February 2022
Memutuskan sesuatu itu tidak mudah . Dan Jungkook berkutat pada surat perceraian yang tak kunjung di tanda tangani. Rumahnya terlalu sepi , biasanya setiap pagi akan ada tangis Soobin yang menghiasai saat di mulainya hari. Tetapi kali ini Jungkook benar benar merasa hampa .
Beberapa waktu yang lalu Jungkook bertemu kembali dengan isterinya yang kebetulan rumahnya dekat dengan rumah keluarga park. Jadi itu sebabnya Jungkook sempat datang ke rumah Jimin bersama sahabatnya . Selain itu Karena dia tau jika tidak berkepentingan orang luar tidak di ijinkan masuk .
Sejak pertemuan pertamanya dengan jungmin , pria bermata bambi ini tidak bisa untuk sekedar mengistirahatkan matanya . Jungkook melihat dirinya dalam versi jungmin . Seperti hati yang kuat ketika jungmin terus memandangnya dan mengatakan bahwa dirinya tampan . Ini berbeda , dia tetap menyayangi soobin tetapi entah mengapa pada jungmin perasaannya lebih dalam .
Seperti merasakan kerisauan hati yang tak kunjung reda . Jimin yang tidak mengijinkannya untuk dekat dengan anaknya membuat Jungkook hanya bisa meratapi nasibnya. Tetapi bukankah ikatan batin lebih kuat ? Jungkook percaya suatu hari nanti Jimin akan memaafkan dirinya juga jungmin akan memanggilnya appa . Bukan paman.
Segala hal sedang berputar dalam kepala seorang Jungkook . Jika tau seberat ini dia tidak akan memulai langkah yang salah. Jika selama ini hanya Jimin yang ada di pikirannya walau awalnya jungkook hanya merasa bersalah . Tetapi kesadarannya akan cinta yang kuat terlalu terlambat .
Jungkook menerima segala bentuk caci maki dari orang sekitarnya. Ibunya , istrinya bahkan orang yang di cintainya sekalipun . Dia memendam semuanya sendiri , tetapi lama lama hal itu menjadi benalu hingga membuatnya semakin hari semakin terluka.
Tak ayal Jungkook tidak makan , apalagi tidak ada yang mengingatkannya dan memberi perhatian . Kebiasaan lamanya berteman dengan rokok saat stress kembali . Pria ini memiliki beban berat , segala bentuk Masalah yang tidak bisa di urai atau bahkan mencari ujung dari benang yang sudah terlalu kusut .
Lambat laun Jungkook tidak sadar dirinya sedang depresi. Perubahan pola makan , pola tidur semuanya tidak berjalan dengan baik. Dia selalu menyalahkan dirinya akan semua hal . Jimin begini karena dirinya , go young bersedih karena dirinya. Dan ibunya terkesan tidak ingin bicara padanya setelah beberapa hari berlalu .
Satu satunya teman terbaik yang ada di dekatnya hanya seorang Daniel . Walau begitu sulit jungkook tetap bertahan , ada satu teman lagi yang bisa menemaninya melewati stress berlebih. Dan itu adalah rokok . Tidak tau saja berapa kali dalam sehari Jungkook memilih rokok dari pada makan untuk menambah energinya . Semuanya yang ada disekitarnya adala kesakitan yang membuatnya semakin terjerumus .
Jika bukan Daniel yang menolongnya saat itu mungkin Jungkook tidak akan terselamatkan dari pengaruh seseorang di sebuah club yang menawarkannya kokain . Jungkook sudah tergoda. Dia sangat tergoda melakukan itu . Tetapi sahabatnya yang sigap memasang badan . Memberi dia pengertian bahwa itu tidak akan menyelesaikan masalah .
Hari ini , Jungkook terbangun di sebuah brankar rumah sakit . Saat matanya mengedar dia mendapati sosok dokter yang selalu di temui beberapa kali . Tetapi tidak ada keluarga. Tidak ada juga temannya.
"Tuan, Kau pingsan di kantor tadi. Apa yang terjadi ?kau kekurangan begitu banyak cairan".
Penjelasan dari dokter tersebut tidak di dengarnya . Tetapi sebisa mungkin bibir pucatnya mencoba berbicara meski terlalu sulit . "Aku dimana ?".
"Di ruang vvip rumah sakitmu ".
Jungkook Menghela nafas panjang memandangi langit langit kamar. "Berapa lama aku tertidur ?".
KAMU SEDANG MEMBACA
i'am really hurt Mr Jeon✅(Jikook/Vmin)
FanfictionMereka muda, mereka harus mencoba segalanya tapi apa yang terjadi dari hasil perbuatan itu ? Hanya karena terlahir berbeda Jimin merasakan dunianya runtuh. Dia yang tinggal bersama sang kakak terkekang dan merasa tidak bebas. Pada akhirnya sangat m...