Selena mengobrak-abrik lemari pakaian Dylan pada minggu pagi hari, membuat kakaknya mendesah berat.
"Apa, sih, yang kau lakukan?" tanyanya heran.
"Kau, kan, akan kencan hari ini," kata Selena seraya berkacak pinggang. "Jadi pakaianmu harus keren."
"Aku selalu keren setiap hari!" kata Dylan tidak terima.
Selena mendengus. "Tapi kemeja dan kaos tidak cocok untuk kencan pertamamu!"
"Ya ampun, Selena, aku bahkan tidak ingat ini kencanku yang keberapa," ucap Dylan mulai gemas.
"Maksudku, kencan pertamamu dengan cowok!"
Dylan memutar kedua bola matanya bosan.
"Ayolah, aku bisa mengurusnya sendiri," kata Dylan sembari menghentikan adiknya yang mulai mengacak-acak pakaiannya.
"Tidak! Tidak! Tidak!" Selena menggeleng cepat. "Aku akan memastikan jika Jonathan akan bertekluk lutut padamu."
Dylan mengernyit mendengarnya. "Itu sama sekali tidak menentukan!"
"Tapi berpengaruh!"
"Apa kau sebegitu sakit hati padanya?" tanyanya pelan-pelan.
"Sakit hati? Ya!" jawab Selena seraya menganggukkan kepalanya. "Jadi, kau harus ingat perjanjian kita dengan baik."
"Apakah harus sejauh itu?"
"Kenapa? Kau merasa tidak mampu?" Selena menaikkan salah satu alisnya. "Aku tidak menyangka jika kau seorang pe—"
"Oh, shut up! Aku bukan seorang pecundang!" potong Dylan cepat. Dia tidak suka jika seseorang meremehkannya seperti itu, apalagi oleh adiknya sendiri.
"Maka buktikan jika kau memang bisa melakukannya," kata Selena. "Rebut hatinya, lalu patahkan sampai berkeping-keping."
Dylan menatap mata adiknya yang penuh dengan ambisi mengerikan, lantas menghela napas. Dari pengalaman ini, dia sudah tahu betapa tidak enaknya menghadapi gadis yang patah hati.
"Oh ya, jangan lupa pakai parfum ini," Selena menyerahkan botol parfum kecil ke arah kakaknya.
Dylan menatapnya sekilas dengan alis terangkat satu, ragu-ragu mengambilnya. Dengan perlahan dia membuka tutup botol itu dan wangi jeruk yang segar langsung menyentuh indera penciuman nya.
"Untuk apa ini?" tanyanya bingung.
"Ya, untuk kau pakai lah, Bego!" kata Selena sinis.
"Aku sudah punya parfum yang lebih manly dari ini," tolak Dylan seraya menyerahkan botol itu kembali ke tangan adiknya.
"Tidak. Kau tetap harus pakai ini!" kata Selena kekeh.
"Kenapa, sih, memangnya?"
"Karena Jonathan suka wangi jeruk."
"Darimana kau tahu?" tanya Dylan heran.
"Aku menginterogasi temannya ketika dia mampir kemarin," Selena menyeringai keji.
OoOoO
Untuk pertama kalinya Jonathan mengintip lemari Rumi dan berniat meminjam satu set pakaian keren. Untungnya saat ini kakaknya sedang tidak ada di apartemen, jadi dia bisa memilih tanpa harus mendengar berbagai macam pertanyaan dari pria itu.
Jonathan mencari dengan teliti, mulai dari atas sampai bawah, kiri lalu ke kanan, dan telunjuknya kemudian berhenti pada salah satu pakaian kaos berkerah serta berlengan panjang motif bordir geometris di dada sebelah kanan, warnanya abu-abu terang. Dia mengangguk kecil melihat pakaian itu, senyumnya melebar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] I'M NOT STRAIGHT ANYMORE [BL] [LGBT]
Teen FictionOriginal Story By Fandrias94 ========== Cerita ini sempat Hiatus beberapa tahun, sempat saya hapus juga di Wattpad. Karena kebetulan yang ini saya masih punya backup (yg lain bener2 ga ada), mari kita coba lanjut. Ada beberapa revisi juga, ya... Sel...