O6

1.3K 243 76
                                    

"Jika self healing terbaik adalah 'menghilang' maka izin kan aku untuk 'menghilang' selama beberapa saat."

____

"Mas Nathan jadi ngekos?" Tanya May di sela-sela sarapan pagi.

Nathan hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Yah, May sendirian dong." Ujar gadis itu cemberut.

Papa terkekeh melihat kelakuan anak ketiga, beliau mengusak surai putrinya sayang.

"Mas, mau di anterin Papa atau Mas Jevan?"

Nathan meneguk minum nya sampai habis, menatap sekilas ke arah Papa. "Nathan kesana sendiri saja, Pa." Ucapnya berjalan ke arah wastafel cuci piring.

Papa menggeleng tanda tidak mengizinkan.

"Pergi sama Mas atau ndak sama sekali." Tegas Papa, membuat Nathan mau tak mau menurut.

Papa Nathan itu termasuk orang tegas, sekali berucap maka tidak bisa di bantah. Makanya Nathan selalu nurut sama Papa, serem kalo marah Nathan saja sampai takut.

"Iya, sama Mas aja. Jadi nanti tak bantuin bawain barang-barang kamu." Sahut Mas Jevan.

"Hmmm, ya udah tapi jangan ada yang ikut lagi ya biar ndak ribet." Ucap Nathan dan di angguki semua.

🐺🐺🐺

Mobil sedan milik Jevan terparkir apik di depan rumah besar yang akan di tempati Nathan. Di bantu beberapa anak kos lain Jevan mengeluarkan barang-barang milik Nathan dan membawa nya masuk ke kamar no.11 kamar yang akan Nathan tempati.

"Makasih ya, sudah di bantuin maaf jadi ngerepotin." Ujar Jevan begitu sudah selesai.

"Sama-sama Mas, sudah biasa kok, sesama anak kos harus saling bantu." Sahut salah satu dari mereka, tadi Jevan sempat kenalan kalo ndak salah namanya Jay.

"Ini mas nya yang mau ngekos?" Tanya pemuda paling muda di antara mereka. Febrian namanya.

Jevan menggeleng. "Adik saya yang mau ngekos, tapi anak nya lagi mampir di minimarket depan."

Febrian dan yang lain mengangguk, tak lama Nathan datang dengan beberapa bungkus makanan ringan. Dan betapa terkejutnya Nathan saat mendapati Febrian ada di sana.

"Bang Nathan?" Febrian mengusap tengkuknya yang tak gatal.

"Loh, kalian saling kenal?" Tanya Jay.

Febrian mengangguk sedangkan Nathan hanya menampilkan raut wajah yang sulit di artikan.

"Bagus deh, jadi nggak canggung-canggung amat. Oh iya, Nathan semoga betah ya tinggal di sini."

"Insyaallah, betah. Makasih ya Bang, udah dibantuin saya angkat barang." Sahut Nathan tersenyum ramah, senyum yang selama 1 tahun belakangan ini jarang Ia keluarkan.

"Iya sama-sama. Kalo begitu, gue tinggal ya masih ada urusan soalnya." Pamit Jay, di ikuti yang lain.

Kecuali Febrian yang masih setia di tempatnya, pemuda kelahiran februari itu masih tak menyangka akan tinggal satu atap dengan Nathan.

Mr. Ex 》HJW《Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang