Chapter 07 -- I'll Make You Fall In Love With Me!

3.6K 341 2
                                    

"Jadi, kau gay?"

Rumi bertanya pada saat sarapan senin pagi hari. Jonathan mendongak lantas menggeleng pelan, "Tidak. aku bukan gay." Dia menyuap telur mata sapinya yang sedikit gosong di pinggir.

Rumi mengernyit mendengarnya. "Lalu, apa maksudmu dengan berpacaran dengan cowok?" tanyanya heran, belum menyentuh sarapannya sama sekali.

Mata Jonathan mengerling, mencoba berpikir. Tadi malam, setelah Dylan menurunkannya di depan apartemen dengan sekantung besar buah apel, Rumi langsung mencercanya panjang lebar tentang kencannya hari itu. Dia menjelaskan, dan membenarkan jika pacarnya adalah cowok. Setelah mengatakan itu, Jonathan langsung mandi dan pergi tidur. Sebenarnya dia sudah ketakutan kakaknya akan marah dan jijik padanya, tapi Rumi diam saja, dan baru bicara lagi ketika sarapan pagi ini.

Dan sekarang hatinya pun masih deg-degan. Dia akan mengusirku! Dia akan mengusirku!

"Jonathan?"

Tersentak. Jonathan menatap Rumi dan kembali berpaling begitu mendapati tatapan tajam milik kakaknya.

"Itu... aku hanya ingin coba-coba saja," katanya, yang sebenarnya kurang yakin. Hatinya tambah kacau sekarang.

"Coba-coba?" Mata Rumi memincing.

Aku salah bicara! Aku salah bicara! Aku salah bicara!

"Kau berpacaran dengan laki-laki hanya untuk coba-coba?" tanya Rumi sekali lagi. "Kau ini tidak waras, ya?"

Wajah Jonathan segera menunduk lebih dalam, tersenyum miris. Salahkan Dylan dengan taruhannya. Dia hanya ingin hidup tenang, dan jika tidak mengikuti arus Dylan malah akan membuatnya semakin repot dengan tingkah gila cowok itu.

"Mungkin," tanggapnya pada akhirnya, tidak tahu harus bicara apa lagi.

"Jadi, ehm—pacarmu juga hanya coba-coba saja?"

Jonathan mengedikan bahunya. Dia tidak mungkin, kan, mengatakan jika Dylan menjadikannya bahan taruhan dengan seseorang. Cowok itu bisa-bisa habis oleh Rumi. Tapi, tunggu dulu! Apa baru saja dia sedang mengkhawatirkan Dylan?

"Katanya, sih, dia bi."

"Tahu kau hanya main-main?"

Jonathan mengangguk.

"Dan dia tidak keberatan?"

Jonathan mengangguk lagi.

Rumi berdecak. "Kelakuan remaja yang otaknya se kosong tong," komentarnya sinis. "Kapan kau membuang isi otakmu, hah, Jonathan?"

"Maafkan aku..."

Kakaknya berdecak lagi. "Dan kapan kau akan mengakhirinya?"

Jonathan terkesiap. Dia tidak memikirkan itu sebelumnya. "Tidak tahu," jawabnya jujur, menggeleng pelan. "Mungkin... nanti."

"Nanti?" Kini Rumi mendengus. "Nanti itu sampai kau jatuh cinta padanya?"

Jonathan tersentak. Itu taruhan Dylan dengan seseorang; membuatnya jatuh cinta padanya. Apakah Jonathan akan membiarkan itu?

"Tentu saja tidak," Jonathan tertawa hambar. "Aku tidak akan mungkin jatuh cinta padanya."

"Dan sekarang otak kosongmu kau buang juga," ucap Rumi tandas dengan nada sarkastis. "Kelakuanmu saja tidak bisa kau atur, apalagi hati!"

Jonathan meneguk ludah.

"Sudah berapa lama kalian berhubungan?"

"Belum sampai dua minggu," jawab Jonathan cepat.

[END] I'M NOT STRAIGHT ANYMORE [BL] [LGBT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang