XIV. SAY GOODBYE, JAEYUN SHIM.

453 73 9
                                    

Jessie, gadis itu berlari melewati lorong-lorong sekolah bahkan anak-anak tangga yang berjejer tinggi ke atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessie, gadis itu berlari melewati lorong-lorong sekolah bahkan anak-anak tangga yang berjejer tinggi ke atas. Ini keadaan darurat, mau tak mau gadis itu harus rela beberapa kali jatuh di tangga akibat tersangkut di beberapa anal tangga yang ada disitu. Sampai tujuannya── Rooftop.

Jessie mengatur napasnya gugup, dia harus bisa melakukan ini. Demi keselamatan nyawa orang lain, sebelum bertengkar.

Cklek! BRAK!

Jessie membuka pintu rooftop itu agak keras, sehingga berhasil membuat pintu itu terbuka begitu nyaring. Dia melangkah pada seorang pria yang sudah lebih dulu berdiri di atas antara batasan dinding rooftop. Entah apa yang selanjutnya terjadi jika Jessie tak dapat mendatanginya selama 5 menit. Mungkin tubuhnya terjatuh di bawah?

Langkah gadis itu menjadi cepat, menarik pria itu kearahnya. Padahal selangkah lagi dia dapat terjun ke bawah sana, di penuhi darah segar yang banyak mengalir di sekujur tubuhnya. Tetapi Jessie, menahannya duluan.

"KAMU GILA, HAH?!" jerit Jessie pada Jack.

Pria itu hanya tertunduk sembari tertawa miris kearah Jessie, dia membawa tubuhnya tuk' mendekap tubuh mungil gsdis itu. Memeluknya penuh dengan paksaan, tiada rasa lembut yang dapat gadis itu rasakan. Jack berubah, dia menjadi pria yang kasar sekarang.

Pria itu perlahan melepas dekapannya dengan Jessie dan beralih mencengkram kasar dagu kecil itu, menyatukan bibirnya dengan bibir Jessie penuh paksaan. Dia melumat bibir mungil itu brutal, tiada cinta, hanya napsu semata. Jessie memukuli tubuh Jack── memberontak.

Apa daya? Tenaga Jack lebih kuat dibandingnya. Namun Jessie terlalu lemah lembut untuk di kasari, dia melepas tautannya berakhir pipi sedikit berdaging itu menjadi korban. Tamparan dari Jessie yang melayang di wajahnya itu tak main-main, membuat sudut bibirnya berdarah.

Jack menarik surai panjang itu, "KENAPA JESSIE? KENAPA?! JAWAB AKU." teriaknya di depan wajah gadis itu. Jessie hanya menggeleng pelan sehingga air matanya lolos tanpa ia sadari, yang kini malah makin membuat pria itu tertawa sinis.

"Kamu berubah, Jack ..." ucap Jessie, masih tak menyangka.

"Iya. Aku berubah, kamu tau karena apa? KARENA KAMU!" Jari telunjuk Jack bahkan lancang berada persis di depan wajah Jessie, membuat gadis itu memalingkan pandangannya ke samping. Tak kuasa melihat keberubahan sikap pacarnya.

Kini tangan kekar itu kembali membelai wajah Jessie di bagian pipi, lembut. Amat lembut, yang tak lama kembali mencengkramnya. "Gue sayang sama lo Jessie, tapi kenapa lo main belakang sama Jayendra?" Ungkapnya penuh tekanan, air mata pun lolos dari permukaan matanya temurun ke dagu.

Jack melepas cengkramannya pada pipi Jessie, sehingga tubuh gadis itu terjatuh ke lantai. Kondisinya sudah berantakan sekarang. Surainya berantakan, bajunya lecak, bahkan wajahnya yang sudah basah di banjiri air mata. Semampu Jessie, dia kembali mendongak keatas, melihat pergerakkan pacarnya.

You Right, Jake Jay✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang