IV. JESSIE' MOM.

481 93 5
                                    

Cklek,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Cklek,

Gadis itu menutup pintu kamar pasien, perlahan. Melangkah──berjalan lurus kearah insan yang tengah tergeletak dikasur dengan matanya yang terpejam. Jessie menarik kursi yang berada ditepi kasur, menduduki bokongnya pada kursi.

"Mama ... ayo sadar. Jessie nggak kuat lagi." keluhnya, seraya menenggelamkan wajahnya di lengan sang ibu. Suara gadis itu menggema di kamar ini, karena memang kedap suara. Dan hanya diiringi oleh suara monitor.

Jennifer Kim, nama yang tertera di Headbord kasur disediakan oleh pihak rumah sakit. 

Jennifer sudah satu tahun terbaring di rumah sakit ini, menjalani masa komanya. Kei, ayah dari Jessie sempat menuntut untuk menyudahi pembiayaan rumah sakit ini. Karena terus bertambah mahal, dan membuang uang-uangnya saja. Lagi pula, dia tak membutuhkan mantan istrinya itu.

Tentu saja Jessie cepat membantah tuntutan dari sang Ayah. Seumur hidup gadis itu, dia tak ingin sedarah dan serumah dengan wanita jahat bak turunan ──Elizabeth Bathory── Berkepribadian amat kejam.

Bagaimana bisa, semua ini penyebab dari wanita itu? Dia mencelakakan ibunya, berkali-kali. Dan tak mau mengaku. Padahal di depan Jessie, dia terang-terangan memberi tahu gadis itu perbuatannya kepada ibu kandung Jessie.

Jika Ayahnya mengetahui ini, apa dia akan peduli? Dia 'kan sudah tak mencintai ibunya lagi.









Miris. Jessie hanya bisa meratapi nasibnya, berdoa agar sang Ibu segera pulih dan dapat tersadar dari komanya. Jessie tidak akan membiarkan ibunya mati, diatas kebahagiaan mereka.

Dia yakin. Ibunya bisa cepat pulih.

Ayahnya dan Wanita yang tak pantas disebut 'ibu' itu harus tetap membiayai biaya rumah sakit, sebagai tanggung jawab dari perlakuan mereka berdua. Terhadap ibunya.

Jessie kembali membelai tangan ibunya, menatap sendu. "Mama, aku tadi dipukul lagi sama Papa ... terus Papa bilang, aku harus ngejauhin Caesar. Gara-gara Runa," curahan hati Jessie. Matanya memandangi Ibunya terlelap begitu nyenyak.

"Pasti di alam bawah sadar Mama, enak ya? Jessie pengen ikut,"

Mata anak itu berkaca-kaca, tersenyum miris kearah Ibunya yang masih dalam kondisi koma. Ia beralih memeluk tubuh sang Ibu, menyalurkan rasa rindunya.

Karena akhir-akhir ini Jessie jarang sekali menjenguk Ibunya.

"Mama ... aku boleh nggak sih? Suka sama temennya Jack?" tanya Jessie. Walau dia tahu, nggak ada satupun jawaban atau saran dari sang Ibu. Dia hanya membiarkan sang ibu mengetahui kisahnya, selama dia koma.

Banyak yang bilang, kalau bercerita dengan orang yang sedang koma, dia tak bisa menjawab. Melainkan bisa mendengar.

Contohnya, saat mendengar keluhan tentang Ayahnya tadi, tanpa gadis itu sadari, air mata sang ibu tumpah di pipinya. Walau matanya sedang terpejam.

You Right, Jake Jay✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang