This is the story of two people who love each other so much, without any love for themselves
so they burn.
.
.
.
Rokok diputar di tangan, asapnya yang tertiup angin dari jendela terbuka menari-nari di sekitar tubuh pria itu.
Sinar rembulan menerangi ruangan bergaya victorian modern, jatuh tepat di lukisan besar seorang pemuda dengan wajah rupawan yang menatap kamera penuh cinta. Genangan bening tercecer dimana-mana, namun sosok jangkung pria di tengah ruangan itu seakan tidak menyadari.
Dikebaskannya lengan sweater yang menempel di kulit, sebelum menghisap kembali rokok di tangan, padahal cuma beberapa bulan yang lalu ia membenci benda itu habis-habisan. Ironis, sekarang harinya tidak bisa mulai tanpa satu sedotan asap beracun tersebut.
Dowoon pasti kecewa sekali dengannya.
Ah sial, matanya berair terkena asap.
.
.
"Please, please, dont leave me—" I'm worthless without you.
" You'll find someone better." I'm not good enough for you.
"You're the only one for me!" I need you I need you I need you
"Goodbye." You deserve someone better.
.
.
Upacara diadakan megah. Janji ditukar dalam kapel terpencil namun dihias mewah. Cincin emas berlian. Semua orang menyalami kedua mempelai, memberitahukan seberapa cocok mereka bersama dan agar hidup mereka bahagia. Senyuman indah terulas di wajah Dowoon, senyum bahagia yang paling ia suka.
Sayang Shinwon hanya bisa duduk di pojok baris belakang, berharap senyuman itu ditujukan padanya.
.
.
Ring... ring...
"Hello?"
"Shinwonnie... did you love me..?"
"...I did."
"Then... is it okay for me to hope you still do?"
"I'm not gonna answer that."
"Can I see you again?"
"You're so cruel, you know that?"
"....I'm sorry."
Beep... beep... beep... beep...
.
.
Isak tangis masuk lewat telinga kanan, keluar telinga kiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prompts to Pages
RandomIde-ide cerita/AU yang dikumpulkan menjadi satu buku. Warning! Multifandom, BL/GL/NL, 🔞, GS Self-indulgent, akan ada warning di awal chapter kalau isi cerita mengandung konten sensitif Selamat membaca!