAYANG BANGET BANGET DEH SAMA YANG BACA🤗

OGHEYY
SEE U NEXT CHAPTER YAA😉

Pharmacy Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang