Chapter #4

686 138 20
                                    

ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT

"Iky membuat Chanel cemburu."

Ucapan Chanel semalam membuat Micky tidak fokus di kelasnya siang ini. Pemuda itu merasa heran, memangnya di dunia anjing ada istilah cemburu? Atau Chanel hanya asal-asalan saja menyebut kata yang tidak dipahaminya itu? Tapi kemudian Micky teringat percakapannya dengan sang ayah tadi malam;

[flashback on]

"Yah, emangnya Chanel tuh umur berapa?"

"Heum, kalo usia manusianya sih sekitar 20 tahunan, seumuran kamu lah, Ky." Jawab ayah.

"Terus Chanel itu kan hasil eksperimen genetik Yah, selain bisa berubah jadi anjing sama manusia, kira-kira bisa apalagi?" Micky masih penasaran.

"Ya dia bisa berpikir dan punya perasaan kaya seorang manusia dong, Ky. Karna hasil eksperimen, maka dia lebih cerdas daripada anjing-anjing lainnya." Ayah menjelaskan, dan Micky pun mengangguk paham.

[flashback off]

Well, berarti sudah cukup jelas bagi Micky, Chanel punya perasaan dan bisa saja dia memang mengerti segala hal yang diucapkannya dalam wujud manusia.

"Bengong mulu, ngerti kaga lu penjelasannya Bu Novi?" Johan menyenggol pundak Micky saat menyadari sahabatnya itu sejak tadi hanya diam dengan pandangan kosong, terlihat memperhatikan dosen padahal tidak mendengar apapun.

"H-hah? Bu Novi jelasin apaan sih?" Micky berkedip bingung, membuat Johan mendengus kesal dan menyodorkan buku catatannya ke meja Micky yang duduk tepat di sebelahnya.

"Noh kisi-kisi buat kuis minggu depan. Belajar ya lu, awas kalo gak belajar. Ntar gue gak dapet contekan." Johan menyengir.

"Sialan."

Tak lama kemudian kelas pun berakhir, dan Micky belum bisa langsung pulang karena ada agenda program HMIK yang harus dibahasnya bersama para pengurus lain. Waktu menunjukkan pukul 14.50, dan rapat masih akan dilaksanakan pukul 16.00 nanti.

"Jo, laper gak?" Tanya Micky pada Johan yang sedang asyik bermain ponselnya sambil merokok. Keduanya kini berada di sudut koridor yang memang sering dijadikan tempat nongkrong bagi mahasiswa atau mahasiswa yang belum mau pulang.

"Lagi gak mood makan sih sbenernya, kenapa? Mau ngantin?" Johan bertanya balik.

"Bosen gue makanan kantin, geprek yok? Yang di seberang FEB." Tawar Micky.

Johan tampak berpikir sejenak, namun akhirnya mengangguk setuju. Kedua pemuda berbeda tinggi itu pun sama-sama bangkit dari posisi duduk mereka dan melangkah ke arah Fakultas Ekonomi Bisnis yang berjarak sekitar 5 menit dari FISIP.

Belum juga kedua pemuda itu memasuki wilayah FEB, langkah keduanya harus terhenti saat seseorang memanggil Micky.

"Iky!"

Micky pun menoleh saat mendengar suara yang dikenalnya betul; suara Cakra.

"Eh, iya kenapa?"

Berbeda dengan Micky yang menaruh perasaan diam-diam pada Cakra dan sering salah tingkah pada pemuda itu, Johan tidak terlalu menyukai Cakra. Entahlah, bagi Johan, Cakra memiliki aura negatif yang terkesan tidak menyenangkan. Johan sebenarnya sudah meminta Micky untuk mencari gebetan lain saja daripada terus mengharapkan Cakra yang entah kapan akan menyadari bahwa Micky menyukainya.

"Nanti kan rapat, tapi gue belom sempet ngabarin list topiknya di grup. Lu tolong kabarin ya? Bilang aja kita mau bahas program lomba debat." Jelas Cakra pada Micky saat keduanya kini sudah berdiri berhadapan.

HELLO CHANEL! || banginho (ongoıng)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang