ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT
"Iky."
"Iya?" Micky mendongak, Cakra sedang berdiri di hadapannya.
"Udah lama di sini?" Tanya Cakra sambil mendudukkan diri di hadapan Micky yang sedang mencari referensi tugas.
"O-oh, enggak sih baru 10 menitan. Lagi nungguin Johan belom nyampe." Jelas Micky sambil berusaha memastikan bahwa penampilannya cukup baik di hadapan Cakra.
"Eum... Btw lu dapet tugas Komunikasi Politik gak dari Pak Eka?" Cakra mulai melancarkan aksinya, hendak mencari contekan tugas.
"Dapet kok, baru aja gue kelarin semalem. Kenapa?" Micky bertanya tanpa curiga sedikitpun. Faktanya, Micky tidak akan protes pada apapun yang Cakra lakukan selama ia bisa terus berinteraksi dengan pemuda itu dalam waktu lama.
"Kebetulan ada yang gue gak paham, boleh liat punya lu?" Pinta Cakra.
"Oh boleh kok! Nih gue bawa." Dengan semangat Micky mengeluarkan bindernya, mencari selembar tugas yang sudah dikerjakannya dengan susah payah tadi malam, tanpa mempedulikan bahwa Cakra hanya akan menyalin seluruh hasil usahanya itu tanpa berpikir sedikitpun.
Cakra tersenyum tipis, namun Micky tidak memperhatikannya karena sedang sibuk mencari lembar tugasnya.
"Lu manis."
"H-hah?" Micky terkejut. "S-siapa?"
"Lu, Micky. Lu manis." Cakra mengulangi ucapannya sambil tersenyum setampan mungkin, senyuman yang sama yang selalu ia gunakan untuk memikat setiap mangsanya.
"Gak ya! Gue ganteng, gak manis." Micky menunduk, kedua pipinya mendadak terasa panas.
"Gue penasaran, kira-kira bibir lu manis juga gak ya?" Cakra melanjutkan aksinya, membuat Micky makin salah tingkah dan menoleh ke sekelilingnya guna memastikan bahwa tidak akan ada yang mendengar pertanyaan frontal Cakra.
"Cakra lu apaan sih? Ngawur anjir, ntar ada yang denger." Micky mempoutkan bibirnya dan menyerahkan lembar tugasnya pada Cakra yang langsung menarik pergelangan tangannya sehingga tubuh Micky pun ikut tertarik, sehingga wajahnya kini berhadapan dengan wajah tampan Cakra dalam jarak dekat.
Ah ya, sekedar informasi, posisi meja yang tengah ditempati Cakra dan Micky saat ini terhalang oleh beberapa rak buku kayu yang tinggi. Dan keadaan perpustakaan pun cukup sepi sehingga Cakra cukup bernyali untuk menggoda Micky secara terang-terangan.
"Boleh nyoba?" Tanya Cakra sambil menatap lekat bibir pink Micky yang kini berada tepat di hadapan kedua maniknya, membuat Micky langsung berusaha meneguk salivanya dengan susah payah.
"J-jangan di sini..." Perlahan Micky pun kembali pada kesadarannya dan mendorong dada bidang Cakra, ia pun kembali menjatuhkan kedua bokongnya di kursi sambil bernafas lega.
"Oh, jadi kalo gak di sini boleh hm?" Cakra masih tersenyum nakal sambil menatap lekat wajah manis Micky, membuat pemuda berambut ungu itu kebingungan harus menatap kemana agar tidak perlu bertemu kedua manik tajam Cakra.
"Ekhem." Cakra dan Micky sama-sama terkejut saat sebuah suara menginterupsi percakapan mereka dengan tiba-tiba.
"Eh Johan, kapan munculnya lu?" Micky berkedip polos saat sahabatnya sudah muncul di sampingnya.
"Baru aja. Mau ke kelas sekarang apa masih mau dengerin Cakra flirting?" Sindir Johan sambil memberi tatapan sinis ke arah Cakra.
"Ck apaan sih, dah yuk masuk. Cakra, gue duluan ya." Micky pun bangkit dari duduknya dan melambaikan tangan pada Cakra, kemudian berjalan beriringan bersama Johan menuju kelas mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO CHANEL! || banginho (ongoıng)
Fanfic"Chanel tidak suka di dalam kandang sendirian, apakah Chanel boleh tidur bersama Iky?" Pinta Chanel. "Eum... Gimana ya..." Micky menggaruk belakang kepalanya dengan bingung. Namun begitu melihat ekspresi wajah tampan Chanel yang sendu dan juga karen...