ENJOY AND DON'T FORGET TO VOMENT
Waktu sudah menunjukkan pukul 17.15, keadaan sekolah sudah sepi dan mulai gelap. Hanya tersisa segelintir siswa dan staf yang masih melakukan beberapa kegiatan tertentu, termasuk Septian yang saat ini masih berada di perpustakaan seorang diri. Septian tadi sudah meminta izin kepada staf yang bertugas di perpustakaan bahwa ia akan berada sedikit lama di perpustakaan untuk mencari materi untuk tugasnya yang sebenarnya sudah diberikan sejak beberapa hari lalu, namun Septian baru ingat untuk mengerjakannya. Untunglah sang staf mengizinkan dan membiarkan kunci ruang perpustakaan tetap tergantung di pintu, nanti Septianlah yang akan mengunci dan mengantarkan kunci tersebut kepada satpam sekolah.
Selain ada Septian yang masih betah di perpustakaan, ada juga para anggota ekskul seni rupa yang baru saja selesai dengan kegiatan ekskul mereka. Eric berjalan santai menyusuri lorong sekolah sembari asyik mendengarkan musik yang mengalun melalui airpods di sepasang telinganya, sementara sebelah tangannya menenteng kotak cat air yang baru saja selesai digunakannya selama ekskul seni rupa. Kedua maniknya memicing saat tak sengaja menangkap bayangan Septian yang tengah berada di perpustakaan, sementara sepasang sepatu pemuda itu berada di rak sepatu yang berada tepat di samping pintu perpustakaan.
Eric sebenarnya ingin segera pulang karena sudah lelah dan lapar, namun mendadak niat isengnya muncul begitu menyaksikan kunci ruang perpustakaan yang masih menggantung di pintu, sementara Septian hanya berada seorang diri saja di dalam ruangan itu. Dengan perlahan Eric pun mendekat dan menutup pintu perpustakaan tersebut, kemudian menguncinya dari luar dan menyembunyikan kunci perpustakaan tersebut di bawah keset yang berada tepat di depan pintu perpustakaan. Selesai dengan aksinya, Eric pun melanjutkan langkahnya menuju parkiran untuk mengambil motor dan segera pulang ke rumah.
*****
Felix baru saja selesai makan malam, pemuda manis itu sudah memiliki agenda akan berkunjung ke rumah Septian dan belajar bersama dengan pemuda tampan yang diam-diam disukainya itu. Begitu selesai mengenakan hoodie putih favoritnya dan memastikan bahwa penampilannya sudah cukup baik, Felix pun segera meraih kunci sepeda motornya dan berpamitan pada sang mama yang sedang asyik menonton sinetron di ruang TV.
"Ma, Felix ke rumah Tian ya, mau nugas. Sebelum jam 23.00 udah pulang, janji." Felix mendekati mamanya dan mengecup kedua pipi wanita paruh baya itu bergantian.
"Loh kok tumben bukan Tian yang ke sini?" Sang mama mengeryit bingung, karena biasanya Septian lebih sering datang berkunjung ke rumah mereka.
"Ih gantian tau, Ma. Masa Tian yang ke sini terus." Felix mempoutkan bibirnya.
"Yaudah, hati2 di jalan ya, jangan ngebut." Sang mama pun mengusap rambut Felix dan mengantarkan anak keduanya itu ke garasi untuk mengambil sepeda motor Scoopynya yang berwarna biru.
"Dadah Mama!" Felix pun melambaikan tangannya sembari menjalankan sepeda motornya keluar dari gerbang rumahnya.
Lokasi rumah Felix berada tidak jauh dari area belakang sekolah yang merupakan tempat parkir kendaraan siswa. Maka begitu pemuda manis itu menjalankan sepeda motornya melewati area tersebut dan menyaksikan sepeda motor Septian masih terparkir di sana, Felix pun segera menghentikan kendaraannya di pinggir jalan.
"Loh, Tian masih di dalem?" Felix bermonolog lirih. Waktu sudah menunjukkan pukul 18.45, untuk apa Septian berada selarut ini di sekolah? Biasanya jika Adzan Maghrib sudah berkumandang pemuda tampan itu pasti akan segera meninggalkan area sekolah.
Felix pun mengeluarkan ponselnya dari saku hoodie dan berusaha menghubungi Septian, anehnya panggilan Felix tidak tersambung, dan chatnya pun hanya menunjukkan status centang 1. Akhirnya Felix pun memutuskan untuk mampir ke sekolahnya lewat gerbang depan, yang artinya ia harus memutari bangunan sekolahnya ini lebih dulu. Begitu tiba, Felix pun meminta izin dari satpam untuk masuk dan menjelaskan bahwa Septian masih ada di dalam.
KAMU SEDANG MEMBACA
HELLO CHANEL! || banginho (ongoıng)
Fanfiction"Chanel tidak suka di dalam kandang sendirian, apakah Chanel boleh tidur bersama Iky?" Pinta Chanel. "Eum... Gimana ya..." Micky menggaruk belakang kepalanya dengan bingung. Namun begitu melihat ekspresi wajah tampan Chanel yang sendu dan juga karen...