Chapter 6

50 12 0
                                    

          
      "Umi,Afkar mau bicara in sesuatu sama Umi."

        "Kenapa,nak? Apa kamu sudah punya calon sekarang?" Tanya Umi antusias.

       Afkar menghela nafas pelan. Baru kali ini Uminya senang sekali ketika membahas sesuatu dengannya. Biasanya Uminya akan bersikap biasa saja karena takut akan mengganggu Afkar.

       "Afkar suka ke orang,Umi. Tapi Afkar gak mau ajak dia pacaran dulu." Ujar Afkar sambil menggenggam tangan Umi nya lembut.

       "Kalau begitu langsung lamar aja, Umi siap kok kapanpun kamu ajak Umi ke rumahnya." Jawab Umi begitu bersemangat.

      "Tapi Afkar gak tau gimana caranya,Umi."

       "Udah kamu tenang aja ya,Nak. Kamu cuma perlu cari tau rumah orang yang kamu suka itu. Umi gak minta yang lebih. Yang penting dia anak yang baik bakal Umi terima dengan sepenuh hati." Ujar Umi sambil menepuk bahu Afkar pelan.

      Umi beranjak pergi meninggalkan Afkar sendirian disana. Kembali Afkar menghela nafasnya. Ini terasa begitu sulit baginya.

       Azkiya Dela Ananta. Gadis cantik yang beberapa hari ini selalu mengusik pikiran nya. Entah kenapa rasanya Afkar selalu saja refleks melakukan apapun agar bisa bertemu dengan gadis cantik bermanik coklat itu.

                                 ~~~

         Dela sedang membaca sebuah novel dikamarnya ketika sebuah notifikasi tiba-tiba masuk di ponselnya.

    08*******
Assalamu'alaikum

     Dela mengernyitkan dahinya. Nomor siapa ini? Dan darimana orang ini mendapatkan nomornya?

       Waalaikumsalam
       Siapa ya?

        Dela kembali melanjutkan aktivitas membacanya. Tiba-tiba saja suara notifikasi kembali masuk. Ia kembali melihat isi pesan itu.

       Tunggu saja nanti

      Dela kembali dibuat bingung. Apa maksud orang ini? Siapa dia? Entahlah,Dela tak mau ambil pusing soal itu. Dia kembali melanjutkan aktivitasnya lagi.

    Tok tok tok

      "Masuk aja." Ujar Dela pada seorang yang baru daja mengetuk pintu kamarnya.

     Terlihat sosok wanita paruh baya yang selama ini sudah merawat Dela. Ya,bundanya.

     "Kenapa,bun?" Tanya Dela yang heran melihat bundanya hanya diam sembari memegang pintu kamarnya.

     "Nanti malam kamu ikut bunda sama ayah,ya?" Tanya bunda pelan. Tapi bagi Dela itu lebih terdengar seperti permintaan.

    "Kemana,bun?"

     "Kita diundang makan malam sama temen ayah."

    "Iya deh." Jawab Dela singkat tapi tatapannya tetap pada novel yang dipegangnya.

    "Ya udah. Nanti bajunya bunda siapin."

    " Loh kan aku bisa sendiri,bun."

    "Sudah kamu gak usah protes.pokoknya nanti bunda yang pilih baju buat kamu." Jawab bunda lalu segera keluar dan menutup pintu kamar Dela.

     Dela sebenarnya masih bingung. Tapi,ya sudahlah. Ia kembali saja pada pendiriannya. Yaitu,tak mau ambil pusing dengan apapun.

                                 ~~~

       "Dela ayo ikut bunda sebentar." Ujar bunda yang tiba-tiba sudah berada di ambang pintu kamar Dela.

Pharmacy Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang