Guard You - Briwoon

95 7 0
                                    


dystopian au

.

.

.

This is the end point.

Lagi-lagi Younghyun harus mengingatkan dirinya akan fakta itu. Inilah titik dimana hanya dia satu-satunya manusia yang hidup dan bernafas, di saat seluruh dunia sudah hancur.

3 tahun sudah berlalu sejak sinyal radio terakhir yang berhasil terhubung dengannya, dan bahkan saat itu tidak ada siapapun yang menyapa dari ujung sana.

Beberapa hari lagi akan ada meteor shower menghujani bumi, yang diperkirakan akan meluluhlantakkan 1/3 planet tempat tinggalnya tersebut, membuatnya harus mengatakan selamat tinggal pada seluruh kehidupan di planet ini. Pria Kang itu terkekeh pahit.

Well, itupun kalau memang masih ada yang tersisa.

Yang dimilikinya hanyalah sebuah shelter dan segala isinya, yang sudah ia tinggali bahkan saat masih ada teman-teman ilmuwannya serta beberapa penyintas disini. Beruntung semua teknologi yang ada sudah bisa mensustain kelangsungannya masing-masing, dan kalaupun ada yang rusak, semua itu bisa dihandle oleh Younghyun seorang diri.

Helaan nafas berat terhembus. Sebentar lagi sudah saatnya ia meninggalkan linimasa ini.

Tidak banyak informasi yang didapatkannya, satu-satunya petunjuk penting yang ia dapatkan hanyalah dari seluruh rentetan kejadian yang menyebabkan hancurnya dunia ini, semua memiliki hubungan dengan JYPI, salah satu institusi research sains swasta merangkap universitas yang paling terkenal di Korea Selatan.

Yang sialnya juga merupakan tempat bekerja seorang Kang Younghyun.

Bertahun-tahun pemuda tersebut mencari petunjuk lain, apapun yang bisa membantunya menghindari kiamat umat manusia, namun nihil.

Orang-orang dalam disana pintar sekali menyembunyikan dan memutarbalikkan fakta, dan kenyataannya, pria bermarga Kang tersebut - walaupun sering dielu-elukan sebagai senior engineer jenius dan dikenal oleh hampir semua staff disana - masih tetap termasuk kategori orang luar yang dapat dengan mudah didepak saat sudah tidak diperlukan.

"Tck!"

Satu-satunya manusia di ruangan itu berdecak, raut mukanya mengerut tegang. Sebuah kertas penuh tulisan berantakan di hadapannya sudah lusuh hasil aksi menulis dan menghapus kasar.

Well, dia perlu menuliskan seluruh detail secepat mungkin sebelum lupa.

Rambut pirang sang pemuda yang sudah acak-acakan kembali dicengkeram, seakan itu bisa membantunya mendapatkan informasi baru yang belum ia paparkan di kertas putih.

Inilah rangkuman terakhir penyebab kehancuran dunia, dengan tambahan catatan personal pria Kang tersebut mengenai keberadaan dan hal-hal yang dia lakukan, beberapa poin yang harus diinvestigasi lebih lanjut, juga tindakan yang harus dia hindari untuk meminimalisir korban, baik jiwa maupun materi.

"Jauh lebih baik dari sebelumnya," Mata tajam mengernyit. Informasi yang dia dapatkan di kali ketiganya ini cukup banyak, "But not nearly enough."

Well apa yang bisa dia harapkan dengan beroperasi seorang diri?

Paling tidak ia sudah 1 langkah lebih dekat untuk menyelamatkan umat manusia.

Erangan frustasi dibiarkannya lepas sembari pria itu berdiri. Ini akan menjadi pencarian terakhirnya sebelum kembali. Ia tahu tidak akan ada siapapun lagi diluar sana, tapi demi secuil informasi tambahan ia rela menelan ketakutannya mengarungi kompleks kota mati diluar sana. Jemari yang bergetar tidak dihiraukannya sembari menarik sebuah protective clothing usang untuk dikenakan.

Prompts to PagesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang