I. STEP-SISTER.

1K 124 2
                                    

Jessie melahap bakso yang baru saja ia beli tadi, mengunyahnya perlahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jessie melahap bakso yang baru saja ia beli tadi, mengunyahnya perlahan. Nggak langsung ia telan 'kan? Dirasa-rasa dulu. Soalnya dia jarang banget makan bakso karena ngga sempat, terus uangnya juga kurang. Untung dia dikelilingi orang baik, walau banyak jahatnya. Ditraktir temannya; Zhong Caesar.

Sementara yang meneraktirnya cuma merhatiin dia makan, sambil nompa dagunya pakai tangan. Tangan kirinya dia lipet diatas meja, dibiarin. Ngeliat orang makan jadi ikutan kenyang cowok itu.

"NAPASIH NGELIAT-LIAT? NAKSIR RASAIN!" Jessie nyumpahin. Mata sipit Caesar berkedip, dia mendengus pelan.

"Lo makan udah kayak koala!" ledek Caesar.

Benar aja, Jessie makannya pelan-pelan banget. Nggak rela bakso dimangkuknya habis begitu cepat. Caesar sebenarnya gregetan, pengen jejelin semua bakso itu kedalam mulut temannya. Tapi dia tahan.

Padahal bukan dia yang makan, tapi kok kesal sendiri ya? Mungkin dia kebanyakan bergaul dengan Rendy.

Merasa nggak suka, gadis itu cepat menghabisi bakso dimangkuknya. Berdiri dari kursi dengan mulutnya masih mengunyah, menyerahkan mangkuk itu pada si empu. Si penjual bakso segera mengambilnya, dan mulai mencuci mangkuknya.

Tak!

Jessie kembali menduduki kursi dengan kakinya yang sedikit terhentak. Caesar mau ketawa, tapi nanti dia bisa aja disembur pake air botol punya Jessie. Anak itu menyeramkan. Meski Caesar lebih sering memarahinya perihal mabar satu game. Dan berakhir kalah ...

Alhasil membuatnya mengumpat seribu bahasa.

"Kalau masih mau bilang. Kan bisa dibungkus── Mang satu lagi dibungkus, ya!" teriak Caesar pada si penjual. Padahal Jessie nggak nyuruh dia buat ngebungkusin untuknya. Ah, terserah orang kaya saja!

Terpenting dia bisa makan gratis.

"Omong-omong, adek tiri lo sokap banget anjir. Mana gatel," julid Caesar, mulai ngegibahin adik tirinya Jessie. Caesar berani, karena Jessie juga agak nggak suka sama adik tirinya itu.

Iya, selalu iri sama kakaknya sendiri. Merebut semua yang dipunya kakaknya. Sudah beberapa kali Jessie mengalah, tapi adik tirinya itu masih saja belum puas. Berdoa saja semoga Jack nggak ikut dia inginkan.

"Udah biasa 'kan? Cuekin aja, nanti dia nyerah sendiri." sahut Jessie meladeni kejulidan temannya.

"Ya tetep aja anjir── woi diem ada orangnya." Caesar nyuruh diam.

Parahnya anak itu menghampirinya dengan Jessie, inilah beban yang nggak bisa dihilangin. Caesar mengira-ngira, kalau dia pindah sekolah dan mengajak Jessie untuk ikut ... adik tirinya itu masih mengikutinya nggak ya? Oh sudah pasti.

Si penjual bakso menyerahkan bungkus itu pada Jessie── tapi sudah direnggut oleh adik tirinya.

"Ini pasti buat aku! Makasih kak Caesar~" ucapnya sambil cengengesan.

You Right, Jake Jay✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang