Prolog

56 14 4
                                    

Dengan langkah yang gontai, Claretta berjalan menuju kelas, sebenarnya ia sudah ingin pulang, tetapi ia melupakan kunci mobilnya yang ia gantung di meja. Pada saat ingin memasuki kelas, ternyata kelas itu terkunci.

Baru saja Claretta ingin melangkah pergi untuk mencari petugas sekolah yang biasa bertugas mengunci kelas, tetapi dia mendengar ada suara dari dalam. Dengan rasa penasarannya dia memanjat diatas kursi dan mengintip lewat ventilasi udara.

"Sampai kapan sih sayang kita harus kayak gini?" Ucap seorang perempuan yang notabennya adalah sahabat Claretta.

Baru melihat adegan itu, Claretta sudah mengambil ponsel di sakunya dan memvideo adegan bermesraan disana, terdapat 2 orang sahabatnya dan satu orang laki-laki dimana laki-laki itu adalah pacarnya.

"Jangan dulu dong sayang, kita kan masih butuh Claretta, aku juga masih butuh dia untuk selalu bayarin balap aku" ucap Erza, pacar Claretta.

"Iya win, sabar aja. Lagian Claretta itu gampang dibego-begoin kan hahah" ucap Marissa.

"Gue takut Claretta tau, dan dia bakalan murka, kalian tau kan Claretta kayak gimana orangnya dia nekat" ucap Windy

"Dia gabakal tau kalau kita main cantik, gue yakin balap nasional nanti gue bakalan menang, dan disaat itu gue bakalan putusin dia" ucap Ezra.

Claretta memilih turun dan berlari dengan tangis, dia menemui Rafa teman kelasnya.

"Raf, dari osis ya?" Tanya Claretta basa-basi setelah menghapus bekas air matanya.

"Iya ta, eh mata lo kok sembab? Ada apa?" Tanya Rafa.

"Nggak, ini perut gue sakit banget lagi datang bulan, gue bisa minta tolong ambilin kunci mobil gue di kelas gak?" Pinta Claretta.

"Ohiyaa, lo turun duluan aja ke parkiran" ucap Rafa diangguki oleh Claretta.

'Loh kan ini belum waktunya kunci kelas, apa ada orang di dalam?' Batin Rafa.

"Woi ada orang gak? Gue mau masuk ambil barang" teriak Rafa.

Ezra buru-buru membukakan pintu. "Eh Raf, masuk-masuk" dengan santainya.

"Eh kunci mobil Claretta? Dia dimana?"tanya Windy yang melihat Rafa mengambil tasnya dan juga kunci mobil Claretta.

"Iya, dia udah di parkiran" ucap Rafa. "Duluan ya gaes" ucapnya lalu meninggalkan kelas.

Sesampainya di parkiran Rafa memberitahu sesuatu ke Claretta. Namun, Claretta hanya tersenyum tipis.

"Lo tau? Kenapa gak ngasih tau gue raf?" Tanya Claretta.

"Gue ngerasa gak punya hak ta, gue juga gamau lihat persahabatan kalian hancur" ucap Rafa.

"Dan dengan kayak gini gue hancur sendiri raf" ucap Claretta dengan suara gemetar.

"Ta sorry" ucap Rafa.

"It's okey, btw thank you kunci mobilnya" ucap Claretta lalu memasukki mobilnya dan melaju meninggalkan Rafa yang masih termenung.

Claretta mengirimkan video yang ia rekam tadi ke group keluarga.

Tak lama kemudian ada balasan voice note dari papanya.

"Anak kurang ajar tidak tau berterimakasih, jadi selama ini putri papa hanya dijadikan mesin uang?!" Terdengar suara murka dari sang papa.

Kemudian papa nya mengirim vn lagi.

"Tunggu saja papa akan berikan pelajaran ke mereka bertiga, lupakah mereka kalau papa pemilik yayasan?" Ucap Papanya lagi.

"Ya ampun Retta sekian lama kamu sahabatan sama mereka kamu baru tau itu sekarang?! Itu juga Ezra brengsek bakalan mama datengin rumahnya biar orangtuanya tau kelakuan anaknya kayak gimana" ucap mamanya juga.

Claretta Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang